CULTURE

13 Februari 2023

'Chiharu Shiota: The Soul Trembles' Mengontemplasi Kehidupan dan Kefanaan Atas Eksistensial Manusia


'Chiharu Shiota: The Soul Trembles' Mengontemplasi Kehidupan dan Kefanaan Atas Eksistensial Manusia

Uncertain Journey (2016/2022) at Chiharu Shiota: The Soul Trembles; photo courtesy of Museum MACAN

Berawal dari Mori Art Museum di Tokyo, Jepang, pada 2019, perjalanan tur global Chiharu Shiota: The Soul Trembles yang telah berkeliling museum ke beberapa negara dunia akhirnya berlabuh di Indonesia. Mengambil alih Museum MACAN—satu-satunya lokasi pameran di kawasan Asia Tenggara—sejak 25 November 2022 silam, dan dijadwalkan meruang hingga 30 April 2023.

Malam pembukaannya ramai dihadiri para pencinta seni kontemporer hingga sejumlah aktor, di antaranya Asmara Abigail dan Kelly Tandiono. “Ada rasa yang begitu dekat yang membuat saya relate dengan karya Shiota,” tutur Kelly ketika kami bersua di bawah instalasi Accumulation-Searching for the Destination (2014/2022) yang menggantung koper-koper tua ke udara dengan tali benang warna merah.

Ekspresi seni Shiota dikenal kerap berangkat dari pengalaman pribadinya. Meski begitu, ia selalu berupaya mempertemukan pengalamannya dan eksistensial orang lain dengan mengangkat wacana-wacana kemanusiaan yang bersifat universal seperti gagasan identitas sosial dan budaya, kehidupan dan kefanaan. Tak heran bilamana para penontonnya dapat merasakan keterhubungan, sekaligus larut dalam atmosfer magis yang dipancarkan karyanya.

Accumulation-Searching for the Destination (2014/2022) by Chiharu Shiota; photo courtesy of Museum MACAN.

Menikmati karya-karya Chiharu Shiota bagai memasuki dimensi tambo berwujud serupa sarang laba- laba yang monumental. Instalasinya meliputi jalinan benang berpola rumit yang tertambat ke segala arah ruang dari lantai, dinding, hingga ke langit-langit. Di antara celahnya, terikat ragam benda-benda ekspresif. Misalnya perahu-perahu kayu tua dalam Uncertain Journey (2016/2022) di hulu perjalanan memasuki ekshibisi; atau bangkai piano yang bertahan dari kebakaran sebagai pemeran utama karya In Silence (2002/2022). Ia merangkai Connecting Small Memories (2019) menggunakan ragam objek milik orang-orang tak dikenal; dan bahkan mengumpulkan puing-puing jendela dari wilayah perbatasan Jerman Barat dan Timur untuk membangun Inside–Outside (2008/2022). Sang seniman meyakini bahwa sebuah benda merupakan entitas memori yang menyimpan rasa; merekam jejak suatu peristiwa dan kehadiran manusia.

Asmara Abigail di bawah instalasi Uncertain Journey (2016/2022)

Kelly Tandiono di depan instalasi In Silence (2002/2022)

Selang sehari menyetujui tawaran untuk merancang pameran ini—kala itu tahun 2017—awan kelabu membayangi Chiharu Shiota. Sel kanker yang telah berhasil ia tundukkan selama 12 tahun kembali mendekap tubuhnya. Apa yang menguji Anda saat berkonfrontasi dengan batas kehidupan? Rasa takut. Begitu pula rasa itu menggelisahkan Shiota. Namun seiring ia telah berdamai dengan kematian; sebagaimana pengertiannya, “hanyalah tubuh manusia yang mati, bukan pemikirannya.”; kegelisahan Shiota lebih merujuk pada batas waktu yang ia miliki untuk menyuarakan pikiran. Berkejaran dengan waktu selagi melangkah bersama ajal membawa seniman kelahiran Osaka, Jepang, tahun 1972 yang berbasis di Berlin, Jerman, itu pada perenungan; ke mana jiwanya pergi manakala ia telah berpulang? Sebuah pertanyaan yang ia ekspresikan lewat karya teraktual bertajuk Out of My Body (2019) serta melandasi visinya dalam membangun narasi The Soul Trembles.

Out of My Body (2019) by Chiharu Shiota; phoro courtesy Museum MACAN.

Dikurasi oleh Mami Kataoka, direktur Mori Art Museum Tokyo, The Soul Trembles menampilkan ratusan karya jejak transformasi artistik Chiharu Shiota sepanjang 30 tahun perjalanan karyanya. Mulai dari periode awal ia mengeksplorasi seni lukis di Universitas Kyoto Seika (1992), menemukan jati diri dalam kreasi instalasi, berlatih seni pertunjukan di bawah bimbingan Marina Abramovic di Jerman, hingga kini merengkuh reputasi sebagai salah satu seniman yang disegani atas kepiawaian menggabungkan ragam disiplin ilmu.

Chiharu Shiota bersama Melati Suryodarmo di pembukaan pameran Chiharu Shiota: The Soul Trembles