CULTURE

3 Agustus 2022

Vicky Tanzil Memperlihatkan Gempita Dunia Lewat Ekshibisi '2014 - 2020 via 2022'


PHOTOGRAPHY BY DOC. ELLE Indonesia

Vicky Tanzil Memperlihatkan Gempita Dunia Lewat Ekshibisi '2014 - 2020 via 2022'

photo by Gisela Gabriella

Potret seorang anak yang wajah dan tubuhnya tersirat dalam gelombang menyapa di sisi muka pintu masuk spasial pameran Kala Karya Kalijaga. Sekilas tampak bagaikan lukisan, tetapi potret tersebut merupakan hasil cetakan yang tertangkap lensa kamera ponsel. Sang fotografer, Vicky Tanzil, membidik subjeknya yang tengah berdiri tepat di lantai di atasnya, melalui kolam air ilusif karya instalasi milik seniman konseptual Leandro Erlich di 21st Century Museum of Contemporary Art di Kanazawa, Jepang. “Banyak foto di pameran ini yang saya ambil secara spontan; tanpa memikirkan maksud tertentu—pada waktu memotretnya. Seperti foto ini; pantulan anak itu tampak seperti lukisan dilihat dari tempat saya berdiri di bawahnya, dan benar saja hasilnya terlihat demikian,” cerita Vicky.

photo by Ayu Novalia

Karya fotografi bertajuk hirosaka 2018 itu mengawali perjalanan pengunjung menelusuri pameran tunggal perdana Vicky Tanzil yang berlangsung pada 24 Juni – 10 Juli 2022 silam. Barangkali ekshibisinya sudah lewat, namun ‘cerita’ yang diperoleh dari melihat dunia melalui mata Vicky Tanzil senantiasa berkesan—setidaknya bagi saya pribadi yang sempat mengunjunginya.

Sebagaimana tertera dalam judulnya, 2014 – 2020 via 2022, menyajikan karya-karya fotografi dari arsip tujuh tahun perjalanan memotret seorang Vicky Tanzyl. Sebanyak 38 foto dipajang memenuhi spasial pameran yang terpecah dalam dua zona; indoor serta outdoor di mana areanya digarap arsitektural menggunakan partisi bermaterialkan batu konkret rancangan kolaboratif Platform Architects. Stacia Huditomo ialah kurator yang dipercaya oleh Vicky dalam memilah arsip karyanya.

Menelusuri pameran, ada gambaran personal dalam rangkaian fotografi yang ditampilkan. Pengunjung seolah-olah dibawa untuk melihat dunia Vicky Tanzil di luar pekerjaannya sebagai fotografer fashion, komersial, maupun wedding. Sebuah dunia sinematik yang dijalani olehnya.

photo by Gisela Gabriella

Dalam kurun tujuh tahun terakhir, Vicky Tanzil melihat gambaran yang berbeda-beda dari balik lensa kameranya. Beberapa tahun belakangan, ia menjadikan arsitektur sebagai objek inspiratifnya. Garis rancang bangun ruang yang simetri, rapi, dan tak jarang repetitif menciptakan visual geometris yang menawan mata. Misalnya seperti yang ditunjukkan oleh Vicky dalam bang rak 2020 kala ia singgah di Bangkok, Thailand. Sebelum itu, ada tahun-tahun di mana Vicky menyukai sesuatu yang ‘kosong’. Ia juga sempat menyuratkankan nuansa dark lewat bidikannya. Lalu ada masa di mana ia begitu larut akan keindahan lanskap kota-kota negara dunia. Satu karakteristik tampil di setiap fotonya, yakni kehadiran orang atau objek tertentu berukuran kecil. “Saya selalu menyertakan orang-orang kecil, atau figur objek apapun itu, untuk menunjukkan skala tempat tersebut; betapa luas sebuah dataran atau seberapa tinggi suatu bukit,” katanya sembari menunjuk foto bertajuk hitachinaka 2015 yang ia abadikan ketika perjalanan di Jepang. Terlihat pula pada bingkai bertitel er-rissani 2016, papan-papan tanda tampak menyemarakkan hamparan jalan yang yang terasa begitu kosong dan luas; atau bukit pasir putih di Yaman yang begitu menawan namun sekaligus mencekam atas kebesarannya untuk sebuah pendakian.

Bagi Vicky Tanzil, titik keindahan fotografi berpusat pada perubahan yang tampak; penchayaan, musim, warna yang dihasilkan; seluruhnya merupakan momen yang hanya dapat dibesut satu kali dan tidak terulang. Tetapi tidak ada maksud tertentu yang ingin ia tampilkan di setiap foto-fotonya. “Pameran ini lebih tentang dokumentasi arsip yang saya kumpulkan dari perjalanan satu ke perjalanan lainnya selama periode tujuh tahun di hidup saya,” tutur Vicky. 2014 – 2020 via 2022 ibarat jurnal memorinya.


photo by Ayu Novalia


photo by Ayu Novalia