LIFE

22 Februari 2021

#RelationshipGoals dalam Sebuah Hubungan


#RelationshipGoals dalam Sebuah Hubungan

Apa yang menjadi ‘goals’ dalam sebuah hubungan? Menurut INDRA HERLAMBANG, jawabannya bisa lebih dari sekadar foto-foto mesra yang diunggah di Instagram.

Saat membuat tulisan ini, ada lebih dari 10,3 juta unggahan di Instagram yang menyertakan tagar #relationshipgoals. Isinya beragam. Berbagai suasana romantis dua sejoli yang sedang mengumbar kemesraan, kegiatan absurd non-higienis seperti menempelkan lidah ke pipi pasangan, hingga kutipan tentang cinta yang kadang terasa klise dan teramat dangkal.

Atas nama riset, saya menghabiskan waktu nyaris dua jam untuk mengamati hashtag ini. Apa yang bisa disimpulkan dari hebohnya posting-an seperti ini? Mengapa begitu banyak manusia dimabuk asmara yang merasa perlu mengobral momen intim mereka di dunia maya? Dengan dibumbui embel-embel #relationshipgoals pula. Sedemikian sempurnakah hubungan mereka sehingga merasa cukup pantas untuk dijadikan panutan bagi kita semua?

indra herlambang opinion elle indonesia - #relationshipgoals
Photo: GETTY IMAGES

Sebelum dihakimi bak jomblo getir nan nyinyir, ijinkan saya menjelaskan.

Saya yakin, banyak orang melakukannya sekadar untuk merayakan momen suka cita yang tengah mereka nikmati. Bukankah kebahagiaan terasa semakin sempurna ketika dibagikan dengan banyak mata? Semacam sumber inspirasi atau pemberi motivasi, baik untuk orang lain maupun diri sendiri. Jadi setiap kali pasangan-pasangan ini menghadapi konflik, foto foto tadi bisa mengingatkan kembali, betapa berharga dan pantas diperjuangkannya apa yang mereka punya. Di sisi lain, mungkin ada juga yang melakukannya untuk menghibur diri, strategi mempertahankan eksistensi, atau bentuk pencitraan paling hakiki.

Sah-sah saja.

Saya justru ingin melihatnya dari sisi lain. Apakah deretan foto ini benar-benar mewakili imaji tentang hubungan yang paling ideal? Inikah acuan kolektif kita tentang makna cinta yang sesungguhnya? Seperti berpelukan hangat di depan menara Eiffel. Berolahraga bersama plus bonus kecupan di setiap hitungan. Atau menyusuri pantai sambil bergandeng tangan saat senja.

Saya setuju, setiap kenangan indah harus dinikmati dan dirayakan. Tapi saya percaya, yang bikin sebuah hubungan pantas disebut sebagai ‘goals’ bukan hanya cuplikan adegan manisnya. Tidak sebatas kemesraan di depan kamera, namun juga bagaimana cara menghadapi pertengkaran hebat. Bukan cuma serunya dokumentasi perayaan anniversary, tapi juga beratnya memutuskan untuk break akibat perbedaan prinsip yang tidak bisa dihindari.

Photo courtesy Kelly Preston/John Travolta via Instagram.com/@johntravolta

Karena sesungguhnya relationship terbaik tidak hanya Instagrammable, namun juga sustainable. Hangat di timeline, dingin dalam kenyataan. Bahagia di Instagram story, basi saat kamera ponsel mati. Dan harus diakui, hal inilah yang sekarang menjadi tantangan terbesar untuk setiap pasangan.

Sulit untuk tetap percaya pada kekuatan cinta ketika melihat fakta yang bicara. Angka perceraian di negara kita terus meningkat tajam setiap tahunnya. Bahkan jika mengutip pernyataan seorang panitera di salah satu Pengadilan Agama: “Jika dirata-rata, satu dari sepuluh rumah tangga di Indonesia mengalami perceraian.” Sebabnya? Paling dominan adalah faktor ekonomi dan perselisihan yang dipengaruhi media sosial!”

Mengerikan bukan? Sumber inspirasi dan gambaran tentang relationship paling ideal ternyata dipenuhi ranjau pertikaian yang siap meledak memisahkan setiap pasangan. Tidak heran beberapa orang merasa perlu untuk saling mengetahui password akun sosmed pasangannya. Maklumlah, hari begini Direct Message di dunia maya bisa lebih berbahaya ketimbang lirikan di dunia nyata.

Photo courtesy David Beckham/Victoria Beckham via Instagram.com/@davidbeckham

Tentu saja permasalahannya tidak sesimpel itu. Tanpa media sosial, ujian kesetiaan selalu hadir. Godaan bisa datang dari mana saja. Jadi, relationship seperti apa yang memang layak buat dijadikan goals?

Saya yang super minim pengalaman bukan orang paling tepat untuk menjawab. Lebih baik kita simak komentar Ibu saya saat beliau melihat tayangan televisi tentang perceraian satu pasangan selebriti; “Itulah akibatnya jika gampang menyerah. Padahal hubungan itu butuh pengorbanan.”

chris-martin-and-gwyneth-paltrow
Photo courtesy Gwyneth Paltrow via Instagram.com/@gwynethpaltrow

Kami sempat berdebat tentang ini. Buat saya, hal terpenting dari relationship ialah kebahagiaan. Jika pada akhirnya kita tidak bahagia, buat apa hubungan itu dipertahankan?

Ibu lalu menceritakan perjalanan rumah tangganya dengan almarhum Bapak. Puluhan tahun cinta mereka diuji dengan berjuta permasalahan. Namun berbekal semangat juang dan pengorbanan, hubungan mereka bisa terjaga. Naik turunnya kadar kemesraan dinikmati sebagai bagian dari dinamika. Bahkan mereka tetap bersama hingga maut memisahkan, dalam arti kata sebenarnya.

Jangan-jangan hubungan seperti ini yang seharusnya jadi #relationshipgoals?

Tulisan ini pertama kali terbit dalam rubrik Opinion majalah ELLE Indonesia Edisi Februari 2019.