FASHION

14 Mei 2020

Dampak Pandemi Covid-19 Pada Jadwal Fashion Show Dunia


Dampak Pandemi Covid-19 Pada Jadwal Fashion Show Dunia

Dunia seakan berhenti berputar di tengah merebaknya pandemi Covid-19 awal tahun ini. Tak pandang bulu, dampak pandemi ini dirasakan seluruh lapisan masyarakat dunia, tak terkecuali para umat mode. Dampak awal mulai terasa mendekati akhir perhelatan pekan mode musim gugur/dingin 2020 silam.

Setidaknya ada dua rumah mode dunia yang merasakan langsung dampak pertama penyebaran Covid-19. Pada tanggal 17 Februari silam, Chanel mengumumkan pembatalan replica show Métiers d’Art miliknya yang seharusnya terhelat pada bulan Mei di Beijing. Lima hari kemudin, pada tanggal 22 Februari, Giorgio Armani memutuskan untuk membatalkan kehadiran para tamu-tamunya dan mengajak mereka untuk menikmati show lewat siaran live stream.

Menyusul pengumuman WHO yang mendeklarasikan Covid-19 sebagai sebuah pandemi, sejumlah rumah mode dunia pun berlomba mengumumkan pembatalan show musim resor 2021 mendatang. Pada tanggal 2 Maret, Gucci mengumumkan pembatalan show miliknya yang dijadwalkan untuk dihelat pada tanggal 18 Mei mendatang di San Francisco, Amerika Serikat.

Helatan show Gucci untuk musim gugur/dingin 2020.

Keputusan serupa turut diambil Chanel dan Dior pada tanggal 16 Maret lalu. Kedua rumah mode asal Prancis tersebut membatalkan show milik masing-masing yang seharusnya terhelat di Italia—Chanel di Capri, sementara Dior di Lecce, Puglia.  Tak hanya mereka, sederet jadwal show lainnya turut terkena dampak, meliputi show Prada di Jepang, Max Mara di St. Petersburg, Rusia, Hermès di London, dan Armani di Dubai.

Helatan show Dior untuk musim gugur/dingin 2020.

Periode waktu pandemi yang masih dipertanyaakan membuat sejumlah pihak memikirkan kembali masa depan pekan mode internasional. Walau pekan mode adibusana ditiadakan dan pekan mode busana laki-laki diundur ke bulan September, banyak pihak berspekulasi bahwa pekan mode busana perempuan akan tetap terhelat pada bulan September mendatang, meski dalam format yang belum diketahui.

Ketidakpastian ini turut mendorong sejumlah pihak untuk menjajal cara baru. Salah satunya, Saint Laurent. Pada tanggal 27 April silam, Anthony Vaccarello sang direktur artistik dan Francesca Bellettini selaku CEO mengumumkan bahwa rumah mode asal Prancis tersebut akan mundur dari kalender pekan mode Paris, setidaknya untuk tahun 2020 ini. Lewat sebuah wawancara dengan WWD, Vaccarello mengungkapkan keinginannya untuk mempresentasikan sebuah koleksi yang sudah siap ia presentasikan.

Anthony Vaccarello.

 Keduanya turut menyoroti pentingnya membangun brand dan memperlambat siklus fashion. “It’s not a complete change season after season. Semuanya dapat dipadu-padankan dengan musim sebelumnya,” ujar Vaccarello. “It’s always about the attitude of the same woman or man. Pada show, Anda dapat benar-benar melihat benda-benda dari musim sebelumnya. Banyak image pieces yang akan tetap ada, karena ini bukanlah saatnya untuk menjadi membosankan. Inilah saatnya untuk menjadi lebih kreatif.”

Naomi Campbell pada helatan show Saint Laurent untuk musim semi/panas 2020.

Gagasan untuk memperlambat siklus fashion pun turut dipelopori berbagai pihak, di mana di antaranya mulai dipertimbangkan dan diuji coba. Sebut saja sederet desainer seperti Donatella Versace, Rick Owens, dan Giorgio Armani yang mengajak para desainer dan rumah mode lainnya untuk memperkecil koleksi berbasis tren dan memperbanyak koleksi season-less tiap tahunnya. “There is definitely too much offer versus real need,” ujar Armani kepada WWD. Desainer kelahiran Italia tersebut turut mengungkap bahwa dirinya tengah meramu formula yang tepat menyoal jadwal show yang dapat mendukung konsep slow-paced fashion. “Kebutuhan dan ekspektasi klien kami harus lah menjadi penggerak jadwal tersebut,” ujar Armani.

Giorgio Armani pada helatan show tanpa tamu miliknya untuk musim gugur/dingin 2020.

Coed show, atau live-stream show dapat turut menjadi alternatif bagi para desainer. Pekan mode London misalnya, telah mengumumkan akan tetap mengadakan helatan akbarnya secara digital dan menggabungkan koleksi busana perempuan dan laki-laki pada bulan Juni mendatang.

Dries Van Noten

Pergeseran pekan mode dan jadwal show tentunya membawa dampak. Sejumlah desainer dan retailer, yang dipimpin oleh Dries Van Noten, tengah mengajukan proposal untuk memikirkan kembali jadwal pengiriman koleksi ke butik dan musim diskon.

ewat sebuah surat terbuka dan sebuah forum bersama Zoom, mereka berhasil mendorong dunia mode untuk memikirkan kembali kalender tradisionalnya, menyoroti isu terpenting dalam sektor ini: waktu pengiriman koleksi yang selaras dengan musim sebenarnya dan pengunduran periode musim diskon ke bulan Januari dan Juli.

Adapun nama-nama yang turut serta dalam penandatanganan surat terbuka tersebut meliputi sejumlah pelaku industri, baik kecil maupun besar, seperti Marine Serre, Tory Burch, Gabriela Hearst, Thom Browne dan Burberry, hingga sejumlah retailer seperti Selfridges, Nordstrom, Lane Crawford, dan MyTheresa.