5 Januari 2021
Amanda Rawles Berjalan Menembus Tantangan

Di usia muda,Amanda Rawles menyambut peluang dengan optimis. Ia menceritakan mimpi dan cita-citanya.
Amanda Rawles hadir sebagai angin segar di industri perfilman Tanah Air. Meski muncul sebagai anak baru, ia tidak lagi malu-malu mencari tempat di dunia yang ia masuki. Perempuan usia 20 tahun ini mulai dikenal orang banyak saat bermain di film Dear Nathan. Ia memerankan Salma, seorang remaja cerdas yang berprestasi namun menemui banyak rintangan dalam hubungan percintaannya dengan sang kekasih, Nathan, yang diperankan Jefri Nichol. Dalam sekuel Dear Nathan Hello Salma (2018), Amanda masuk dalam nominasi Pemeran Utama Wanita Terpuji Film Bioskop di ajang Festival Film Bandung 2019.
“Sejak kecil saya tidak pernah bercita-cita masuk dunia film. Dulu malah saya pemalu dan takut ketemu orang baru. Saat itu saya berpikir saya hanya ingin menyelesaikan pendidikan sebaik-baiknya. Ibu yang menasihati agar saya menjadi perempuan yang berani. Beliau kemudian memperkenalkan saya pada seorang casting director. Sampai akhirnya kesempatan itu datang, bersyukur sekali kehadiran saya bisa diterima dengan baik. Saya pun dibuat jatuh cinta dengan seni peran sejak terlibat di film Dear Nathan. Selain karakter Salma memang menarik, kami melewati proses reading dan latihan yang cukup panjang. Suatu pengalaman yang akhirnya menyadarkan saya alangkah menariknya dunia film,” kisahnya.

Dear Nathan bukan film pertama Amanda Rawles. Saat usianya 12 tahun, ia pernah terlibat sebagai pemeran pendukung di salah satu judul sinetron. Tiga tahun kemudian ia memerankan tokoh utama dalam sinetron Duyung yang tayang di stasiun televisi swasta. Amanda mulai masuk dunia layar lebar lewat film 7 Hari Menembus Waktu (2015). Walau pernah jadi pemeran utama di beberapa sinetron, namun di film ini ia masih harus memerankan tokoh tritagonis dengan lawan main di antaranya, Teuku Rassya, Ferry Salim, dan Karina Suwandi. Setelah membintangi beberapa film lainnya, ia memulai debut pemeran utama di layar lebar lewat film Promise (2017) dan beradu peran dengan Dimas Anggara. Diikuti sederet judul lainnya: Jailangkung (2017), The Perfect Husband (2018), Something in Between (2018), Sunyi (2019), dan Bebas (2019) di mana ia memerankan karakter antagonis.
Akhir tahun di tengah jadwal syuting, Amanda menyempatkan diri untuk bertemu dan berbincang dengan ELLE. “Halo, senang berkenalan dengan Anda. Mohon maaf jadi harus mengubah janji karena tadi pagi mendadak saya ada pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan,” ujar Amanda ramah sambil mengelap kedua tangannya dengan cairan antiseptik. Usai menaruh barang bawaan, ia menceritakan tentang kesibukannya. “Saya bersyukur masih bisa beraktivitas di tengah masa pandemi. Selain mempersiapkan serial drama komedi, saya juga baru menyelesaikan syuting Dear Nathan: Thank You Salma, film ketiga dari trilogi Dear Nathan. Saya juga sedang disibukkan dengan kegiatan kuliah yang kini berjalan secara virtual. Mesti pintar-pintar mengatur waktu supaya semuanya lancar,” ujarnya.

Pertengahan Maret silam, Amanda Rawles pergi ke Australia untuk melanjutkan pendidikan. Ia tercatat mahasiswi semester pertama jurusan Media and Communications di Macquarie University, Sydney, Australia. Tidak lama kemudian, dunia digemparkan dengan kemunculan Covid-19. Amanda memutuskan kembali ke Jakarta dan menjalani kuliah online. “Hidup memang tidak bisa ditebak. Baru empat bulan jadi mahasiswi baru dan sedang seru-serunya kuliah, tiba-tiba pandemi mengubah segalanya. Namun ternyata kejadian buruk sekalipun bisa memberi hikmah. Saya kini malah jadi bisa kuliah sambil syuting film di Jakarta,” katanya.
Dalam kondisi yang serba tidak pasti, Amanda Rawles tetap bersemangat untuk melanjutkan syuting Gossip Girl 2 dan berharap bioskop bisa menayangkan film Ranah 3 Warna yang sempat tertunda akibat pandemi, Ia juga berencana kembali ke Australia untuk menyelesaikan kuliah. “Mudah-mudahan tahun depan keadaan mulai pulih. Saya sangat antusias untuk mengerjakan banyak hal dan mencoba berbagai cara agar bisa banyak belajar. Termasuk menekuni seni peran dan mencoba genre film laga!” tuturnya.
Di usia muda, Amanda Rawles menunjukkan kekuatan untuk mengarungi perjalanan panjang yang penuh risiko dan tantangan, sekaligus membuktikan kesiapan untuk tetap mekar berkembang sekalipun di tanah yang tandus dan gersang. Bahwa ia bukan bagian dari orang-orang yang mudah berputus asa. “Saya bergairah untuk terus berkarya dan berlatih tanpa henti agar saya bisa jadi bagian dari sejarah perfilman Indonesia. Tentu tidak ada jaminan bahwa perjalanan akan selalu indah berbunga-bunga, tapi paling tidak keberanian itu diciptakan demi menyambut kesempatan tanpa batas untuk mewujudkan keberhasilan,” tutup Amanda