LIFE

17 Agustus 2023

Yasmin Napper Memahirkan Diri di Belantara Industri Hiburan Indonesia


PHOTOGRAPHY BY Ifan Hartanto

Yasmin Napper Memahirkan Diri di Belantara Industri Hiburan Indonesia

styling Ismelya Muntu; fashion Dior; makeup Rhay David; hair Ruri Padwa

Menjadi anak muda tidak selalu mudah. Yang pernah muda pasti paham rasanya bagaimana menjadi asing di tengah dunia baru, menjadi seseorang yang diharapkan punya prestasi, menemukan jalan agar karya dan kontribusi kita didengar dan diapresiasi. Hadir sebagai anak baru, kemunculan Yasmin Napper barangkali dapat menjawab pertanyaan soal regenerasi di dunia hiburan Tanah Air. Salah satu kaum muda yang menyongsong peluang dengan suka cita.

Yasmin Napper memulai perjalanan karier dari dunia modeling. Teman dari sang ibu yang punya andil mengenalkan Yasmin Napper ke dunia depan kamera. Suatu waktu Yasmin diminta membantu pemotretan dengan menjadi model untuk salah satu brand busana pengantin. Satu minggu kemudian, sebuah artist management di Jakarta memintanya untuk datang mengikuti proses casting. Ia pun merasa tak ada salahnya mencoba pengalaman baru yang mungkin jadi kesenangan terbaru. Dari kampung halaman di Bali, Yasmin memenuhi panggilan tanpa ekspektasi apa pun. Namun selama enam bulan ikut casting, memberanikan diri mengadu nasib di Jakarta, nyatanya Yasmin harus berkali-kali menelan kegagalan. “Tidak terhitung berapa kali casting saya selalu gagal tidak dapat apa-apa. Apalagi semua anggota keluarga saya ada di Bali. Jadi enam bulan itu rasanya seperti hanya menghabiskan uang untuk sewa tempat tinggal, biaya transportasi, dan kebutuhan sehari-hari. Saya nyaris menyerah, sudah mempertimbangkan untuk pulang dan melanjutkan sekolah. Tapi ternyata ‘keberuntungan’ itu nyata adanya. Di minggu yang sama seharusnya saya kembali ke Bali, datang sebuah kabar bahwa saya diterima untuk dua proyek, yakni iklan dan film. Sempat bingung memutuskan tapi akhirnya memilih iklan karena saya masih ingin mengeksplor diri dari sisi modeling,” kenang Yasmin.

photography Ifan Hartanto; styling Ismelya Muntu; fashion Dior; makeup Rhay David; hair Ruri Padwa.

Tahun 2018, Yasmin mulai menjajaki seni peran dengan menjadi cameo dalam film komedi berjudul Generasi Micin karya sutradara Fajar Nugros. Ia kemudian berperan di berbagai judul Film Televisi atau FTV, sampai akhirnya bermain dalam Imperfect: Karier, Cinta & Timbangan bersama lawan main Reza Rahadian dan Jessica Mila. Sebuah film layar lebar karya sutradara Ernest Prakarsa yang melambungkan nama Yasmin Napper dalam industri perfilman, sekaligus mengantarkan namanya sebagai peraih nominasi Aktris Pendatang Baru Terpilih di ajang Piala Maya 2019. Yasmin berperan sebagai Lulu, adik dari Rara yang diperankan oleh Jessica Mila. Peran Yasmin sebagai supporting role terbilang sukses dalam membawakan karakter perempuan yang mengikuti standar kecantikan paling umum; berkulit putih dan bertubuh kurus. Walaupun orang-orang bilang ia tertutup oleh nama besar aktor-aktor lainnya di film tersebut, namun Yasmin Napper berakting dengan sangat baik dan mampu membuat penonton bersimpati dengan konflik yang disuguhkan. “Keterlibatan di film layar lebar segera memunculkan rasa jatuh hati pada bidang seni yang terbilang baru saya masuki. Saya masih meraba-raba, mencoba memahami banyak hal sambil belajar mengerti seperti apa dunia seni peran dan industri ini berjalan. Dibanding modeling, saya bisa bilang bahwa seni peran rasanya lebih ‘berat’ namun menyenangkan sekali setiap kali masuk ke proyek baru. I think my love for acting is grew so much. Saya sangat berharap ke depannya saya bisa dipertemukan dengan berbagai kesempatan untuk mencoba beragam karakter. Semakin beragam dan semakin susah, rasanya juga semakin baik untuk perkembangan karier saya,” ujarnya.

Setelah Imperfect, perempuan kelahiran tahun 2003 ini menjadi pemeran utama dalam film Satria Dewa: Gatot Kaca bersama aktor Omar Daniel dan Rizky Nazar. Dan saat pandemi Covid-19 silam, Yasmin menjaga produktivitas dengan melakoni syuting sinetron berjudul Love Story the Series yang diproduksi sebanyak 881 episode. “Belum banyak judul film yang pernah saya mainkan, namun sejauh ini kesempatan bermain dalam sinetron Love Story the Series menjadi salah satu pengalaman yang cukup berkesan. Dalam durasi satu tahun depan bulan, kami bersama-sama menyelesaikan syuting di tengah kondisi pandemi yang sangat menantang. Pengalaman terlibat dalam sinetron rasanya juga menjadi proses pembelajaran yang melatih mental dan mudah-mudahan bisa menyumbang hal-hal baik dalam perjalanan karier saya. Dalam jam kerja yang berlarut-larut, kami dituntut secepat mungkin menghapal dialog dan menjiwai sebuah karakter. Sejumlah tantangan yang bikin saya belajar banyak dan rasanya bisa sanggup menghadapi tekanan,” kata Yasmin.


photography Ifan Hartanto; styling Ismelya Muntu; fashion Dior; makeup Rhay David; hair Ruri Padwa.

Sebagai anak baru, wajar apabila khawatir keberadaan kita bisa jadi tidak diterima sebagian orang. Menjadi asing di tengah kelompok yang telah terbentuk membuat generasi muda perlu dirangkul dan dinilai secara adil atas karya dan usahanya. Yasmin Napper melihatnya secara optimis. “Apa pun bidang pekerjaan seseorang, kompetisi jadi sebuah keniscayaan. Sudah pasti ada banyak orang yang penampilannya jauh lebih menarik dibanding saya, tidak sedikit juga orang yang lebih berkualitas dan mumpuni daripada saya. Salah satu hal paling menantang adalah menjaga identitas dan karakter diri di tengah gempuran persaingan. Saya memang belum lama ada di industri ini, namun sudah bisa merasakan bagaimana dunia hiburan mengubah diri. Yang paling terasa soal bagaimana menjadi lebih matang dalam berpikir dan bijak dalam bertindak karena pekerjaan di industri ini mengharuskan kita bertemu dengan beragam situasi dan kondisi. Kepopuleran juga menjadi sesuatu yang fluktuatif, semuanya serba tidak pasti. Maka satu-satunya yang bisa saya lakukan adalah bekerja sebaik-baiknya dan bersyukur dengan segala kesempatan yang hadir,” pungkas Yasmin.