Museum MACAN gelar pameran karya kreasi Penduduk Selat Torres. Bertajuk Ghost Nets: Awakening the Drifting Giants, ekshibisi yang berkolaborasi dengan kedutaan Australia di Indonesia itu menampilkan 18 karya tenun tangan rancangan kolektif kelompok seniman Selat Torres, Erub Arts. “Menampilkan kawanan ikan, penyu laut, dan keluarga pari manta raksasa, koleksi karya seni ini menggabungkan budaya Penduduk Selat Torres, seni kontemporer, dan advokasi lingkungan,” kata Duta Besar Australia untuk Indonesia, Penny Williams PSM. 

Inspirasi karya Ghost Nets: Awakening the Drifting Giants diilhami oleh lautan yang menghubungkan Australia dan Indonesia. Yang bikin kian menarik ialah pameran ini sekaligus dirancang sebagai platform yang ditujukan mengeksplorasi berbagai tantangan lingkungan hidup, termasuk pengurangan limbah plastik dan konservasi laut. Visi tersebut melatari kreativitas seniman Erub Arts dalam menggunakan limbah pukat ikan (lebih dikenal sebagai jaring hantu alias ghost nets) sebagai material seninya.

“Penggunaan kembali pukat ikan ini tidak hanya memberdayakan sampah plastik, tetapi juga mendorong diskusi tentang bagaimana kita semua dapat berkontribusi bagi pengurangan sampah plastik dan menjadi pelindung lautan yang lebih baik,” tambah Penny Williams PSM. 

Aaron Seeto, Direktur Museum MACAN, pun menyampaikan antusiasnya perihal inisiatif ini, “Kami sangat senang bekerja sama dengan Kedutaan Besar Australia untuk membawa inisiatif penting ini ke Indonesia, untuk berbagi karya kreatif Erub Arts dan budaya kelompok seniman Erubam Kepulauan Selat Torres kepada audiens kami." Sebagai bagian dari ekshibisi, Museum MACAN dan Kedutaan Besar Australia di Jakarta juga mengadakan serangkaian lokakarya serta Artist Talk, dipimpin oleh Jimmy John Thaiday bersama Lavinia Ketchell dari Erub Arts.

Ghost Nets: Awakening the Drifting Giants akan berlangsung hingga 4 Juni 2023; sebelum kemudian melanjutkan pagelarannya di Bali.