CULTURE

13 Oktober 2023

MACAN Gala 2023: Mendukung Pendidikan Generasi Muda Indonesia Melalui Kekuatan Transformatif Seni


PHOTOGRAPHY BY INDRA PREMANA

MACAN Gala 2023: Mendukung Pendidikan Generasi Muda Indonesia Melalui Kekuatan Transformatif Seni

styling ISMELYA MUNTU, SIDKY MUHAMADSYAH & ALIA HUSIN

Keberadaan museum tidak dapat dilihat sebatas ruang penyimpanan barang-barang bersejarah dan karya seni. Museum tak hanya memajang benda mati, ia kini malah telah beralih fungsi menjadi ikon budaya dengan misi pemberdayaan masyarakat. Tak hanya itu, museum turut mengorganisir berbagai program yang melibatkan masyarakat sehingga apa yang dianggap bangunan tak bernyawa justru punya relevansi dengan keseharian manusia. Gagasan tersebut menjadi visi dan misi MACAN, Museum of Modern and Contemporary Art in Nusantara (Museum Seni Modern dan Kontemporer di Nusantara). Museum pertama di Indonesia yang secara eksklusif memamerkan karya seni modern dan kontemporer dari Indonesia dan berbagai negara di dunia. Berlokasi di Jakarta, museum tersebut turut menjadi institusi yang memberikan akses publik terhadap koleksi seni modern kontemporer yang langka dan memukau. Tentu bukan hanya itu, keunggulan lain dari MACAN terletak pada komitmennya perihal edukasi seni. Sebagai institusi seni, Museum MACAN berdedikasi untuk mendukung pemerataan pendidikan melalui berbagai program publik dan pameran yang dinamis, serta membuka ruang seni bagi anak-anak.


Dukungan Museum MACAN terhadap aksesibilitas pendidikan anak-anak Indonesia menjangkau kawasan di luar wilayah metropolitan Jakarta yang melibatkan 550.000 orang termasuk di antaranya 2.777 orang guru dari 563 sekolah dan 276.613 anak-anak yang tersebar di 23 provinsi di Indonesia. Selain di Jakarta, jangkauan dan dukungan edukasi Museum MACAN telah melibatkan sekolah, guru, dan siswa di 23 provinsi di Indonesia yang di antaranya yakni SDN Onolimbu Raya, Nias Barat; SMPN 2 Amlapura, Bali; serta SMPN 2 Manokwari, Papua Barat.


Komitmen dan dedikasi Museum MACAN pada program pendidikan seni dan pemberdayaan komunitas kembali dirayakan dengan penuh sukacita dalam acara MACAN Gala 2023. Digelar sejak 2019 silam, MACAN Gala menjadi perayaan tahunan seni dan budaya yang mengumpulkan para filantropis, kolektor, dan perupa ternama Indonesia, untuk mendukung program pendidikan dan pemberdayaan masyarakat. Bertempat di The St. Regis Jakarta, acara penggalangan dana terbesar di Indonesia ini kembali sebagai sebuah lelang amal yang menghadirkan karya-karya seni dari para seniman ternama Indonesia. Dipandu oleh rumah lelang ternama Phillips, acara lelang karya-karya para seniman dipimpin oeh Sandy Ma, International Specialist dan Associate Director for 20th Century & Contemporary Art. Karya yang dilelang di antaranya adalah dari Agung Kurniawan, Alexander Sebastianus Hartanto, FX Harsono, Goenawan Mohamad, Hendrik Paulides, Irfan Hendrian, Isabel dan Alfredo Aquilizan, Jumaadi, Sunaryo, dan sebuah tas Fendi Medium Baguette yang dilukis oleh I Putu Adi Suanjaya.


Hasil dari penyelenggaraan MACAN Gala 2023 akan digunakan untuk mendukung program pendidikan dan pemberdayaan komunitas, di antaranya program jangkauan sekolah, kunjungan untuk anak usia sekolah dari beragam latar belakang sosial dan ekonomi, lokakarya membuat karya seni, kuliah umum, dan pemutaran film. Berikut percakapan dengan Fenessa Adikoesoemo (Ketua Yayasan Museum MACAN), Aaron Seeto (Direktur Museum MACAN), Amalia Wirjono (Kepala Departemen Pengembangan Museum MACAN), serta sejumlah ambasador MACAN Gala 2023 yakni Angga Yunanda (aktor), Asmara Abigail (aktor), Adinia Wirasti (aktor), Ario Bayu (aktor), Ayla Dimitri (Digital Creator), Dewi Ivo (Pengurus Cita Tenun Indonesia bidang pemasaran dan komunikasi), Omar Daniel (aktor), Michael Wahr (aktor), Michelle Maryam (fashion influencer & founder MARYALLÉ), Shenina Cinnamon (aktor), Titi DJ (penyanyi), dan Valentine Payen-Wicaksono (aktor). Sejumlah nama yang turut memeriahkan acara penggalangan dana serta ikut memberikan dukungan terhadap program pendidikan seni dan pemberdayaan komunitas Museum MACAN.



Apa arti seni untuk Anda?

Fenessa Adikoesoemo: “Seni dapat membantu kita memahami perbedaan, menghargai keberagaman, dan menginspirasi lewat gagasan dan ide baru. Tak hanya itu, seni juga berperan dalam memupuk rasa empati dan toleransi.”
Aaron Seeto: “Dari pengalaman saya, seni adalah komunikator yang sangat hebat. Sesuatu yang membuat orang bisa berinteraksi dengan orang lain. Seni juga membantu kita memahami diri kita sendiri dengan lebih baik, menyuguhkan hiburan sekaligus ‘nutrisi’ dalam berbagai aspek kehidupan kita.”
Omar Daniel: “Sebuah bentuk komunikasi untuk menyatakan gagasan dan mengekspresikan diri. Saya rasa banyak hal dalam hidup berkaitan dengan seni. Bahkan cara kita berpakaian merupakan salah satu bentuk seni untuk menyampaikan sesuatu.”
Amalia Wirjono: “Seni merupakan suatu kegairahan dan kesenangan, sesuatu yang membuat saya ‘hidup’ dan terus bergerak maju. Tak peduli seberapa menantang bekerja dengan seni, namun nyatanya seni berkekuatan besar untuk mengumpulkan banyak orang dari berbagai latar belakang,”
Dewi Ivo: “Seni merupakan sesuatu yang indah sekaligus sakral dan penuh rasa. Ada koneksi dengan hati dan pikiran manakala kita bicara tentang sebuah karya seni. Bukan hanya lukisan, melainkan juga ketika mengapresiasi wastra dan kain-kain tradisional Indonesia.”
Asmara Abigail: “Art is the fire to my soul, what is life without art and its beauty and its freedom of expression?”  
Adinia Wirasti: “Seni adalah apa yang membuat dunia ini berputar dan ‘menggila’, but also keeping me sane at the same time.”
Michael Wahr: “Art means everything to me. Seni adalah kehidupan, jiwa, dan kisah. Saya dibesarkan dengan paparan seni di sepanjang hidup. Baik itu lukisan, patung, musik, film, teater, fashion, food, atau arsitektur. Seni juga membantu kita dalam menjadi manusia, berbagi rasa dan berjuang atas hidup.”


Angga Yunanda: “Kita bisa melihat apa yang membentuk seseorang melalui sebuah karya seni sebagaimana seni merupakan bagian penting dari perjalanan hidup manusia.”
Ario Bayu: “Art is a medium that gives me meaning. Selain juga seni memiliki banyak spektrum, hal ini membuat seni dapat mengungkap banyak hal tentang kemanusiaan.”
Shenina Cinnamon: “Sebuah daya imajinasi yang selalu bisa diterapka di kehidupan nyata, dalam bentuk apa pun.”
Michelle Maryam: “Sebuah tingkat kreativitas tertinggi. Seni lebih dari sekadar tentang lukisan, patung, atau sepotong pakaian. It’s supposed to make you feel something.”



Bagaimana peran seni dalam kehidupan dan karier Anda?
Amalia Wirjono: “Art is my first and eternal love. Tidak pernah ada kata ‘berhenti’ untuk terus menyelami sebab selalu ada sesuatu yang baru untuk ditemukan, sesuatu yang membuat Anda mempertanyakan dan mengetahui banyak hal, I think it’s so fascinating.”
Titi DJ: “Buat saya, seni sudah mandarah daging dan telah menempati bagian penting dari kehidupan saya. Sejak kecil saya berkenalan dengan berbagai bidang seni; seni suara, seni tari, seni musik, dan sampai detik ini semua itu sangat berkesan.”
Fenessa Adikoesoemo: “Seni telah menjadi bagian penting dalam hidup sejak lama. Ketika kecil, saya kerap mengunjungi museum dan pameran serta menyaksikan acara lelang. Pengalaman tersebut memupuk minat dan kecintaan saya pada seni. Yayasan Museum MACAN diprakarsai oleh orang tua saya di mana mereka menggabungkan antara seni dan filantropi, mereka ingin memastikan masyarakat punya kemampuan untuk merasakan seni melalui edukasi. Saya sendiri pada akhirnya mengapresiasi seni tak hanya pada tingkatan personal, tapi memahami dampak seni terhadap komunitas dan bangsa Indonesia.”
Omar Daniel: “Sebelum menjadi aktor, saya sudah terpapar seni sejak kecil dari ayah saya yang pencinta seni dan kakak saya yang hobi menyanyi. Tak disangka-sangka, kehidupan saya sekarang malah tidak jauh-jauh dari berkesenian melalui seni peran.”
Asmara Abigail: Saya tumbuh dan besar dengan dunia seni. Kakek saya hobi melukis, ibu saya senang menari, dan ayah gemar membaca. Saya rasa cara saya berkesenian sangatlah terinspirasi dari karya-karya seni lain dan para seniman. Sebagai pelaku seni peran, hal ini sangat penting untuk mengeksplorasi peran dan mengolah rasa.”  
Adinia Wirasti:My life and career are my earth. Tempat di mana saya hidup, bernapas, dan berkreasi dengan penciptaan karya. And I guess ‘earth’ without ‘art’ it’s just going to ‘eh’.”
Aaron Seeto: “Waktu sekolah menengah, saya memiliki seorang guru seni yang membantu membuka minat saya pada seni. Saya akhirnya mengetahui bahwa ada cara lain untuk mengekspresikan diri dan memperoleh perspektif berbeda terhadap dunia. Memimpin sebuah museum menjadi sesuatu yang sangat rewarding dan saya sangat senang bisa berbagi pengalaman ini dengan banyak orang.”
Michelle Maryam: “Nenek saya penjahit, ayah arsitek, dan ibu saya desainer interior, maka bisa ditebak seberapa besar pengaruh seni dalam diri saya dan kini saya menjalani passion yang tidak jauh dari bidang seni. Sebagai perancang busana, saya berupaya menciptakan karya seni dengan imajinasi sehingga ketika seseorang memakainya, ia merasa ‘hidup’.”  
Michael Wahr: “Seni adalah sesuatu yang saya gunakan sebagai jangkar. Ketika saya menatap sebuah lukisan, pikiran saya seperti ‘meledak’ dengan banyak sekali ide dan gagasan. Dan sebagai aktor, saya perlu menciptakan gambaran karakter dan kerap saya pergi ke galeri seni untuk membayangkan bagaimana seseorang hidup, tertawa, dan menangis.”


Apa yang membuat Anda antusias untuk hadir dalam acara penggalangan dana seni?
Omar Daniel: “Biasanya saya menghadiri acara-acara yang memperemukan saya dengan para sineas dan sesama aktor, maka menarik ketika bisa terlibat dalam MACAN Gala di mana saya bisa terhubung dengan figur-figur inspiratif di bidang seni. Berkumpulnya para seniman, desainer mode, aktor, dan sejumlah pebisnis untuk merayakan misi pemberdayaan melalui edukasi seni membuat ajang ini sangat sayang jika dilewatkan.”
Michelle Maryam: “MACAN Gala merupakan salah satu acara yang selalu saya nantikan setiap tahunnya. And I’m honored to be chosen as MACAN Gala’s ambassador this year. Tema dress code yang selalu unik membuat saya bersemangat melihat penampilan orang-orang di acara ini. Dan tentu saja betapa menyenangkan melihat karya seniman besar Indonesia dilelang untuk program pendidikan seni di Indonesia.”   


Dewi Ivo: “Saya pribadi sangat senang dengan kehadiran sebuah museum di Indonesia yang tidak hanya mengangkat karya internasional, tapi juga menggelar pameran seniman lokal. MACAN Gala sendiri bukan hanya tentang penampilan cantik dan pesta sampai malam, tapi ada misi sosial yang penting dan harus didukung karena menyangkut keberlangsungan hidup generasi muda dan pemerataan pendidikan di Indonesia.”
Asmara Abigail: “Dunia seni merupakan bagian vital dalam perjalanan karier saya dan lintas disiplin seni menjadi hal penting agar kami para seniman, pencipta, dan pemikir bisa saling menginspirasi. Selain juga penting sekali untuk mendukung misi positif Museum MACAN dalam ranah edukasi seni.”



Tahun ini Museum MACAN melibatkan generasi muda dalam acara penggalangan dana seni tahunan yang bertujuan mengubah hidup melalui pendidikan seni. Apa hal penting yang Anda lihat dari keterlibatan anak muda?

Aaron Seeto: “Sangat menarik untuk menyimak partisipasi dari para pengunjung muda dan teman-teman mereka dalam acara MACAN Gala. Generasi muda sebagai pendukung telah membawa sudut pandang, minat, dan pengalaman mereka ke dalam diskusi-diskusi budaya. Saya tidak sabar untuk melihat bagaimana mereka akan terus membantu membentuk masa depan budaya bangsa Indonesia.”
Amalia Wirjono: “Saya rasa pergeseran audiens di mana generasi muda menjadi lebih sadar akan seni dan budaya adalah faktor kuncinya. Senang rasanya melihat banyak anak muda berpartisipasi dalam MACAN Gala 2023. Saya berharap akan terus melihat mereka saling membawa pengaruh baik dalam mendukung misi museum untuk mengubah kehidupan generasi muda melalui pendidikan seni.”



Sejak 2019, MACAN mengupayakan pemerataan pendidikan melalui kegiatan lelang seni. Apa tantangan yang Anda temukan selama perjalanannya?
Aaron Seeto: “Di Indonesia, terdapat tantangan signifikan terkait hambatan sosial dan ekonomi yang dihadapi anak-anak dalam perjalanan pendidikan mereka. Oleh karena itu, fokus utama MACAN Gala adalah mendukung kegiatan sosialisasi kami. Dana yang kami kumpulkan memungkinkan kami untuk membawa anak-anak dari berbagai latar agar dapat mengakses museum, sehingga perjumpaan awal dengan seni akan memberikan dampak positif pada berbagai aspek kehidupan mereka.”  


 
Apa kesan Anda terhadap acara MACAN Gala?
Adinia Wirasti: “Bisa berbagi karya seni adalah hal yang paling membuat saya antusias dengan MACAN Gala tahun ini.”
Asmara Abigail: “Saya paling menunggu-nunggu sesi auction dan bidding yang dipandu Sandy Ma dari Philips. Menurut saya performa Sandy Ma sangat menarik dengan cara dia bertutur dan bergerak yang sangat mengagumkan. Kalau suatu saat saya mendapat peran sebagai Art Auctioneer, tentu saya bakal memelajari Sandy Ma.”  


Amalia Wirjono: “Ada harapan agar dukungan tak hanya berhenti di Gala, namun kita terus memberikan dampak yang memberdayakan masyarakat. Melalui dukungan dari para patron, mitra, dan pihak-pihak yang berpartisipasi dalam MACAN Gala 2023, kami bersemangat untuk terus mengembangkan program yang lebih bermakna bagi semua orang.”
Titi DJ: “Saya senang senang melihat upaya sebuah museum dalam memberdayakan kehidupan masyarakat. Termasuk digelarnya MACAN Gala yang mengusung tema ‘whimsical’ di mana kita bisa berekspresi melalui interpretasi masing-masing terhadap konsep tersebut.”


Aaron Seeto: “Saya selalu ingin semua orang di MACAN Gala dapat bersenang-senang demi sebuah tujuan yang baik. Tujuan akhir dari acara ini adalah untuk menggalang dana yang akan berkontribusi terhadap peningkatan pendidikan seni bagi generasi muda di Indonesia.”
Fenessa Adikoesoemo: “Kami di Museum MACAN sangat senang dapat mempertemukan para tamu dari berbagai profesi untuk terlibat secara positif dalam penggalangan dana guna mendukung misi yayasan di bidang seni dan pendidikan. Acara ini bukan hanya tentang senang-senang, melainkan bagaimana kita semua berupaya agar anak-anak Indonesia dapat mengakses pendidikan seni yang berkualitas.”
Shenina Cinnamon: “Senang rasanya bisa terlibat dalam kegiatan MACAN Gala yang mana acara ini ditujukan bagi kesejahteraan pendidikan anak-anak di Indonesia. Saya sangat berharap apa yang dilakukan Museum MACAN dapat menyejahterakan banyak individu dari berbagai kalangan.”
Omar Daniel: “Saya sangat berharap acara lelang seni terbesar di Jakarta ini akan terus berlanjut di tahun-tahun berikutnya dan tetap konsisten menjadi wadah untuk mengapresiasi karya seni sekaligus memberdayakan hidup anak-anak muda di Indonesia.”


Michelle Maryam: “Felt like a fairytale, tema ‘whimsical’ berhasil membuat para tamu yang hadir mengenakan gaun-gaun besar layaknya puteri dari negeri dongeng. Yang juga mencuri perhatian saya adalah tas Fendi baguette yang dilukis oleh salah satu seniman muda yang saya kagumi, I Putu Adi Suanjaya.”
Michael Wahr: “Saya sangat antusias menyaksikan beragam komunitas dan figur-figur penting datang untuk mendukung dan mengembangkan warisan Museum MACAN. Selain juga sangat bersemangat untuk bisa terhubung dengan orang-orang yang memiliki minat terhadap seni dan fashion.”


Angga Yunanda: “Sangat menyenangkan untuk terlibat dan melihat banyak seniman ternama dan figur-figur inspiratif hadir berkontribusi dalam lelang amal MACAN Gala tahun ini. Saya berharap kesuksesan ajang ini dapat terus menjadi wadah yang mempertemukan seniman-seniman andal dengan generasi muda Indonesia.”


Ario Bayu: “Indonesia memiliki nilai sejarah yang kuat terkait seni. Namun sangat disayangkan tidak ada sarana dan prasarana yang mampu mendukung nilai kesenian kita. Well, art is a medium for us to see where we are in our society, karena itu saya senang sekaligus sangat menghargai upaya dan inisiatif Museum MACAN dalam menegakkan pemerataan pendidikan seni di Indonesia.”