16 Oktober 2025
Mary Katrantzou dan Géraldine Guyot Menghidupkan Kembali Serpenti Melalui Serpenti in Conversation
PHOTOGRAPHY BY BVLGARI

Text by Rumaishah Farisi
Bvlgari selalu punya cara unik untuk membuat warisan terasa hidup. Rumah mode asal Roma ini, tumbuh dengan semangat yang berani dan imajinasi yang tak pernah berhenti bergerak. Di bawah arahan Mary Katrantzou—Direktur Kreatif Produk Kulit dan Aksesori Bvlgari—energi itu kini dituangkan dalam proyek Serpenti in Conversation, sebuah wadah kolaboratif yang mengundang desainer pilihan untuk melihat kembali ikon Serpenti dengan sudut pandang yang lebih baru.
Katrantzou memulai bab ini bersama Géraldine Guyot, Founder sekaligus Direktur Kreatif DESTREE, sebuah label mode asal Paris yang dikenal lewat bentuk-bentuk tegas dan garis arsitekturalnya. Pertemuan keduanya terasa alami. “Saya sudah lama mengagumi Géraldine,” ujar Katrantzou. “Ia punya kepekaan yang kuat terhadap bentuk dan cara berpikir yang selaras dengan semangat Bvlgari.”
Guyot langsung merasakan hubungan yang akrab dengan visi Katrantzou. “Saya jarang berkolaborasi karena saya ingin momen seperti ini terasa istimewa,” katanya. “Saya tumbuh dengan mengenal Bvlgari sejak kecil. Ibu saya memiliki beberapa perhiasannya dan sejak itu saya mengagumi keberaniannya bermain dengan bentuk dan warna.”
Karya yang mereka hasilkan berpusat pada Serpentine Top-Handle Bag, siluet yang pertama kali dikembangkan Katrantzou pada 2021. Bentuknya mengikuti garis tubuh ular, simbol transformasi yang menjadi jantung DNA Bvlgari. Guyot memperkaya desain itu dengan teknik passementerie, detail pilinan tali yang menjadi ciri khas DESTREE. Di workshop Bvlgari, detail ini diwujudkan lewat logam berlekuk menggunakan teknik electroforming. Struktur metalik itu tampak berisi, tetapi terasa ringan saat digenggam.
Material nubuck leather dan satin dengan tekstur yang lembut dipilih untuk menjadi bahan dari tas ini, memberikan tampilan tas yang elegan, melengkapi keanggunan yang dihasilkan dari handle tas tersebut. Serpenti tidak hadir secara literal, tetapi terasa di setiap bentuk dan alur desainnya. Dalam karya ini, keanggunan muncul dari keseimbangan antara kekuatan dan kelembutan.
Kolaborasi mereka berjalan seperti percakapan panjang yang alami. Dua perempuan yang memahami bagaimana aksesori dapat membangun rasa percaya diri. “Kami memiliki pemahaman yang sama,” ujar Katrantzou. “Tas bukan sekadar pelengkap, tetapi sesuatu yang menyimpan perasaan.” Guyot menambahkan, “Setiap keputusan kami dasarkan pada intuisi dan kegunaan. Kami berbicara dengan cara yang sederhana dan terbuka.”
Proses kreatif ini juga membawa Guyot menelusuri arsip Bvlgari. Ia menemukan keberanian dalam setiap desain lama yang ia lihat. “Saya tidak ingin meniru masa lalu,” katanya, “saya ingin menangkap semangatnya dan menerjemahkannya untuk hari ini.” Katrantzou menyebut hasil kolaborasi ini sebagai bentuk future archive, karya yang akan menjadi bagian dari sejarah Bvlgari berikutnya.
Katrantzou membawa kedalaman cerita dan simbol yang melekat pada tradisi Romawi, sementara Guyot menambahkan kejernihan visual khas Paris. Keduanya menciptakan sesuatu yang lembut dan kuat dalam waktu yang bersamaan. “Kami bekerja dalam ritme yang sama,” ujar Guyot. “Saya merasa kami benar-benar memahami satu sama lain.”
Katrantzou kemudian menutup dengan kalimat sederhana, “Desain ini mencerminkan Géraldine, dan sekaligus mencerminkan Bvlgari.”
Melalui Serpenti in Conversation, Bvlgari memperlihatkan bagaimana sebuah ikon bisa tumbuh bersama generasi baru yang menghargai keindahan dengan cara berbeda. Di tangan dua perempuan ini, Serpenti terasa hidup kembali, seperti simbol yang selalu tahu caranya beradaptasi dengan waktu.

Manifestasi Modernitas Desain Matthieu Blazy untuk Semesta Mode Chanel Koleksi Musim Semi/Panas 2026