13 Mei 2020
Intip Isi Lemari: Samantha Wijaya
Samantha Wijaya sangat menggemari segala hal yang berbau era 70’an. High waisted skirt, bell bottom jeans sampai platform boots hampir semuanya dapat ditemukan dalam lemarinya. Rancangan Alessandro Michelle untuk Gucci pun diakui sebagai favoritnya saat ini. “Saya jatuh cinta pada kampanye Gucci yang kental akan nuansa 70’an. Sangat sinematik dan berhasil membuat saya terobsesi. Ingin rasanya menjadi seperti mereka” ungkap perempuan bertubuh mungil tersebut. Siluet feminin dari Miu Miu juga tak tertinggal menjadi salah satu must have item dalam koleksinya.
Hari-harinya diisi dengan kesibukan sebagai co-founder dari brand kosmetik Rose All Day sembari mengurusi kedua putrinya yang masih sangat belia. Aktivitasnya kerap ditemani oleh deret denim kesayangan yang ia padukan bersama vintage t-shirt yang di dapatnya dari Reformation di Los Angeles. Tak hanya dengan denim, terkadang busana vintage yang berhasil di akuisisinya dipadukan bersama statement pieces seperti jaket kulit aksen bordir dari Gucci atau celana bercorak luar angkasa dari Dolce & Gabbana untuk tampilan yang lebih distingtif.
Dalam departemen aksesori, deret koleksi Gucci dari musim ke musim menggelitik saya untuk menelisik lebih dalam. Tas berbentuk bola basket beraksen stud yang pertama kali diperkenalkan pada pagelaran cruise 2019 silam sampai kalung mutiara berukuran besar dengan bandul logo GG berbalut batu multiwarna. Pernyataan gaya juga seringkali ia tampilkan melalui alas kaki. Sandal berhak tinggi dengan aksen kupu-kupu dari Sophia Webster serta sneaker berhiaskan grafiti dengan efek pudar untuk opsi gaya sehari-hari.
Gaya berlapis dan busana bersiluet chunky menjadi andalannya saat bepergian sehingga tak heran jika Hokkaido menempati urutan pertama dalam daftar destinasi favoritnya. “Hokkaido saat musim dingin berhasil mencuri hati saya. Tak hanya dapat bereksperimen dengan busana musim dingin, saya pun dapat melakukan hobi snowboarding saya. Setiap tahun selalu dinanti momen berlibur ke sana” ucapnya menutup pembicaraan.
Photography WIRA DHAMMA.