15 November 2019
Intip Isi Lemari: Chris Bunjamin

“Bagi kebanyakan orang, fashion dipergunakan untuk menyenangkan hati orang lain,” ujar Chris Bunjamin membuka percakapan, “tapi bagi saya, fashion harus nyaman.” Itulah mengapa istilah fashion hurts tidak beresonansi dengan fotografer satu ini. “I don’t give a damn about showing off to people. I wear clothes that are comfortable and clothes that inspire me,” pungkasnya.

Dahulu, Chris mengaku lebih banyak memperhatikan apa yang akan ia kenakan. Kini, ritual berpakaiannya di pagi hari telah sedikit berubah. “Sekarang, saya hanya memakai apa yang ada di depan mata saja,” ungkapnya sambil diikuti dengan gelak tawa. Baju-baju bersiluet minimalis dalam palet warna basic menjadi pilihannya.

Perubahan serupa juga terjadi pada proses mengambil keputusan kala berbelanja. “Dahulu, apabila saya melihat sesuatu yang saya suka, saya akan segera membelinya ketika saya bisa,” kenang Chris.
Ia memang bukan tipe orang yang suka berpikir lama atau menunggu musim sale datang ketika berbelanja. Ia tahu pasti, dan dengan segera, apa yang ia sukai. “Sekarang, saya lebih mengarahkan apapun yang saya beli—baik baju atau apapun—agar lebih sustain. Kini, saya berpikir lebih secara jangka panjang,” ujar pengagum Yohji Yamamoto ini.
Tas model tote Comme des Garçons; tali panjang Issey Miyake. Koleksi jam tangan: Patek Philippe, Rolex, dan G-Shock.
Selain Yohji Yamamoto, ada sederet desainer lain yang dikagumi olehnya. “Saya juga menyukai Rei Kawakubo, Chitose Abe, Miyahara Yasuhiro, Jun Takahashi, dan Hiroshi Fujiwara.” Mayoritas menyebut nama-nama desainer Jepang, Chris mengaku menyukai rancangan mereka yang sederhana, berciri khas kuat, dan yang terpenting, sustainable.

“Saya tidak masalah mengeluarkan uang banyak, misalnya untuk membeli produk Yohji Yamamoto yang masih akan saya pakai di usia 60 tahun nanti,” ujarnya.
Untuk urusan berbelanja, Chris memiliki beberapa destinasi andalan. “Saya suka berbelanja di Escalier dan Canaan. Kedua toko itu milik istri saya, tetapi saya banyak berbelanja di sana bahkan ketika ia belum menjadi istri saya,” ujarnya sambil tertawa.
Koleksi kacamata: Enki, Acne Studios, dan Celine Koleksi karya seni: Eddie Hara dan Eko Nugroho
Di luar negeri, Chris mengaku begitu mencintai Tokyo. “Saya suka mencari-cari toko vintage di Tokyo, menemukan produk-produk Yohji Yamamoto vintage,” tutupnya.
(Photo: DOC. ELLE Indonesia; photography GILBIAN MATIE styling GISELA GABRIELLA)