CULTURE

29 Desember 2022

Arsitektur Kontemporer Rumah di Afrika Selatan Ini Tampil Segar Berkat Rumusan Geometris


PHOTOGRAPHY BY Elsa Young

Arsitektur Kontemporer Rumah di Afrika Selatan Ini Tampil Segar Berkat Rumusan Geometris

Photography by Elsa Young; courtesy Greg Katz Architect

Terapan bangun geometris dibalut kombinasi material konstruksi merumuskan siluet jukstaposisi nan atraktif pada sebuah hunian bergaris desain kontemporer.


Gregory Katz tengah membaca buku tentang Euclid—risalah matematika Yunani kuno perihal elemen—ketika tawaran untuk mengerjakan proyek hunian di wilayah utara pinggiran kota Johannesburg, Afrika Selatan, ini mendatanginya. Tidak ada arahan khusus dari sang klien; petunjuknya sesederhana visi atas rumah berdesain kontemporer dengan karakter simpel. Alih-alih menawarkan skema minimalis arsitektur modernis Barat yang sarat bentuk persegi panjang, Katz menggabungkan rerangka bangun geometrik sebagai cetak birunya. “Proses pengerjaan desain ini dilandasi komunikasi yang sangat baik. Semula, saya dan tim mengira akan sulit untuk meyakinkan klien menerima ide ini. Namun di luar dugaan, mereka sangat berpikiran terbuka,” kisah Katz.

Material konstruksi pada fasad dibuat beragam, menyesuaikan bentuk skema bangunan yang meliputi segitiga dan heksagonal, untuk menciptakan karakteristik eksternal nan unik.

Pintu masuk hunian merupakan sebuah sambutan impresif. Dirancang masif setinggi 6.5 meter dalam garis berat segitiga; material kaca transparan menjalin kedua sisi bidangnya yang berbalut fair-faced concrete (beton dekoratif), dan bilah kayu bentuk trapesium siku-siku ditempatkan sebagai daya bukaan. Memasuki bangunan seluas 275 meter persegi itu, desain spasialnya terasa lapang oleh karena minimnya penempatan partisi—kecuali untuk area privat seperti toilet publik dan kamar tamu. Dapur, pantri, ruang makan, hingga living room berada dalam satu garis sejajar dengan alur terbuka. Meski setiap ruangan saling terkoneksi satu sama lain, garis rancang geometris yang menata denahnya berhasil membuat masing-masing ruang terlihat berdiri mandiri. Gestur distingtif itu pun tampak nyata di area living room berformat melingkar. Katz menambahkan fitur pintu geser bermaterialkan kayu ek yang dapat dibuka tutup sangat lebar. Langkahnya tersebut cukup brilian; dengan begitu sang pemilik dapat menciptakan ruang privat nan nyaman ketika menerima tamu mencakup urusan formal.

Pilihan furnitur di living room menyesuaikan bentuk spasial yang melingkar. Sebagian besar dibuat khusus, seperti sofa warna abu-abu kreasi biro desain lokal Cameron Collective, bench buatan Houtlander, meja lampu dari koleksi Arrange Studio, dan permadani karya Yudu.

Sama menarik dengan siluet geometris bangun ruangnya, demikian juga cara Katz mengolah pemilihan material konstruksinya. Beton dekoratif melapisi keseluruhan langit-langit rumah, sementara dindingnya mengaplikasi papan rana berlapis vynil. Pelat baja tanpa lapisan—yang dapat berubah warna akibat teroksidasi seiring waktu—membangun tangga menuju tingkat atas. Jika memandang dari sisi luar rumah, fasad bangunan terlihat jelas didandani sebagaimana pembagian denah ruang; area utama dominan batu bata merah, dan beton yang diplester bertekstur (tyrolean plester) menunjukkan siluet living room. “Kami sengaja memberikan karakter eksternal yang kontras dengan menggunakan bahan konstruksi yang berbeda-beda sehingga penampilannya tampak kuat sejak dari luar. Sementara interiornya lebih mempertimbangkan hubungan antar ruang dengan menitikberatkan aplikasi material secara konsisten, agar melahirkan keselarasan suasana dalam atmosfer serta fungsi setiap ruangan,” tutur sang arsitek.

Meja Binaco Drift koleksi Caesarstone didampingi kursi bar dari Guideline MNF menghidupkan area dapur dan pantri.

Narasi harmonis antar ruang turut diperhatikan dari segi furnitur yang banyak mengadopsi warna-warna netral seperti putih, keabu-abuan, serta cokelat. Namun Katz tidak senantiasa bermain “aman”. Semburat rona merah muda terlihat menyemarakkan kabinet di dapur, dan juga pada bangku taman area barbekyu dekat kolam renang. Permadani multiwarna mencerahkan lantai kamar tidur. Kian menyuntikkan karakter kontemporer, sejumlah karya seni tampil menghiasi dinding-dinding ruangan. Padu-padan dekoratif dalam palet natural tersebut menghasilkan kehidupan ruang yang begitu terang. Terlebih dengan jendela-jendela berdesain grafis yang mengaksentuasi secara atraktif, sekaligus membuka pandangan ke area taman belakang dan menjembatani cahaya matahari merasuki setiap ruangan secara maksimal. “Klien kami berkata bahwa rumah ini terasa seperti taman bermain bagi orang dewasa, persis seperti apa yang selalu mereka damba,” tutup Katz.

Gorden bahan beledu dan kertas dinding memberi kesan lembut pada tampilan ruang. Kian nyaman dengan permadani multiwarna dari Voke Rugs yang mengalasi lantainya.

Lampu gantung serupa rangkaian gabus rancangan Laurie Wiid yang berbasis di Cape Town mengaksentuasi alur tangga pelat baja menuju tingkat atas.


Jalur masuk hunian setinggi 6.5 meter dalam garis berat segitiga dijembatani pintu bilah kayu yang dirancang impresif pola trapesium siku-siku.

Halaman belakang menaungi kolam renang berbentuk melingkar yang sengaja dirancang senada konsep arsitektur hunian. Furnitur warna merah jambu mencerahkan atmosfer kehidupan di dalam maupun luar hunian.