19 Februari 2025

Mutiara Baswedan Gelar Acara Pernikahan Selama 3 Hari dalam 3 Konsep Budaya Indonesia


Mutiara Baswedan Gelar Acara Pernikahan Selama 3 Hari dalam 3 Konsep Budaya Indonesia

photo courtesy Mutiara Baswedan

Universitas Indonesia akan dikenang oleh Mutiara Baswedan dan Ali Saleh Alhuraiby sebagai salah satu tempat bersejarah dalam hidup keduanya. Bukan hanya tempat menyelesaikan pendidikan—Mutiara alumni Fakultas Hukum dan Ali lulusan Fakultas Kedokteran—tapi juga menjadi lokasi perkenalan yang berakhir manis manakala dua-duanya bersanding di pelaminan. Mutiara dilamar sang kekasih pada Mei tahun lalu. Pinangan pun diterima dan keduanya memutuskan untuk menggelar pernikahan pada 29 Juli 2022 silam. 

Rangkaian akad nikah dan acara resepsi digelar di Candi Bentar Hall, Putri Duyung Resort, kawasan Ancol, Jakarta Utara. Sebagai satu-satunya resor di Jakarta yang letaknya di pinggir pantai, Candi Bentar Hall mengadopsi konsep semi-outdoor. Selama tiga hari berturut-turut, keindahan panorama pantai Ancol menyelimuti acara pernikahan yang menggabungkan kombinasi konsep adat Yogyakarta, gaya tradisional dengan sentuhan modern, serta resepsi bertemakan pesta rakyat Betawi. “Awalnya kami berdua tidak berniat untuk mengadakannya sampai tiga hari. Namun ketika melihat daftar tamu undangan, rasanya akan penuh sekali kalau hanya digelar satu hari. Maka acara diadakan tiga hari dengan konsep berbeda-beda. Tradisi adat Yogyakarta sebagai representasi daerah asal ayah, sedangkan budaya Betawi menjadi bagian dari konsep karena rumah kami berada di lingkungan kampung Betawi,” ujar Mutiara. 



Konsep tradisional dengan sentuhan modern kontemporer menjadi ciri khas dari acara hari kedua. Sekian lama menjalin hubungan baik dengan Didit Hediprasetyo, Mutiara antusias menyampaikan keinginannya untuk mengenakan gaun dengan nuansa ala Grace Kelly. Melalui coretan tangan sang desainer, terdapat tiga gambar pilihan gaun yang anggun sekaligus unik. Membuat Mutiara cukup sulit menentukan pilihan. Didit Hediprasetyo menyuguhkan sebuah terobosan padu-padan lintas budaya yang memadukan kain songket Sumatra dengan motif parang dari Jawa. Hasilnya, sebuah gaun merah muda dengan sentuhan modern namun tetap setia dengan nuansa budaya Indonesia. Penampilan kian istimewa dengan sunting cantik karya Rinaldy Yunardi yang mengentalkan gaya Melayu. 

Ketekunan untuk menjaga tradisi budaya Indonesia turut terwujud pada busana para orangtua mempelai yang mengenakan kain tenun dari Riau bermotif Siku Pepanji yang memiliki arti teguh memegang amanah. Motif tersebut menggambarkan peran ibu yang telah memegang amanah dalam melahirkan dan membesarkan buah hati dengan cinta kasih sampai tiba waktunya sang anak dipinang kekasih hati. Sedangkan para ayah memakai kain tenun Lejo Tabir yang berarti melindungi kehidupan, serta motif kupu-kupu bermakna kasih sayang. 

Rangkaian resepsi hari kedua dimulai sejak 10 pagi sampai pukul 2 siang, yang dilanjutkan sesi kedua pada sore hingga malam hari. Dekorasi bunga di hari pertama mengalami penataan ulang dengan menambahkan gugusan bunga rona keunguan selaras dengan warna gaun pengantin perempuan.  

Kemeriahan acara hari ketiga yang digelar hari Minggu kental dengan nuansa Betawi yang dibangun cantik oleh dekorasi meriah. Resepsi mengusung konsep pesta rakyat Betawi yang dihadiri tamu-tamu kehormatan mulai dari tokoh ulama, tokoh masyarakat Betawi, para sahabat, tetangga, figur publik, hingga kawan lama dari berbagai daerah


Suasana kian meriah dengan iringan musik berbagai aliran seperti tradisional Melayu, hadrah, tanjidor, sampai musik pop rock. Para tamu disuguhkan makanan tradisional Betawi yang disajikan oleh para pelaku UKM Jakarta. Sebagian menunya adalah kerak telur, asinan buah dan sayur, selendang mayang, laksa pengantin, gabus pucung, sate Betawi, hingga bir pletok. 

Sebuah pesta rakyat yang meriah menandai perayaan babak baru kehidupan rumah tangga. Sederet simbol budaya Indonesia yang majemuk nan kaya tersemat pada setiap detail buah karya para perancang busana, perancang aksesori, dan pengusaha kuliner yang ikut melengkapi kegembiraan pengantin di hari penuh bahagia. “Ada kalanya saya membawa laptop saat fitting kebaya atau ketika sedang memilih bahan kain untuk bridesmaid. Mempersiapkan pernikahan sangat challenging terlebih melakukannya sambil bekerja. Namun di balik rasa lelah dengan segala kerepotannya, saya merasa sangat senang mempersiapkan acara pernikahan karena menyadari momen ini akan jadi sebuah peristiwa penting yang kelak akan dikenang seumur hidup,” tutur Mutiara Baswedan.