CULTURE

16 Oktober 2023

Hugo Toro Menemukan Inspirasi Desain Arsitektur Lewat Berbagai Aspek Kehidupan


Hugo Toro Menemukan Inspirasi Desain Arsitektur Lewat Berbagai Aspek Kehidupan

photo DOC. Hugo Toro; text by Riri Warokka

Bisa dibilang tahun 2022 merupakan titik momentum di mana nama Hugo Toro menggema di ranah desain internasional. Ia adalah salah satu desainer muda berbasis di Prancis yang memukau dengan deretan projek interiornya, seperti tiga rentetan restoran bernama Gigi yang tersebar di Prancis—Paris, Val-d'Isère dan Saint-Tropez, serta Booking Office 1869 di London. Bahkan, Booking Office 1869, restoran dan bar yang terletak di Hotel St. Pancras Renaissance, London, mendapat apresiasi dan memenangkan penghargaan dari Restaurant & Bar Design Award di tahun 2022. Tidak berhenti di situ saja, di tahun yang sama, namanya pun berhasil masuk dalam A-list Designer oleh ELLE Décor bersama 9 desainer interior muda lainnya. Di sela-sela kesibukannya, Hugo Toro menyempatkan berbicara bersama ELLE Indonesia.

Lulusan jurusan desainer interior dari Paris, serta master dalam arsitektur dari Vienna juga Los Angeles tersebut, mengungkapkan jika travelling telah melekat pada hidupnya sejak kecil. Dari situ, ia mengantongi kebiasaan yang dirasakannya esensial sampai sekarang, yakni menggambar sketsa. Baginya, itu merupakan cara mengekspresikan diri. Ia turut membeberkan bahwa tangannya selalu bergerak mencorat-coret kapan saja, dan di mana saja. “Menggambar sketsa akan selalu menjadi bagian penting dalam proses kreatif saya,” tambahnya. Sambil menikmati keindahan negara Peru—lokasi di mana ia sekarang berada dalam rangka berlibur, laki-laki yang akrab dipanggil Hugo ini tanpa henti terus menggambar. Saat ini buku sketsanya dipenuhi oleh gambar arsitektur dan tekstur dalam balutan warna dari Peru; selayaknya jurnal pengalaman. “The street always have something for me,” tuturnya. Menurut Hugo, inspirasi muncul dari mana saja, bukan hanya dari sesuatu yang erat akan dunia arsitektur. Bisa dari bentuk-bentuk sederhana seperti tumbuhan, atau nada lagu, atau adegan di sebuah film, bahkan ingatan masa kanak-kanak mampu memberikan ide berkarya.


Hasratnya untuk terus menjelajahi inspirasi dari berbagai sumber kehidupan secara tak sadar membuahkan ‘warna’ tersendiri dalam tiap kreasinya. Tak heran, saat diminta mengisahkan deretan karyanya ke dalam satu kalimat, Hugo secara rileks mengatakan, “It’s nomadic and narrative.” Kedua kata tersebut mengakar kuat pada skema interior rancangannya. Menyandang latar belakang status warga negara ganda dari kedua orangtua—Prancis dan Meksiko—semakin memperjelas betapa karakter nomad melekat dalam dirinya. Hugo berkisah memorinya tumbuh bersama Ibu yang berasal dari Meksiko. Momen saat Ibu mengajarkannya untuk menata meja, juga bagaimana tabrak warna perlu hadir dalam atmosfer ruang agar para tamu merasa ‘hidup’. “Oleh karena itu, warna menjadi fundamental bagi saya,” ungkap laki-laki yang kerap terinspirasi oleh karakteristik kota Istanbul dan Roma.


Deretan karya interior berupa restoran, bar, dan hotel penuh drama nan elegan mensinyalir seberapa intim hubungannya terhadap masing-masing kreasinya. Kecintaannya akan detail kerap menggerakkan dirinya untuk benar-benar terlibat selama proses desain. Dari konstruksi arsitektur, pencahayaan, hingga pemilihan bahan dan motif kain, terkadang logonya pun ia rancang sendiri. Merujuk pada kata nomad—basis gaya yang dielukan, Hugo mengharapkan setiap karyanya tidak terlihat serupa satu sama lain. Bila dirinya mendesain sebuah ruang di London, ia tidak ingin memperlakukan selayaknya ia menata ruang di Paris, atau pun New York. Itu merupakan sebuah tantangan baginya; untuk terus beradaptasi dan berevolusi. “Desain saya bertumpu pada satu benang merah, tetapi berlabuh pada ekosistem di sekelilingnya,” tambahnya.

photography by Stephen Julliard.

Selain ruang komersil publik, Hugo juga cakap mengekspresikan dirinya pada kediaman pribadi. Salah satunya yakni apartemen di kawasan elit Saint-Germain- des-Prés, Paris. Tak jauh berbeda dari atmosfer serasa melangkah ke dimensi jaman yang berbeda, apartemen ini digubah membiaskan batasan antara gaya modern dan Abad Pertengahan. Apartemen rancangannya yang bertajuk The Oscar pun gempar diberitakan karena meleburkan warna merah dan hijau secara unik, tanpa menjauhkannya dari suasana eklektik nan mewah.

Muda dan bergairah membuat pria kelahiran tahun 1989 ini melebarkan sayapnya sebagai desainer furnitur. Berkolaborasi dengan Kolkhoze, M Éditions, dan Christie, Hugo meluncurkan koleksi bertajuk Amanecer. Ia mengibaratkan koleksi ini sebagai tato—tanda permanen akan menempel pada perjalanan kariernya. Kini, ia sedang menyiapkan sebuah projek menarik di New York yang rencananya akan rampung pada pertengahan September 2023. Lewat karyanya, ia ingin para pengguna mampu merespons berbagai emosi, menciptakan kenangan dan cerita mereka sendiri.