BEAUTY

25 Oktober 2024

Bedah Bariatrik Bisa Jadi Alternatif Proses Menurunkan Berat Badan?


Bedah Bariatrik Bisa Jadi Alternatif Proses Menurunkan Berat Badan?

Satu poin yang melekat pada bedah bariatrik: turun berat badan. Tidak salah. Tapi juga bukan suatu pandangan yang tepat. Sebagaimana penjelasan Dr.dr. Errawan Wiradisuria, SpB.Subsp. BD(K), M.Kes dari Mayapada Hospital Jakarta Selatan dan Kuningan, "Bedah bariatrik bukanlah tindakan kosmetik. Tujuannya untuk menghilangkan penyakit penyerta obesitas, di antaranya radang sendi lutut, hormonal imbalance, sesak nafas, mendengkur hebat, hipertensi, diabetes mellitus, batu empedu, hingga gangguan jantung. Penurunan berat badan adalah efek penyerta."

Operasi bariatrik menjadi pilihan yang disarankan dokter bagi pasien setelah diketahui bahwa diet, olahraga teratur dan prosedur gastric balloon (penempatan balon di dalam lambung yang bersifat temporer sudah tidak mampu lagi memperbaiki masalah metabolik dan bertahan lebih lama Dijelaskan dr. Anita Hartono, Sp.B., Subsp. BD(K) dari Mayapada Hospital Surabaya, "Tindakan bedah ini menyasar sistem pencernaan bagian atas." Metode bedah bariatrik mencakup beberapa jenis prosedur struktur saluran cerna. Salah satu yang dinilai efisien dan relatif aman saat ini yaitu Sleeve Gastrectomy. Secara lebih jauh digambarkan Dr. dr. Errawan, metode tersebut memangkas sekitar 65-70 persen bagian lambung pasien. Kondisi tersebut membatasi jumlah konsumsi dan memengaruhi nafsu makan. Praktiknya dilakukan dengan teknik laparoskopi yang hanya membutuhkan sayatan selebar 5-12 milimeter. "Minim sayatan artinya minimal trauma pada jaringan, sehingga proses pemulihan terbilang cukup cepat," kata Dr. dr. Reno Rudiman MSc, SpB-SubSp BD(K), FICS, FCSI dari Mayapada Hospital Bandung.

Secara umum, prosedur bariatrik bisa dilakukan kepada pasien berusia 15-70 tahun. Namun, mari kembali kita luruskan bahwasanya ukuran berat badan ideal bagi setiap orang berbeda-beda. Secara medis, perihal tersebut pun dapat terukur konkret dengan menimbang Body Mass Index (BMI). "Bariatrik hanya bisa dikuti oleh mereka yang BMI-nya di atas 35. Pengecualian bagi pasien BMI 30-34,9 dengan penyakit penyerta (komorbid), serta pasien BMI 27,5 dengan riwayat diabetes dan tidak berhasil dengan obat," tegas Dr. dr. Reno.

Dr.dr. Errawan Wiradisuria, SpB.Subsp. BD(K), M.Kes

Dr. Anita Hartono, Sp.B., Subsp. BD(K)

Dr. Reno Rudiman MSc, SpB-SubSp BD(K), FICS, FCSI

Ada sejumlah rangkaian prosedur yang perlu ditempuh sebagai penentu apakah seseorang ideal untuk menjalankan bedah bariatrik. Pertama, konsultasi dengan dokter spesialis yang berpengalaman bedah bariatrik yang dapat menjelaskan prosedur dengan baik, sebab kebutuhan setiap pasien berbeda. Untuk itu penting memilih dokter dengan komunikasi baik sehingga proses perawatan terasa nyaman. Salah satu rumah sakit di Indonesia yang memiliki jajaran dokter ahli dengan rekam jejak keberhasilan bariatrik adalah Mayapada Hospital Grup. Kinerja dokter spesialisnya turut didukung oleh fasilitas teknologi termutakhir yang dapat memaksimalkan perawatan bagi para pasien. Performa Mayapada Hospital Jakarta Selatan pun juga sudah diakui lembaga akreditasi berskala dunia, Joint Commission Internasional (JCI). Setelah memilih dokter dan rumah sakit, tahap kedua adalah medical check-up; tes darah; rekam jantung; tes USG; tes endoskopi untuk memantau kondisi keseluruhan pasien terutama di saluran cerna sekaligus membantu dokter menentukan jenis prosedur bariatrik yang paling efisien bagi pasien. Ketiga, pasien perlu menjalani diet cair rendah kalori-lemak dan tinggi protein selama 1-2 minggu guna menghilangkan fatty liver dan mengempiskan usus sehingga mempermudah proses pembedahan.

Setelah tindakan, masuk tahap pemulihan. Pasien pasca bedah bariatrik memerlukan penyesuaian gaya hidup. Olahraga dan pola makan khusus perlu diterapkan. "Arahan ahli gizi diperlukan untuk membantu pasien menjaga porsi makan sesuai kondisi lambung. Perbanyak konsumsi protein, dan suplemen," ungkap dr. Anita. Antara porsi dan pola konsumsi harus seimbang oleh karena volume asupan yang masuk ke dalam tubuh perlu menyesuaikan kapasitas lambung. Konsumsi terlalu banyak dan tidak terarah dapat menimbulkan gejala seperti kram usus, nyeri, diare, malnutrisi hingga berpotensi membuat ukuran lambung kembali membesar 30%.

Pembedahan bariatrik, apabila dilakukan dengan mengikuti semua arahan dokter dari mulai persiapan sampai pengelolaan pascabedah, akan membuat kualitas hidup pasien lebih baik. Segala keluhan penyerta yang terkait obesitas akan menurun, bahkan menghilang seiring dengan penurunan berat badan yang terjadi. Healthier body, happier you.