LIFE

20 Juli 2018

Nurhayati Subakat: Nilai Kecantikan Lokal Di Balik Wardah


Nurhayati Subakat: Nilai Kecantikan Lokal Di Balik Wardah

Melalui produk kecantikan Wardah, Nurhayati Subakat menyebarkan nilai-nilai kebaikan sarat inspirasi serta mencintai negeri melalui kerja dan karya yang membanggakan bangsa.

Nurhayati Subakat menjadi perempuan pengusaha inspiratif melalui kepopuleran beragam merek kecantikan lansirannya, salah satunya Wardah. Tahun 2017, Ritel Audit Nielsen melansir data, di mana produk makeup Wardah berada di peringkat pertama dalam tingkat kepuasan konsumen. Diikuti produk moisturizer Wardah di peringkat kedua serta peringkat ketiga untuk produk cleanser.

Perempuan kelahiran Padang Panjang, 27 Juli 1950 ini mendirikan PT. Paragon Technology and Innovation (PTI) tahun 1985, dan berkembang pesat sebagai salah satu perusahaan manufaktur kosmetik lokal terbesar di Indonesia. Di bawah perusahaan ini, tercipta sejumlah brand kecantikan, seperti Wardah, Make Over, Emina, dan Putri. Dengan pertumbuhan industri kecantikan dan keberhasilannya menguasai pasar, kini PTI telah memiliki lebih dari 10.000 karyawan dan memproduksi lebih dari 135 juta produk personal care, serta makeup setiap tahunnya.

PTI telah memiliki enam area pabrik berdiri di lahan seluas 16 hektar di Kawasan Industri Jatake Tangerang yang dilengkapi Research and Development Center, Production Center, dan National Distribution Center. Tahun 2016, Nurhayati kemudian mendirikan perusahaan logistik PT. Parama Global Inspira yang fokus menangani pendistribusian produk ke konsumen. Hingga akhir tahun 2017, produk-produk Paragon Technology and Innovation telah tersebar di 22.000 outlet serta 32 pusat distribusi di seluruh Indonesia dan 1 di Malaysia.

elle indonesia - nurhayati subakat wardah - styling ismelya muntu - photography zaky akbar - writer rianty rusmalia

Anda tak senang merias wajah dan sesungguhnya tidak punya passion di bidang kecantikan. Apa yang meyakinkan Anda untuk mendirikan perusahaan ini?
“Ya, saya tidak senang dandan. Namun karena saya bergelut di bidang penelitian dan pengembangan, maka saya harus mencoba apa yang dikembangkan bagian penelitian Paragon Technology and Innovation. Akhirnya lama-lama saya terbiasa merias wajah. Jika ke luar rumah, saya mulai rutin memakai foundationcompact powder, lipstik, dan pensil alis. Latar belakang pendidikan farmasi serta pengalaman sebagai apoteker yang membuat saya yakin mendirikan bisnis kecantikan. Kedua orangtua saya adalah pedagang. Mereka kerap menganjurkan agar saya kelak mandiri dan tidak harus bekerja kantoran demi punya penghasilan. Saya kuliah farmasi pun atas saran mereka. Katanya, supaya saya bisa menjadi apoteker dan mendirikan apotik.

Karena pernah kuliah farmasi, saya punya pengetahuan dan paham apa saja bahan-bahan berkualitas yang aman dan diperlukan ketika meracik suatu produk kecantikan. Sejak detik itu sampai hari ini, misi saya selalu sama. Menciptakan produk berkualitas dengan harga terjangkau. Tahun 1985, produk pertama yang dibuat yakni untuk salon kecantikan, dengan merek Putri. Harga yang relatif murah dan cocok dipakai oleh perempuan Indonesia, tidak sampai satu tahun produk ini menjadi sangat laris. Lima tahun bekerja di perusahaan orang lain, saya memutuskan resign. Saya memilih fokus berwirausaha.”

Setelah produk Putri, lalu Anda menciptakan Wardah?
“Iya, tahun 1995 baru lah saya bikin Wardah. Saat itu belum terlalu banyak label kosmetik lokal. Mengapa Wardah? Saya sebagai muslim tergerak hatinya untuk menciptakan produk kecantikan yang tidak diuji coba pada hewan dan tidak menggunakan bahan-bahan yang dilarang dalam agama Islam. Kita tahu, tidak sedikit perempuan yang beribadah dengan riasan di wajahnya. Produk pertama Wardah adalah compact powder, lipstik, kemudian disusul dengan face cleanser. Wardah sendiri dalam Bahasa Arab berarti ‘bunga mawar’. Karena konsepnya halal, maka kiblatnya ke Arab. Saya cari nama- nama dalam Bahasa Arab yang bermakna cantik, mudah diucapkan, dan gampang diingat.”

Perempuan seperti apa yang hendak diciptakan melalui brand Wardah?
“Ketika memilih brand ambassador, kita memilih perempuan yang cerdas, santun, dan berperilaku baik. Misalnya Raline Shah, ia aktif menggerakkan kegiatan sosialnya melalui Rumah Singgah. Lalu ada Mesty Ariotedjo yang konsisten menyebarkan nilai-nilai kebaikan pada sesama. Begitu pun citra positif yang ada pada diri Dewi Sandra. Perempuan Wardah punya kesamaan visi, yakni menjadi perempuan inspiratif yang berkomitmen berbagi banyak kebaikan dan cinta untuk sekitarnya. Produk kami memang untuk mempercantik fisik dan penampilan luar. Namun, kami perempuan, sejatinya tidak melulu dikaitkan pada konsep kecantikan fisik. Perempuan juga harus pintar, menjunjung nilai-nilai kemanusiaan, dan hidup dalam konsep kebaikan. Ini yang kami sebut dengan ‘Cantik dari Hati’.”

Sebagai pelaku bisnis, Anda mengusung nilai- nilai kebaikan. Apakah artinya perusahaan ini juga menyalurkan dana dalam hal perkembangan masyarakat luas?
“Ada empat pilar dalam hal penyaluran dana ‘corporate social responsibility’. Untuk kesehatan, kami bekerja sama dengan Yayasan Kanker Indonesia, Yayasan Kanker Payudara Indonesia, WeCare.id, yayasan Pita Kuning, Komunitas Taufan, Rumah Harapan Indonesia, dan Syamsi Dhuha Foundation. Dalam isu lingkungan, kami bekerja sama dengan Waterhouse Project, waste4change, dan berbagai komunitas lainnya. Pada bidang pendidikan, kami berkolaborasi dengan jaringan Semua Murid Semua Guru, Yayasan Indonesia Mengajar, program pelatihan guru Wardah Inspiring Teacher dan Leadership Program ‘Good Leader Good Teacher’. Selain itu, kami juga menyediakan beasiswa bagi mahasiswa di Institut Teknologi Bandung, Institut Pertanian Bogor, Universitas Padjadjaran, dan Universitas Gajah Mada. PTI juga mendukung pemberdayaan perempuan melalui kerja sama dengan lembaga organisasi Aisyah Muhammadiyah, muslimat Nahdlatul Ulama, IPEMI, dan ESQ. Kami juga turut menjalin relasi dengan Rumah Zakat, Aksi Cepat Tanggap (ACT), Dompet Dhuafa, dan Yayasan Panti Asuhan Jakarta.”

Wardah menjadi brand kecantikan yang mengusung konsep halal. Apa sesungguhnya definisi ‘halal’ yang digaungkan Wardah?
“Halal dalam hal konten yang dianjurkan dan sesuai rekomendasi Badan Pengawasan Obat dan Makanan. Selain itu, saya ingin produk-produk Wardah melekat pada citra perempuan yang berperilaku santun, peduli pada sesama, dan aktif menyebarkan nilai-nilai kebaikan. Sehingga, apa yang disebut ‘halal’ ialah mereka yang menggunakan Wardah merasa tergerak hatinya untuk berperilaku sesuai dengan tagline Wardah: Cantik Dari Hati.”

Apa yang menyebabkan harga produk Wardah sangat terjangkau?
“Kami memiliki Research and Development CenterDi sini, kami menemukan fakta bahwa bahan baku mahal tidak berarti bagus dan aman dipakai di kulit. Untuk satu lipstik, kami mempelajari dan meneliti seluruh bahan yang terkandung di dalamnya, untuk mengetahui apa fungsi bahan tersebut. Tim peneliti di bagian Research and Development akan mencari cara dan menemukan pengganti bahan dasar yang harganya mahal. Kandungan yang harganya mahal bisa disubstitusi dengan bahan lain yang harganya lebih terjangkau.”

Apakah harga murah yang menjadikan Wardah begitu populer?
“Kami berupaya menerapkan ilmu marketing. Kami menyebutnya ‘4 P’. Produknya harus berkualitas dan memuaskan. Price atau harganya mesti relatif terjangkau. Promosinya harus tepat sasaran. Dan placement atau penempatan produk yang sesuai dan tepat. Oh, satu ‘P’ lagi ialah pertolongan Yang Maha Kuasa. Percaya atau tidak, selalu ada kemudahan dan kelancaran jika misi perbuatan kita adalah untuk menyebarkan kebaikan. Tidak ada rahasia apa-apa dalam perkembangan perusahaan ini. Semua orang bisa melihat bagaimana produk, iklan, dan penjualan produk Wardah berjalan.”

Sebagai produk kecantikan, seperti apa bentuk inovasi yang dilakukan PTI?
“Kami mendirikan Research & Development Center untuk menciptakan formula-formula unggulan berstandar internasional dengan effective cost. Beberapa formula itu misalnya waterproof mascara, berbagai jenis lipstik seperti lipstick creamy matte, lipstick long lasting, dan matte lip cream sebagai produk unggulan Wardah. Kemudian formula face makeup seperti compact powderloose powder, dan two way cake. Koleksi pelembap yakni lightening day creamnight creamanti-aging serieswhite secret series, BB Cream, dan DD Cream. Serta formula cleanser pada produk creamy foam, C-Defense Energizing Creamy Wash, milk cleanser, dan micellar water. Kami juga berkolaborasi dengan Farmasi ITB dengan mendukung penelitian melalui donasi alat Courage Khazaka (alat untuk mengukur kelembapan kulit, kadar minyak, elastisitas, dan melanin) untuk Farmasi ITB. Kami turut serta mendonasikan alat photofinder sebagai alat deteksi dini kanker kulit untuk Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.”

What’s next?
“Kami menjaga perusahaan ini berjalan baik dan berkelanjutan. Serta menjaga agar produk-produk kami semakin mudah dijangkau. Sebab Jakarta penuh dengan orang-orang sibuk. Mereka butuh cara cepat untuk mendapatkan produk rias wajah. Karena itu produk kami bisa ditemukan di minimarket di lingkungan rumah penduduk, pasar tradisional, serta ada di hampir semua online store. Selain itu, mudah-mudahan bisa berkembang ke produk toiletries. Kami telah melansir sampo dan kondisioner Wardah. Inginnya ragam produk toiletries Wardah semakin beragam ke depannya.”

Apa mimpi besar Anda melalui kepopuleran brand Wardah di pasar industri kecantikan?
“Perusahaan ini, terutama Wardah, bisa menjadi tuan di negeri sendiri. Kami mungkin bisa ditemukan di luar negeri, tetapi sesungguhnya saya ingin perusahaan ini menguat dan berkembang di Tanah Air. Jadi bukan hanya soal membesarkan bisnis, namun sekaligus pembuktian bahwa bangsa Indonesia mampu menguasai pasar melalui karya- karya dan produk lokal.”

styling ISMELYA MUNTU photography ZAKY AKBAR