CULTURE

12 Februari 2023

Di Art Jakarta Gardens 2023, Ragam Rupa Seni dan Teknologi Melebur Di Tengah Lanskap Hijau


Di Art Jakarta Gardens 2023, Ragam Rupa Seni dan Teknologi Melebur Di Tengah Lanskap Hijau

Orto (2023) by Gabriel Aries, photo courtesy of ELLE Indonesia

Gerimis yang mengguyur wilayah selatan Ibu Kota tak mengelamkan hari pembukaan Art Jakarta Gardens 2023 pada 7 Februari silam. Sebaliknya, para pengunjung terlihat begitu menikmati waktu mereka memandangi tiap karya patung dan seni instalasi yang tersebar di segala penjuru taman Hutan Kota by Plataran—di mana pamerannya berlangsung—di bawah payung bergaris rancang tembus pandang yang tersedia di arena pameran. Dalam cara tertentu, pemandangan tersebut menjadi suatu suguhan romantisisme tersendiri.

Art Jakarta Gardens memulai debutnya pada tahun 2022 silam. Digagas sebagai solusi atas kekosongan ajang kesenian semasa periode pembatasan sosial pandemi Covid-19, ekshibisinya mengusung konsep pameran karya di ruang terbuka. Kendati situasi pandemi berangsur-angsung kian lebih kondusif saat ini, Art Jakarta Gardens tidak lantas ditiadakan “Kami berharap acara ini dapat menyalakan kembali dinamika industri seni di Indonesia; menyediakan ruang bagi para seniman untuk menampilkan karya dan berkreasi; sekaligus menginisiasi kehadiran karya seni rupa yang lebih banyak lagi di ranah publik,” tutur sang Direktur Artistik, Enin Supriyanto, saat konferensi pers hari pembukaan.

Totem #2 (2023) by Darbotz

Tirta Tawar (2023) by Sinta Tantra

Edisi kedua Art Jakarta Gardens diramaikan oleh ‘kehadiran’ seniman-seniman Indonesia, serta dari mancanegara. Di arena Taman Patung, Sinta Tatra membangun Tirta Tawar (2023) yang merefleksikan empat elemen—air, Bumi, api, dan udara—menggunakan gabungan material kaca rona biru, metal, serta bebatuan Pulau Dewata; instalasinya turut dilengkapi wadah keramik berisi bunga dan dupa yang kental merepresentasikan kultur Bali. Menelusuri lebih jauh ke sisi lain jalan setapak area terbuka Hutan Kota, Darbotz singgah membawa Totem (2023), seri tiga patung—yang salah satunya berdiri masif setinggi 200 meter—kreasi teranyarnya untuk Museum of Toys. Tak jauh di depannya, instalasi Aquifer karya kolaboratif Digital Natif dan iForte Solusi Infotek yang menyoroti isu air tanah secara atraktif berbaur dengan pohon-pohon hijau nan rimbun.

Maung (King of the Jungle), (2022), by Nyoman Nuarta

Between Coconut Tree (2023) by Fandi Angga Saputra

Abenk Alter x Gaspack

Aquifer (2023) by Digital Natif x iForte Solusi Infotek

Seni dan teknologi melebur harmonis melahirkan ragam rupa kolaborasi yang sarat menyelimuti atmosfer gelaran Art Jakarta Gardens 2023. Naufal Abshar, Karafuru, Tutugraff, dan Rizal Hasan secara kolektif merancang rangkaian pencatu daya yang ditujukan mengisi energi mobil listrik dalam desain kontemporer untuk spasial Casion. Gaung NFT digelar perusahaan web 3.0, Gaspack, di mana pengunjung dapat mengeklaim NFT kolaborasi istimewa karya Abenk Alter.

The Light of Journey (2023) by FX Harsono showed at this/PLAY space.

 FX Harsono as commissioned art for Art Jakarta Gardens 2023.

Tahun ini, FX Harsono tampil sebagai seniman sorotan. Sang seniman asal Blitar membawa instalasi bertajuk The Light of Journey sebagai karya commissioned art yang dipersembahkan oleh aplikasi smartphone untuk keuangan dan investasi, Bibit. Dipamerkan dalam spasial khusus rancangan this/PLAY, kreasinya meletakkan perahu kayu berdiri tegak lurus dengan ditancapkan papan akrilik yang dilengkapi neon merah menerangi sepenggal kalimat bijak dalam tulisan Bahasa Indonesia dan Tionghoa, “Bercita-cita besar tak lupa moral.” Melalui karya tersebut, FX yang dikenal kritis akan tema-tema identitas berupaya mengajak audiensnya untuk kembali memaknai pentingnya berpegang teguh pada akar serta nilai asalnya.

ROH Projects space at Tenda A, photo courtesy of ROH Projects

Meski berfokus pada presentasi karya di ruang terbuka, Art Jakarta Gardens turut mendirikan dua tenda yang dialokasi sebagai area pameran dalam ruangan. Menjelajah ke dalamnya, pengunjung dapat menikmati berbagai karya rupa 2-dimensi dan 3-dimensi yang ditampilkan oleh 22 galeri asal Indonesia dan internasional. Lukisan karya seniman pendatang baru, Banny Jayanta, melatari paras artistik spasial ROH Projects; berdampingan dengan rupa-rupa karya Aditya Novali, Syagini Ratna Wulan, Uji “Hahan” Handoko, serta instalasi bertajuk Witnessing Pentang besutan Bagus Pandega yang mengadaptasi alat musik Bali ditenagai arlus listrik dari bunga anggrek. Pameran tunggal bertajuk The Shade of Translucency karya seniwati asal Malaysia, Yim Yen Sum, yang mengeksplorasi intimasi antara memori manusia terhadap eksistensi ruang—bangunan—dan waktu, mencuri perhatian manakala pengunjung melewati booth A+ Works of Arts (Kuala Lumpur, Malaysia).

The Shade of Translucency (2023) by Yim Yen Sum.

Ingar-bingar Art Jakarta Gardens juga meliputi beberapa agenda baru pertunjukkan luar ruang. Kandura Studio membuka kelas tembikar bagi para pengunjung yang ingin bereksplorasi. Sebuah panggung di bawah pepohonan rimbun, Sofar Sounds Jakarta menggelar performans live yang puitis. Pertunjukan Interplay yang digawangi oleh Dimas E. Prasinggih, Ishvara Devati, Kurt Peterson, Aldo Ahmad, Jason Noghani, Monica Hapsari, dan Orcy World (Gilang Anom M.M.) turut memeriahkan suasana dengan menggabungkan seni performans dan seni suara eksperimental. Berlangsung hingga 12 Februari 2023, Art Jakarta Gardens sekali lagi berhasil mewadahi ajang kesenian yang menggembirakan jiwa artistik setiap warga Ibu Kota.


Harga tiket masuk Art Jakarta Gardens 2023: Rp150.000

Informasi lebih lanjut: www.artjakarta.com