LIFE

16 April 2021

Lutesha dan Jerome Kurnia Bertukar Pengalaman Memasuki Dunia Sinema Indonesia


Lutesha dan Jerome Kurnia Bertukar Pengalaman Memasuki Dunia Sinema Indonesia

Lutesha dan Jerome Kurnia menyiratkan kegairahan untuk menjelmakan mimpi ke dalam bentuk eksistensi karya. Keduanya bicara tentang kekuatan bakat dan kerja keras sejalan dalam mengukir prestasi.

Seni peran telah memikat Jerome Kurnia jauh sebelum dirinya mengenal industri film. Saat usianya belasan tahun, ia mulai menekuni dunia teater serta senang mengikuti berbagai pementasan drama dan kompetisi monolog. “Saya suka sekali main teater dan bahagia ketika menjalaninya. Namun dulu saya tidak menyangka bahwa ternyata seni peran itu bisa menjadi suatu pekerjaan profesional dan bukan sebatas hobi,” ujar Jerome dalam percakapan yang kami lakukan secara virtual. Jerome Kurnia kemudian menyelesaikan studi di Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan, Jakarta. Lulus kuliah, ia bekerja di sebuah firma hukum. Laki-laki kelahiran tahun 1994 ini juga pernah menjadi penyiar radio, sebelum akhirnya ia menekuni seni peran. Jerome lolos casting dan sukses memerankan tokoh Robert Suurhof dalam film Bumi Manusia.

Kali pertama bermain film, Jerome Kurnia dinominasikan sebagai Aktor Pendatang Baru Terpilih dan Pemeran Pendukung Pria Terbaik di ajang Piala Maya 2019 dan Festival Film Indonesia 2019 atas perannya di film tersebut. Kiprahnya terus bergulir. Usai Bumi Manusia, laki-laki ini berperan dalam Dilan 1991 (2019) dan Milea: Suara dari Dilan (2020). Ia juga terlibat sebagai pemain di Gossip Girl Indonesia (2020) dan Work From Home (2020). Keduanya tayang di platform digital. Jerome Kurnia terus mengukir kontribusi, menjadi salah satu pendatang baru yang diperhitungkan di industri film Tanah Air.

Dunia perfilman Indonesia turut kedatangan generasi baru yang mengawali kariernya sebagai model. Lutesha mulai dikenal
semenjak ia menjadi pemeran utama dalam My Generation yang dirilis pada 2017 silam. Ia kemudian terlibat di film Bebas (2019) karya sutradara Riri Riza serta beradu akting dengan Chelsea Islan dan Baskara Mahendra di film Sebelum Iblis Menjemput Ayat 2 (2020)Kendati masih ‘anak baru’ di dunia film, perempuan kelahiran 1994 ini sesungguhnya tidak asing dengan layar kamera.

lutesha & jerome kurnia photography by zaki akbar for elle indonesia April 2021 cover story - styling sidky muhamadsyah fashion chanel
Jerome Kurnia & Lutesha photography by Zaki Akbar for ELLE Indonesia April 2021 styling Sidky Muhamadsyah fashion Chanel makeup Sissy Sosro hair Leonardus styling assistant Ghina Rizqi

Usai menyelesaikan pendidikan di Fakultas Sastra, Universitas Indonesia, Lutesha memutuskan pindah ke Bali dan mulai menekuni kegiatan modeling. Pada tahun 2013 ia sempat bekerja kantoran di perusahaan digital di Bali. Dan setelah beberapa kali tidak lolos casting, Lutesha akhirnya mendapat peran utama di film My Generation yang menobatkannya sebagai salah satu nominasi Aktris Pendatang Baru Terbaik di ajang Piala Maya 2017.

Kedua generasi baru tersebut saling berbagi kisah serta pengalaman. Lutesha dan Jerome telah saling mengenal dan menjalin pertemanan. Mereka kerap melempar gurauan yang mengundang tawa di sela-sela obrolan. Saling bertukar cerita, menanyakan pendapat, dan bergantian mengemukakan pertanyaan. Mulai dari kisah jatuh cinta pada seni peran, cerita pengalaman menekuni dunia film, hingga soal kegairahan Lutesha dan Jerome Kurnia yang sama-sama antusias untuk mengukir prestasi dan kontribusi di jagat perfilman Tanah Air.

Lutesha: “Anda pernah bekerja di firma hukum dan sempat jadi penyiar radio, mengapa akhirnya mengejar karier sebagai aktor?”

Jerome Kurnia: “Sesungguhnya saya menyukai seni peran sejak masih duduk di bangku sekolah. Waktu sekolah dasar, saya pernah punya guru Bahasa Inggris yang suka banget dengan teater. Jadi setiap kelas beliau, kami melakukan dialog sambil akting dengan menggunakan Bahasa Inggris. Ketertarikan pada teater berlanjut hingga SMA. Saya ikut berbagai kompetisi monolog dan terlibat di kelompok teater. Rasanya senang sekali setiap main teater! Tapi dulu saya tidak tahu bahwa ternyata kita
bisa berkarier di jalur seni peran. Saya mengira akting itu kegiatan hobi yang hanya dilakukan di waktu luang. Karena itu akhirnya lulus kuliah saya bekerja di kantor hukum. Namun barangkali saya kurang cocok dengan iklim dan sistem kerja kantoran. Akhirnya memilih resign dan sempat jadi penyiar radio selama satu tahun. Tapi ternyata tidak juga bahagia menjalaninya. Saya kemudian mengenang masa lalu dan mengingat betapa bahagianya saya sewaktu main teater. Saya pun memutuskan untuk mengulang kebahagiaan tersebut dengan menata karier di dunia perfilman. Anda juga pernah bekerja kantoran sebelum akhirnya main film. Mana yang Anda suka, menjadi model atau menjalani kerja kantoran atau menekuni seni peran?”

lutesha & jerome kurnia photography by zaki akbar for elle indonesia April 2021 cover story - styling sidky muhamadsyah fashion chanel
Lutesha photography by Zaki Akbar for ELLE Indonesia April 2021 styling Sidky Muhamadsyah fashion Chanel makeup Sissy Sosro hair Leonardus styling assistant Ghina Rizqi

Lutesha: “Saya pun merasa kantor bukan tempat di mana seharusnya saya berada. Lulus kuliah, saya ikut modeling lalu mulai jadi model video klip dan iklan. Sempat bekerja kantoran, tapi enggak berlangsung lama. Rasanya kurang cocok dengan sistem kerja ‘9 to 5’. Saya senang menjalani modeling, tapi juga menyadari profesi ini memiliki masa kedaluwarsa. Di usia tertentu, ada saatnya seseorang berhenti jadi model. Sementara dunia film sepertinya tidak memandang usia. Film menyimpan banyak hal untuk terus dipelajari. Sempat beberapa kali gagal casting, akhirnya saya diterima jadi pemeran utama. Seni peran dan film menjadi dunia baru yang menarik. Selalu ada yang bisa dijelajahi. Menyenangkan sekali! Kalau Anda, apa yang disukai dari seni peran?”

Jerome Kurnia: “Dengan berakting, saya bisa mengekspresikan diri dan mampu mengeluarkan beragam bentuk emosi yang dalam keseharian tidak bisa diungkapkan. Yang juga menarik adalah kesempatan untuk mengeksplorasi berbagai karakter manusia. Seru banget!”

Lutesha: “Setelah masuk ke dunia film, menurut Anda, apa yang barangkali tidak diketahui orang banyak tentang industri ini?”

lutesha & jerome kurnia photography by zaki akbar for elle indonesia April 2021 cover story - styling sidky muhamadsyah fashion chanel
Jerome Kurnia photography by Zaki Akbar for ELLE Indonesia April 2021 styling Sidky Muhamadsyah fashion Chanel grooming Sissy Sosro hair Leonardus styling assistant Ghina Rizqi

Jerome Kurnia: “Bahwa bikin film itu prosesnya sangat panjang dan rumit. Satu adegan yang durasinya 3 menit itu bisa dibuat berjam-jam. Saya sendiri merasakan tantangan saat mesti mengulang-ulang emosi yang sama untuk bikin satu adegan yang bagus. Kadang orang suka menganggap remeh karya film dan menilai pekerjaan di film itu glamor dan senang- senang belaka. Well, it’s not that easy. Apakah Anda juga merasakan tantangan serupa? Ketika dulu seringkali tidak lolos casting, bagaimana mengatasi rasa kecewa?”

Lutesha: “Awalnya pasti terasa sulit. Namun lama-kelamaan saya belajar untuk berusaha menurunkan kadar ekspektasi. Tidak berharap terlalu tinggi, yang penting berupaya sebaik- baiknya agar kelak tidak ada penyesalan. Setiap ikut proses seleksi, saya tidak berharap banyak. Kalau gagal, saya melanjutkan rencana selanjutnya dan terus belajar agar berikutnya bisa lebih baik lagi. Pengalaman Anda dulu saat casting seperti apa?”

Jerome Kurnia: “Saya lupa persisnya tahun berapa, tapi saya ingat saya pernah menunggu di lokasi casting selama berjam-jam. Setelah menunggu 6 jam, jangankan lolos dan mendapatkan peran, saya bahkan akhirnya enggak jadi casting! Batal tanpa sebab yang jelas. Masa-masa itu luar biasa sekali sulitnya.”

Lutesha: “Pengalaman itu apakah akhirnya pernah bikin Anda merasa kurang percaya diri?”

lutesha & jerome kurnia photography by zaki akbar for elle indonesia April 2021 cover story - styling sidky muhamadsyah fashion chanel
Jerome Kurnia photography by Zaki Akbar for ELLE Indonesia April 2021 styling Sidky Muhamadsyah fashion Chanel grooming Sissy Sosro hair Leonardus styling assistant Ghina Rizqi

Jerome Kurnia: “Bagi saya, tidak ada alasan untuk tidak percaya diri. Sebagai seseorang yang cukup ambisius dalam hidupnya, saat ini adalah waktunya saya membuktikan kemampuan diri. Menurut Anda, apa yang paling menantang dari seni peran?”

Lutesha: “Ketika menerima naskah yang sangat bagus dan mengetahui karakternya cukup kompleks, maka kita dituntut mengerjakan lebih dari sekadar akting. Seorang aktor harus melakukan riset, mendalami peran, dan menjiwai karakter. Menjadi seseorang yang bukan diri kita sendiri itu sama sekali tidak gampang. Kita harus ‘memasuki’ suatu karakter dan membuat penonton percaya dengan apa yang mereka lihat. Oleh karena itu penting untuk menguasai diri sendiri sebelum kita mengeksplor karakter- karakter lain. Dan saya menganggap etos kerja yang baik dan kemauan belajar yang tinggi menjadi kualitas terpenting yang harus dimiliki seorang aktor. Kita seringkali menyaksikan kesuksesan seseorang disebabkan adanya kualitas tersebut. Mau menerima kritik untuk terus-menerus meningkatkan kemampuan diri.”

Jerome Kurnia: “Saya setuju. Kemauan untuk belajar dan keterbukaan dalam berpikir itu mutlak harus dimiliki. Selain penting untuk memelihara kepercayaan diri dan menjaga penampilan agar terawat. Salah satu yang berubah semenjak saya berkecimpung di dunia film adalah saya kini jadi lebih peduli dengan penampilan. Termasuk rajin berolahraga. Bagaimana dengan Anda? Sejauh mana dunia film mengubah hidup Anda?”

lutesha & jerome kurnia photography by zaki akbar for elle indonesia April 2021 cover story - styling sidky muhamadsyah fashion chanel
Lutesha photography by Zaki Akbar for ELLE Indonesia April 2021 styling Sidky Muhamadsyah fashion Chanel makeup Sissy Sosro hair Leonardus styling assistant Ghina Rizqi

Lutesha: “Saya merasa kini menjadi Lutesha yang ‘baru’. Pengalaman di dunia film membuat social skill saya bertambah. Dulu saya seorang introver yang sangat tertutup, sekarang bisa menyesuaikan diri dengan keadaan. Lebih berani dalam menentukan pilihan dan mengungkapkan pendapat. Saya melatih diri untuk berani bilang tidak dan tahu caranya menolak. Saya mempelajari hal ini dari salah seorang aktris Indonesia. Saya kagum dengan sikapnya yang asertif, berani, dan percaya diri. Bagaimana dengan Anda? Adakah aktor, sutradara, atau sineas yang menginspirasi?”

Jerome Kurnia: “Banyak sekali orang- orang di perfilman yang amat inspiratif dan sangat saya kagumi. Salah satunya acting coach Agoes Kencrot, beliau pernah bilang bahwa ada empat kualitas yang harus dimiliki seorang aktor: wirosowirogowiromo, dan wicoro. Yang artinya adalah rasa, raga yakni tubuh dan gerakannya, irama, dan bicara atau kata-kata. Keempat aspek tersebut harus dikuasai untuk menjadi aktor yang mumpuni.”

Lutesha: “Benar, ada hal-hal yang harus dikuasai dan dipenuhi untuk bisa bertahan di industri ini. Ada orang-orang yang terlahir dengan bakat, suatu pembawaan sejak lahir. Namun saya percaya, bakat itu porsinya 10-20%. Selebihnya adalah kerja keras dan ketekunan yang kelak menentukan kesuksesan. Saya punya pertanyaan. Jika Anda bisa mengubah satu hal dari industri ini, apa yang ingin Anda ubah?”

lutesha & jerome kurnia photography by zaki akbar for elle indonesia April 2021 cover story - styling sidky muhamadsyah fashion chanel
Lutesha photography by Zaki Akbar for ELLE Indonesia April 2021 styling Sidky Muhamadsyah fashion Chanel makeup Sissy Sosro hair Leonardus styling assistant Ghina Rizqi

Jerome Kurnia: “Sulit sekali pertanyaannya. Kalau bisa mengubah sesuatu, saya ingin mengatasi perihal kesenjangan upah. Bukan soal ketidakadilan antara laki-laki dan perempuan, tapi ketimpangan upah antara pemain dengan kru film. Jika suatu saat nanti industri perfilman di Indonesia semakin bertumbuh dan berkembang, alangkah baiknya jika para pekerja film dan kru yang terlibat dalam produksinya memperoleh upah yang lebih layak dan lebih bagus. Bagaimana dengan Anda, adakah hal- hal yang ingin Anda ubah jika bisa mengubah sesuatu dari industri ini?”

Lutesha: “Saya sangat berharap mereka yang berwenang untuk memilih pemain, maka menentukan pilihannya berdasarkan kualitas dan kemampuan berakting. Bukan karena tingginya jumlah followers di media sosial, ataupun adanya standar kecantikan umum yang dimiliki orang tersebut. Berkulit putih dan mulus, serta bertubuh kurus. Kendati saya menyadari saya pun memiliki privilese yang tanpa keistimewaan tersebut belum tentu saya bisa berkarier sebagai model.”

Jerome Kurnia: “Saya setuju. Meskipun saya menganggap tubuh dan penampilan itu merupakan salah satu bagian penting dari industri ini.”

Lutesha: “Benar, tapi seharusnya itu bukan satu-satunya faktor yang menentukan banyak hal. Keputusan memilih pemain sepatutnya kembali pada kualitas berakting dan kecocokan karakter yang akan dimainkan seorang aktor. Saat ini realitasnya bakat dan popularitas itu seringkali berbanding terbalik. Yang terkenal adalah mereka bikin sensasi, sedangkan orang- orang berbakat justru seperti kurang populer di tengah masyarakat.”

Jerome Kurnia: “Menurut saya, kita berada di wilayah masing-masing. Seseorang memiliki jutaan jumlah pengikut di media sosialnya, sebab di ranah tersebut eksistensi mereka dibangun. Sebagai seorang aktor, saya mungkin tidak bisa memiliki jumlah subscriber tertinggi di YouTube. Sebab YouTube dan Instagram bukan tempat utama saya berkarya, melainkan bioskop dan platform streaming film. Tentu saya menggunakan media sosial sebagai salah satu cara menjaga eksistensi, namun jumlah followers bukanlah sesuatu yang utama buat saya.”

Lutesha: “Setuju, saya sudah cukup senang ketika seseorang mau menonton dan mengapresiasi film yang saya perankan. Terlebih di negara ini, kita punya banyak sekali komunitas film yang rutin dan rajin menonton film-film Indonesia. Mereka mendukung industri perfilman, menyimak karya-karya sineas Tanah Air, serta memberikan masukan yang positif dan konstruktif. Saya merasa saya tidak harus punya jutaan pengikut di media sosial dan bikin sensasi belaka untuk membuat saya berkembang sebagai seorang pemain film.”

Jerome Kurnia: “Sebagai seseorang yang berkiprah di dunia model sekaligus film, bagaimana Anda menetapkan cita-cita di masa depan?”

lutesha & jerome kurnia photography by zaki akbar for elle indonesia April 2021 cover story - styling sidky muhamadsyah fashion chanel
Jerome Kurnia photography by Zaki Akbar for ELLE Indonesia April 2021 styling Sidky Muhamadsyah fashion Chanel grooming Sissy Sosro hair Leonardus styling assistant Ghina Rizqi

Lutesha: “Saya tidak pernah punya misi dalam hidup. Bukan tipe orang yang suka menyetel sebuah tujuan. Saya lebih senang menjalani apa yang saat ini bisa dikerjakan. Namun tidak punya cita-cita bukan berarti
saya bergerak lamban tanpa gairah. Saya tetap melakukan pekerjaan dengan sebaik-baiknya. Kini ketika menjalani profesi model sekaligus aktris, satu-satunya yang pasti, saya yakin bahwa saya tidak akan pernah berhenti dan meninggalkan dunia film. Kendati tanpa misi besar di masa depan, saya sangat menyadari kecintaan saya pada seni peran kian bertumbuh dari hari ke hari.”

Jerome Kurnia: “Kalau begitu saya ingin bertanya, bagaimana Anda mendefinisikan sebuah keberhasilan? Ketika mendengar kata ‘sukses’, apa yang ada dalam pikiran Anda?”

Lutesha: “Keberhasilan adalah ketika kerja keras bertemu dengan hasil yang sesuai dengan standar yang kita tentukan. Dan bagi saya, sukses artinya Anda tidak pernah berhenti. Tidak mengalah dan menyerah pada keadaan. Ketika situasinya sulit dan gagal terus-menerus, jauhkan diri kita dari sikap yang melemahkan. Kegigihan dan ketekunan menjadi syarat mutlak untuk bisa berhasil meraih keinginan. Dan saat itulah kita menyebutnya sebagai kesuksesan. Bagaimana dengan diri Anda? How do you see yourself in this industry?”

Jerome Kurnia: “Saya melihat diri saya sebagai seorang aktor baru yang sedang berupaya menekuni seni peran dan menata karier di jalur film. Dan sebagaimana layaknya anak baru, saya mesti belajar banyak dan bekerja keras untuk bisa mewujudkan mimpi. Seperti yang Anda bilang, ada banyak hal yang dapat dipelajari dan dijelajahi di dunia film. Mulai dari mengasah kemampuan berakting, hingga kesiapan untuk menyambut berbagai peluang dengan antusias. Saya bertekad untuk terus berusaha sepenuh hati demi meraih kesuksesan di dunia film.”