LIFE

17 Agustus 2023

Jourdy Pranata Tak Kenal Zona Nyaman dalam Berperan


PHOTOGRAPHY BY Ryan Tandya

Jourdy Pranata Tak Kenal Zona Nyaman dalam Berperan

styling Sidky Muhamadsyah; fashion Prada; grooming Archaangela Chelsea; hair Oca

Kemajuan dunia seni peran di Indonesia—selain karena adanya sineas-sineas yang andal dan berbakat—tak bisa dilepaskan dari peran para pemainnya sebagai salah satu kendaraan utama untuk menyampaikan cerita kepada penonton. Jourdy Pranata, salah satu nama pemain baru di dunia seni peran Indonesia yang belakangan kerap muncul menghiasi layar dengan bakat aktingnya. Bagi Anda yang suka nonton film atau serial Indonesia barangkali pernah melihat sosok laki-laki kelahiran 1994 ini. Baik lewat kemunculannya yang hanya beberapa menit tapi sukses menjadi scene stealer, maupun sebagai side-character tokoh protagonis yang mungkin pernah Anda lihat tapi Anda lupa namanya. Dalam beberapa penampilannya, Jourdy sering kali bekerja sama dan beradu peran dengan nama-nama besar yang sudah malang melintang di dunia film. Sebuah keberuntungan sebenarnya karena artinya ada peluang untuk menyerap banyak ilmu dari para pemain dan sineas yang sudah memiliki jam terbang tinggi, meskipun hal ini juga kerap kali membuat potensi Jourdy jadi terhalangi atau bahkan kerap terlewatkan.

Kepiawaian aktor muda ini mulai terlihat ketika ia membawakan karakter laki-laki bergaya preman yang gemar menggoda perempuan dalam film Pengabdi Setan 2 Communion (2022). Meski sebagai supporting role, Jourdy Pranata membuktikan bahwa ia sanggup bersaing sekaligus bersinar dengan segala scene sebagai Dino. Jourdy turut tampil gemilang ketika memerankan Baskara dalam One Night Stand (2021). Dengan lawan main Putri Marino, ia berakting sangat baik dan mampu membuat penonton ikut bersimpati dengan konflik yang dialami Baskara. Jangan lupakan juga penampilannya sebagai Tim dalam Dear to Me (2021), sebuah film yang memuat isu kontroversial dan Jourdy kembali menunjukkan kualitas aktingnya bersama lawan main Jerome Kurnia. Bagi sebagian besar orang, keberadaan Jourdy mulai mencuri perhatian ketika dia menjadi salah satu tokoh utama dalam film I Love You Silly (2021). Mulai dari gerak- gerik, kenakalan, hingga kemarahan yang membuat kita ikut emosional, Jourdy Pranata menunjukkan kapabilitasnya yang mungkin membuat I Love You Silly terasa kurang tanpa kehadirannya.

Jourdy Pranata merupakan anak sulung dari tiga bersaudara. Ia menyelesaikan kuliah Ilmu Komunikasi di Universitas Telkom, Bandung. Sambil menjadi mahasiswa, ia sempat mengisi waktu luang dengan menjalani modeling untuk beberapa fashion brand lokal di Bandung. Lulus kuliah 2016, seorang teman mengajak Jourdy terlibat sebagai kru penata kostum untuk film Pertaruhan (2017) yang dibintangi Adipati Dolken dan Jefri Nichol.



“Adakalanya saya pernah merasa minder, namun pengalaman sebagai kru film akhirnya malah terpakai ketika kini saya meniti karier sebagai aktor. Termasuk tentang pentingnya attitude, sesuatu yang rasanya tidak kalah penting dari skill. Dulu saya merasakan ketika jadi kru, selalu datang lebih awal dan pulang setelah semuanya benar-benar selesai. Sedikit banyak saya bisa mengerti kelelahan sebuah tim produksi yang kerjanya tidak dilihat tapi sangat menentukan hasil akhir. Kita memang bisa mempelajari kemampuan dari proses reading dan arahan sutradara, namun soal tata krama, ketepatan waktu, kedisiplinan, sampai kesantunan perihal tiga kata ‘maaf’, ‘tolong’, dan ‘terima kasih’, semua itu saya rasa menjadi sesuatu yang perlu kita latih setiap hari. Saya menyadari kemampuan seni peran saya masih jauh dari nilai sempurna, karena itu sebaiknya saya berusaha membuat nyaman tempat kerja dan orang-orang lain dengan selalu menjaga adab yang baik,” ujar Jourdy.

Satu tahun menjadi kru, Jourdy sempat menjalani kehidupan sebagai tim kreatif dan talent coordinator di Global TV. Usai resign dari perusahaan, ia kemudian berguru pada banyak tempat dan sosok di perfilman Indonesia. Mengikuti pelatihan akting oleh Lukman Sardi dan Abimana Aryasatya, melibatkan diri di kelompok Teater Tetas, serta menimba ilmu di Bengkel Akting Kuma. Ia mengaku telah lama menyenangi aktivitas kesenian, dulu waktu kecil dia pernah ikut paduan suara dan sempat bermain teater di sekolah, namun tak pernah tahu bahwa berkesenian ternyata juga bisa dilakoni secara profesional sebagai sebuah bidang pekerjaan. Terlahir dari keluarga Minang yang secara turun-temurun giat berbisnis, kedua orangtua Jourdy kerap mendefinisikan kesuksesan dengan dua cara, menjadi pekerja kantoran atau pebisnis. Alhasil keinginan Jourdy untuk bertarung di jagat keaktoran pun sempat ditolak mentah-mentah. “Saya bisa memahami mengapa sebagian orang menganggap kesenian tidak bisa dianggap bidang pekerjaan dan saya bersyukur orang-orang terdekat akhirnya bisa mengerti bahwa saya terlalu cinta dengan profesi ini. Saya percaya benar dengan keputusan untuk memilih jalan karier sebagai pemain film,” ungkapnya.

Filmografi Jourdy Pranata memang belum banyak, tapi rasanya bukan tidak mungkin kelak ia menjadi salah satu aktor terbaik yang kita punya. Jourdy memegang bekal minimum yang mutlak harus dimiliki oleh mereka yang ingin mengukuhkan diri sebagai pemain film: kecintaan pada seni peran dan kegigihan untuk mempelajari kehidupan. Dengan keberanian untuk mencoba berbagai kesempatan, ia memperkaya cara pandang melalui profesi aktor dan menjadikan layar lebar sebagai tempat belajar. “Sebagai aktor baru, sudah menjadi tugas saya untuk belajar sebanyak- banyaknya tentang apa pun yang diperlukan untuk menjadi aktor yang baik. Namun meski menyandang status ‘anak baru’, saya tidak ingin menutup diri apalagi merasa rendah di bawah. Saya rasa self-value, termasuk kepercayaan diri, juga memegang peranan penting agar kita selalu membuka diri pada berbagai proses pembelajaran dalam perjalanan yang masih sangat panjang ini,” tutur Jourdy Pranata.