LIFE

2 Mei 2023

Alyssa Daguisé Meneguhkan Mimpi dan Kecintaan pada Dunia Mode


PHOTOGRAPHY BY Raditya Bramantya

Alyssa Daguisé Meneguhkan Mimpi dan Kecintaan pada Dunia Mode

fashion editor Ismelya Muntu; fashion Peggy Hartanto, RODO (tas); makeup & hair The Studio Como; Venue Organizer My Lake Como Weddings

Sebagai jurnalis dan kadang penulis, bisa diduga, saya berkesempatan mewawancarai sejumlah figur publik dan aktor-aktris tenar pada masanya. Namun lebih dari sekadar soal kekaguman, menulis banyak hal dari para bintang membawa saya pada memoar perjalanan kisah manusia yang menyuguhkan ragam perspektif baru dalam dunia kebintangan. Dan menariknya, kehadiran industri 4.0 membawa ruang baru bagi kehadiran ‘selebriti internet’ yang mulai menunjukkan paradigma baru dalam budaya selebriti dimana popularitas bisa dicapai oleh siapa pun dalam lanskap internet.

Barangkali kita ingat kemunculan situs-situs internet sejak pertengahan 1990 yang kemudian masuk periode 2010 ketika percakapan di ranah internet mulai memunculkan beragam sebutan seperti influencer, selebgram, Youtuber, selebriti internet, dan lainnya. Popularitas platform media sosial, terutama yang berbasis foto dan video, memberikan kesempatan bagi kemunculan selebriti baru yang jumlahnya kian tak terhitung dan secara perlahan mulai menggeser posisi selebriti ‘konvensional’ yang dulu populer di media massa. Seiring akselerasi kepopuleran figur-figur yang berkiprah di jagat internet, Alyssa Daguisé muncul sebagai salah satu nama yang menunjukkan kekuatan di platform media sosial.

Gaun: MSGM, Tas & Spatu, RODO.

Alyssa Daguisé adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Ayah Alyssa orang Prancis dan ibunya asli Indonesia. Alyssa hobi traveling, kegemaran yang ia dapatkan dari ayahnya, seorang pebisnis perhotelan yang sudah 30 tahun berkarier di Indonesia. “Belum lama ini saya mengunjungi Zermatt, Switzerland saat liburan musim dingin yang kemudian menjadi salah satu destinasi favorit saya. Saya ingat sejak kecil, setiap saya libur sekolah, kami sekeluarga sering kali pergi bepergian ke berbagai destinasi. I love discovering new places and their culture! Yang seru adalah hobi traveling ternyata memengaruhi bagaimana saya memandang dan menilai sesuatu, seperti memberi perspektif baru dengan mempelajari kehidupan dan kebudayaan negara lain. Dengan bertemu orang-orang baru, berkenalan dengan budaya baru, dan berkesempatan mengalami hal-hal baru, semua itu rasanya jadi semakin meningkatkan kesadaran diri saya agar selalu punya pikiran yang terbuka dan memiliki rasa empati yang tinggi terhadap orang lain,” cerita Alyssa. Sedangkan dari sang ibu, Alyssa memiliki kecintaan yang begitu besar pada dunia mode. “Dulu waktu kecil saya gemar mencoba baju-baju milik ibu dan senang mengombinasikan berbagai busana. I had so much fun trying on her gowns and high-heels, I fell more and more in love with fashion overtime!” ujarnya.

Alyssa punya minat yang begitu besar pada dunia mode, namun kendati demikian, perempuan kelahiran 1998 ini mengawali perjalanan akademisnya di bidang kedokteran. Ketika menempuh pendidikan SMA di sebuah sekolah Prancis di Jakarta, Alyssa menemukan ketertarikan pada sains dan ilmu pengetahuan. Ia pun kerap memperoleh nilai akademis yang selalu tinggi sehingga memutuskan untuk melanjutkan pendidikan kedokteran dan berhasil diterima menjadi mahasiswa di Université René Descartes di Paris, Prancis. Di tahun kedua kuliah, Alyssa memilih spesialis kedokteran gigi.
Masa-masa kuliah yang dilakoninya dengan suka cita rupanya tak bisa menepis kecintaan Alyssa pada dunia mode. Setelah dua tahun menjalani kuliah, Alyssa memutuskan untuk meninggalkan kuliah kedokteran gigi lalu memilih pindah studi Fashion Business di Mod’Art International Paris, Prancis. “Barangkali ini bukan soal bisa atau tidak bisa, melainkan lebih tentang saya tidak terlalu bahagia menjalani kuliah kedokteran gigi karena memang saya cenderung lebih menyenangi perihal mode dan tentu ingin menguliknya lebih jauh. Saya merasa lega sekaligus senang bisa memilih jalan hidup sendiri untuk melakukan apa yang memang saya senangi. Dan rasanya ini menjadi keputusan terbaik yang pernah saya buat sepanjang hidup saya,” ungkap Alyssa yang telah menyelesaikan studinya pada September 2021 silam.

Atasan, MSGM. Tas, RODO.

Alyssa Daguisé tak hanya berasyik-asyik dengan dunia mode, tapi juga meningkatkan produktivitas dengan menggeluti pengetahuan perihal mode. Kini ia hidup dalam kesenangan tersendiri karena mampu menjalani hobi sekaligus juga menjadi salah satu bidang pekerjaan yang ditekuninya. “Dunia mode punya arti yang besar buat saya. Bukan semata-mata tentang keharusan untuk mengikuti tren terkini dan paksaan untuk memakai barang ini dan itu. For me, fashion is very personal. Sebuah cara untuk mengekspresikan diri, mengeksplorasi kreativitas, dan menjelajahi sisi-sisi lain dari kepribadian. Dan yang paling penting, fashion is fun! Namun pada satu titik, mode juga dipahami sebagai pembentukan karakter dan kepribadian seseorang. Melalui sebuah pakaian, fashion seperti membuka jalan bagi banyak orang untuk mengenali diri mereka sendiri, termasuk saya. Setiap orang memiliki pengalaman dan pemahaman yang berbeda-beda tentang mode sehingga mode itu sendiri menjadi sesuatu yang amat personal. Dunia mode juga memunculkan kreativitas tanpa batas dan keliaran dalam imajinasi yang pada akhirnya membuat fashion begitu menarik untuk digeluti. There’s just something about fashion that keeps me hooked. Sebab itu saya memilih untuk memelajari lebih dalam soal fashion dengan mengambil kuliah Fashion Management,” ungkap Alyssa.
 
Kecintaannya pada mode turut dituangkan dalam sebentuk visi untuk meluncurkan sebuah brand fashion sendiri yang telah dipersiapkan Alyssa selama dua tahun terakhir. “Saya sedang mempersiapkan segala sesuatunya, rasanya antuasias sekali! Mudah-mudahan akhir tahun 2023 brand ini bisa segera dirilis,” ujarnya.

Atasan crop & rok, Peggy Hartanto. Tas, RODO.

Demi mempersenjatai diri untuk meraih kesuksesan di berbagai bidang, Alyssa Daguisé turut menata eksistensi di dunia digital dan media sosial. Melalui akun media sosialnya @alyssadaguise ia kerap membagikan sejumlah foto dan video yang memuat inspirasi padu-padan pakaian sebagai bukti minat tingginya pada dunia mode. “Saya rasa penting untuk mengelola keberadaan kita di dunia digital. Apalagi sudah terbukti, teknologi digital dan media sosial membuat kita mampu melakukan apa pun, termasuk yang dulunya terasa mustahil. Tentu kita masih ingat ketika zaman pandemi kita bekerja dan belajar di rumah, segala sesuatunya bisa terjadi karena akses internet. Berkenalan dan berjejaring dengan banyak orang kini bisa dilakukan hanya dari handphone kita masing-masing. Saya menyadari kekuatan yang luar biasa masif dari kecanggihan teknologi dan memilih menggunakannya untuk menjaga identitas diri, menekuni bisnis, dan menciptakan awareness yang berdampak positif,” ungkap Alyssa.

Atasan & rok, MSGM. Tas, RODO.

Teknologi digital dan kepopuleran media sosial menjadi lokasi bagi penciptaan konten-konten yang bersifat personal, termasuk di antaranya konten-konten fashion, sebagaimana yang ditekuni oleh Alyssa Daguisé. Ketenaran seseorang di ruang internet berkaitan erat dengan arsitektur layanan media sosial yakni berupa fitur likes dan follow. Dua fitur yang menjadi jangkar utama untuk menilai popularitas seseorang. Seseorang yang memiliki jumlah follower lebih banyak akan mendapatkan perhatian yang juga lebih banyak. Tak hanya digemari dan disukai khalayak, bahkan kerap kali ‘selebriti internet’ dijadikan sebagai acuan dan panutan oleh banyak orang. Sebagai seorang selebriti internet dan fashion influencer, bagaimana Alyssa menanggapi situasi ini? “Barangkali bukan sesuatu yang terlalu berat tapi memang cukup terasa ‘tekanan’ yang muncul. Seperti ada tanggung jawab pada apa yang saya bagikan di media sosial. Namun ketahuilah bahwa di media sosial, orang hanya memperlihatkan apa yang ingin diperlihatkan. Buat saya, apa yang ada di media sosial saya tidak serta-merta mencerminkan kehidupan saya yang seutuhnya karena ada hal-hal yang tidak terlihat oleh mata publik. Memang bukan hanya batas-batas privasi yang jadi mengabur, tapi juga kejelasan di antara ekspektasi dan realitas ikut memudar. Tentu saya bersyukur atas apresiasi yang diberikan publik, I am so grateful for the people who love what I do and who look up to me, tapi saya juga berharap orang-orang bisa memahami bahwa mereka yang punya banyak followers pasti juga mengalami hari-hari yang berat. Tak terkecuali dengan saya yang kerap kali dianggap punya hidup yang selalu senang dan serba mudah. Padahal orang lain tak pernah melihat sisi lain hidup saya yang isinya kerja keras, kadang kecewa dan putus asa, dan sering kali harus berusaha sekuat tenaga untuk mewujudkan cita-cita,” ujar Alyssa.