Lee Broom

Photo by Luke Hayes

Pencahayaan sebagai sesuatu yang sakral, kerap diagungkan, dan sebagai tempat berkontemplasi diterjemahkan oleh Lee Broom pada deretan kreasi teranyar labelnya. Eksplorasi nuansa dramatis dan sunyi khas suasana peribadatan diabadikan dalam enam ruang ekshibisi bertajuk Divine Inspiration. Mengacu pada garis-garis arsitektur brutalisme, desainer cahaya asal Inggris ini terinspirasi menyajikan beton ‘mentah’ sebagai latar belakang enam koleksi pencahayaan: Requiem, Vesper, Pantheum, Altar, Hail, serta Chant. Hasilnya? Kreasi sosok pria tersebut semakin terlihat megah dan teatrikal. Keseimbangan antara gaya brutalisme dan romantisme berhasil merangsang nilai desain pencahayaan ke ranah seni patung, dan menawarkan pengalaman rasa baru. Contoh pada koleksi terbatas bernama Requiem, di mana Lee Broom memahat batu alam menyerupai helaian kain yang membalut lingkaran cahaya. Batasan antara desain dan seni pun seakan-akan samar dibuatnya.