CULTURE

10 Oktober 2024

ICAD 2024 Ungkap Realitas yang Tersembunyi Di Balik Lapisan Keseharian Masyarakat Lewat Eksplorasi Karya 74 Seniman


PHOTOGRAPHY BY Valencia Christy

ICAD 2024 Ungkap Realitas yang Tersembunyi Di Balik Lapisan Keseharian Masyarakat Lewat Eksplorasi Karya 74 Seniman

"Berbicara Melalui Kain: Menyulam Ruang, Merajut Kisah, Menenun Makna, Mengikat Waktu" (2024), Lusiana Limono.

Eugino Hendro

Eugino Hendro

Khozy Rizal, The World of Basri & Salma in a Never-Ending Comedy

Khozy Rizal, The World of Basri & Salma in a Never-Ending Comedy

Beri Aku Waktu (Widi Asari), The Secrets of Pocket

Beri Aku Waktu (Widi Asari), The Secrets of Pocket

Kemeriahan Indonesian Contemporary Art & Design (ICAD) 2024 telah dimulai. Hotel Grandkemang Jakarta kembali menjadi tuan rumahnya meruang. Selama satu bulan per tanggal 10 bulan Oktober, publik yang datang berkunjung akan diajak berdialog menyelami imajinasi terliar lewat rangkaian rupa karya para seniman dan desainer Tanah Air yang secara kritis menguak realitas tersembunyi di balik lapisan-lapisan keseharian masyarakat.

British Council: Rani Jambak "Kincia Aia: Malenong (M)Aso

Memasuki edisi ke-14, ICAD mengangkat tajuk Unexpected. Sebanyak 74 seniman dari lintas disiplin ilmu hadir merespon lewat torehan karya menarik yang meliputi lukisan hingga instalasi nan provokatif. Presentasinya dikuratori oleh ICAD ke dalam tujuh kategori: Special Appearance Tribute, Special Appearance Region, In Focus, Featured, Special Zone, Collaboration, dan Open Call; sementara area pameran dipecah menjadi empat zona ekshibisi immersive experience.

Di ranah Special Appearance Region—yang merupakan suguhan konsep teranyar ICAD tahun ini—misalnya, pengunjung diajak menyelisik ke dalam kehidupan warga Kalimantan lewat berbagai karya yang ditampilkan menyoroti kegiatan budaya, kekayaan alam, serta tradisi daerahnya. Dari rangkaian arsip fotografi dokumenter berjudul Forest Is Our Mother yang ditampilkan Michael Eko, Anda akan diperlihatkan bagaimana perjuangan masyarakat Punan Adiu dalam melindungi hutan adat. Tradisi dan budaya yang senantiasa dijunjung oleh masyarakat Borneo pun digaungkan oleh desainer Evey Kwong dalam karya berjudul Connectedness, yang mengolah kerajinan anyaman hingga peralatan tradisional.


 Ekspresi artistik yang tersaji di ICAD tahun ini semakin merangkul pengunjung dengan berbagai program aktivasi kreatif. Anda yang datang berkunjung dapat mengikuti workshop membuat karya dengan memanfaatkan teknik cutting-paper bersama seniman Muhammad Iqbal. Ada juga workshop pemanfaatan  limbah kemasan krimer serta material bekas lainnya untuk karya daur ulang bersama The Babybirds dan Toko Kopi Tuku. Di panggung performance art, Anda akan diajak melalui perjalanan nostalgia ke masa kanak-kanak oleh pertunjukan seniman Anggun Priambodo yang terinspirasi album mininya berjudul Anak.


Tahun ini ICAD juga hadir dengan membawa program baru: Talk dan Public Lecture. Disini pengunjung diajak untuk berpikir secara kritis terkait isu-isu sosial dan lingkungan, di antaranya itigasi bencana, krisis air bersih, dan inovasi teknologi. Salah duanya, seputar mitigasi bencana bersama Rupa Desain & Speculative Today yang membicarakan isu potensi gempa megathrust yang tengah ramai beredar di publik. Isu lingkungan turut disoroti desainer Kensho Miyoshi yang membawa alat pemandu pernapasan, dan penyuling air untuk krisis air bersih.

ICAD 2024 jauh dari sekadar pameran karya, tetapi juga menjadi ruang bagi publik untuk berdialog dan berinteraksi secara mendalam tentang isu kesosialan lewat cara-cara kreatif. Tahun ini, ICAD juga berkomitmen menginisiasi program Kemang 12730 yang melibatkan para pelaku industri kreatif di kawasan Kemang untuk membantu terciptanya ekosistem ekonomi kreatif yang lebih dinamis.