20 Desember 2021
Alyssa Daguisé Mengerahkan Daya Mengejar Ambisi

Dengan kekuatan diri sendiri, Alyssa Daguisé tegas memilih jalan hidup sekaligus cermat mempersenjatai diri untuk mengejar seluruh ambisi.
"Hello! I'm still on a Zoom call but will let you know once it’s over,” tertulis pesan singkat dari Alyssa Daguisé di layar handphone. Seperti kebanyakan jurnalis lainnya, ada kesenangan tersendiri ketika hendak berkenalan dan berbincang dengan seseorang untuk kali pertama. Karena saya selalu yakin saya bisa belajar banyak bukan hanya dari ruang kelas ataupun buku bacaan. Manusia dengan segala karakteristik dan pengalaman hidupnya pasti punya cerita menarik yang bisa ditarik. Siapakah Alyssa Daguisé? Jika Anda menjawab Alyssa adalah pasangan Al Ghazali, anak sulung musisi Ahmad Dhani dan Maia Estianty, Anda tidak keliru. Tapi Anda salah besar apabila menganggap perempuan ini sebatas “pacarnya Al”.
Lahir tahun 1998, Alyssa Daguisé adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Ayah Alyssa orang Prancis dan ibunya asli Indonesia. Alyssa hobi travelling, kegemaran yang ia dapatkan dari ayahnya, seorang pebisnis perhotelan yang sudah 30 tahun berkarier di Indonesia. Sedangkan dari sang ibu, Alyssa memiliki kecintaan yang besar pada dunia mode. Dulu waktu kecil, ia gemar mencoba baju-baju milik ibunya dan senang mengombinasikan berbagai busana.

Ponsel Xiaomi 11T, Xiaomi. Knitted bralette, Fendi. Kemeja transparan, Valentino.
Usai saling menanyakan kabar, ia pun menceritakan kesibukannya belakangan ini. “Saya sedang ada banyak Zoom meeting, selain juga masih menjalani kegiatan photoshoot dan pembuatan konten. Tahun 2022 mendatang, saya akan merilis fashion brand yang sudah saya kerjakan selama 2 tahun terakhir. Koleksi ready to wear untuk perempuan yang bisa dikenakan saat acara siang ataupun malam. Rasanya antusias sekali, mudah-mudahan tahun depan saya bisa segera mempublikasikan brand ini,” cerita Alyssa membuka obrolan.
Kendati minatnya cukup besar pada dunia mode, Alyssa sesungguhnya mengawali perjalanan di bidang kedokteran. Ketika bersekolah di sebuah sekolah Prancis di Jakarta, ia menemukan ketertarikan pada sains dan ilmu pengetahuan. Ditambah dengan perolehan nilai akademis yang selalu tinggi, Alyssa Daguisé kemudian memutuskan melanjutkan pendidikan kedokteran dan berhasil diterima menjadi mahasiswi Université René Descartes di Paris, Prancis. Di tahun kedua Alyssa memilih spesialis kedokteran gigi. “Ini bukan soal tidak bisa atau tidak mau berusaha agar berhasil, tapi lebih kepada perasaaan tidak bahagia saat menjalaninya. Setelah 2 tahun kuliah kedokteran gigi, ternyata saya tidak melihat masa depan saya ada di bidang ini. Sedangkan dari dulu saya selalu ingin melakukan apa yang memang saya suka. Dan bahagia rasanya bisa punya kebebasan untuk memilih dan menentukan jalan sendiri,” ujarnya.
“Berapa banyak yang telah saya lewatkan, hanya karena saya takut melewatkannya,” kutipan kalimat penulis Paulo Coelho yang gamblang menegaskan pentingnya belajar memutuskan agar terbebas dari rasa takut. Sudah sejak lama ketidakmampuan mengambil keputusan sangat bisa merusak karier, mengacaukan hubungan, bahkan meruntuhkan mimpi-mimpi. Situasi mulai memburuk ketika kita tidak memutuskan apa-apa dan pilihan itu tak lagi tersedia. Alyssa Daguisé adalah salah satu sosok perempuan yang memiliki ketegasan untuk memilih dari beberapa pilihan yang terlihat sama baik dan mempunyai keberanian untuk merelakan yang lain. Dan di titik itulah ia akhirnya terbebas dari kebuntuan. Melangkah menuju masa depan tanpa rasa sesal. “Tidak bisa lagi menunda-nunda. Saya harus yakin memilih dari beberapa skenario potensial lalu memantapkan diri untuk menjalani pilihan itu. Saya memutuskan untuk meninggalkan kuliah kedokteran gigi lalu memilih pindah studi Fashion Business di Mod’Art International Paris, Prancis. Dan rasanya ini menjadi salah satu keputusan terbaik yang pernah saya buat sepanjang hidup saya,” ungkap perempuan yang telah menyelesaikan kuliahnya pada September 2021 silam.

smartphone Xiaomi 11T
wardrobe Fendi
Menjadi seseorang yang tegas bukan hanya bicara soal meneriakkan keberanian, tapi juga tentang meningkatkan produktivitas. Karena dilihat dari sisi manapun, keragu-raguan sangat menghabiskan waktu dan tenaga. Kendati Alyssa Daguisé bergerak dinamis di wilayah kreatif, ia tidaklah buta pengetahuan apalagi apatis. Sebagaimana Alyssa mengutarakan mimpi-mimpinya, ia tidak hanya berasyik-asyik dengan dunia yang digelutinya. Tapi juga menyuarakan pandangan yang menggelitik tentang keberdayaan perempuan. “Sekarang saya hidup dalam efisiensi yang mungkin tak pernah terbayangkan sebelumnya karena menjalani sesuatu yang memang saya cintai. Dunia mode punya arti yang besar buat saya, dan bukan semata-mata tentang harus ikut tren ini dan mesti pakai tren itu. Tapi bagaimana fashion pada akhirnya membentuk karakter dan kepribadian seseorang. Setiap individu memiliki pengalaman dan pemahaman yang berbeda-beda sehingga fashion menjadi sesuatu yang sangat personal. Kebebasan dan kreativitas tanpa batas itulah yang membuat dunia fashion menarik untuk digeluti. Dengan mendirikan fashion brand sendiri, saya ingin menjadi bagian dari perjalanan perempuan dalam mengekspresikan diri lewat cara mereka masing-masing. Lewat apa yang saya hadirkan dalam setiap koleksinya, saya ingin perempuan menemukan kesenangan untuk dirinya sendiri,” tutur Alyssa.
Banyak tokoh yang mungkin Anda tak mengenalnya secara pribadi namun karya-karya mereka, lewat berbagai cara dan media, pernah mampir di riuhnya kehidupan kita. Keliaran kreativitas dan keberanian yang menggugah ketat tersirat lewat percakapan saya dengan Alyssa Daguisé. Saya setuju ketika perempuan ini mengatakan bahwa setiap keputusan yang dibuat butuh komitmen untuk konsisten memperjuangkan keberhasilan. Pencapaian-pencapaian ditempuh lewat latihan dan dedikasi. Dan yang terpenting adalah mampu menikmati prosesnya karena kita tahu kitalah yang memegang kendali dan tidak lagi menjadi penumpang yang tak berdaya.

gaun Givenchy smartphone Xiaomi 11T
Dan demi mempersenjatai diri untuk meraih kesuksesan pada berbagai bidang, Alyssa turut menata eksistensi di dunia digital dan media sosial. “Keberadaan kita di dunia digital cukup menentukan banyak hal. Terlebih semenjak pandemi, teknologi digital dan media sosial membuat kita mampu melakukan apa pun, termasuk yang dulunya terasa mustahil. Sebuah kesepakatan kini bisa terjadi tanpa perlu kita bertatap muka.
Sekarang tidak harus bertemu langsung dengan orang lain untuk bisa menjalin hubungan yang bermakna. Apa yang tidak bisa dilakukan dengan kecanggihan teknologi? Menjaga identitas diri ataupun sebuah merek, menekuni bisnis, menciptakan awareness, melakukan strategi kampanye. Nyaris tidak ada yang tidak bisa direalisasikan dengan kecanggihan teknologi dan media sosial. Maka tak ada alasan untuk tidak menyelami dunia digital yang kekuatannya luar biasa masif ini,” lanjutnya.
Kalau saya harus menyebut satu hal yang kurang saya senangi dari media sosial barangkali adalah ketidakmampuan kita untuk membedakan mana yang nyata dan yang tidak. Percayakah Anda ada orang yang sedemikian rupawan hingga terlihat bak malaikat? Yakinkah Anda ada kehidupan yang begitu sempurna, yang semua berjalan mulus tanpa kecewa dan marah? Buat saya semua itu mustahil. “Bukan hanya batas-batas privasi, kejelasan di antara ekspektasi dan realitas juga ikut memudar. Di media sosial, orang memperlihatkan hanya apa yang ingin diperlihatkan. Jarang sekali ada yang tahu persis bagaimana sebetulnya kehidupan kita. Bahkan saya kerap dianggap punya hidup yang serba mudah. Orang lain tidak pernah melihat sisi lain hidup saya yang isinya berkeringat, bekerja keras, berusaha sekuat tenaga mewujudkan cita-cita,” ujar Alyssa.

Ponsel Xiaomi 11T, Xiaomi. Earphone Redmi Buds 3, Xiaomi.
Knitted bralette, cropped polo shirt dengan aksen manik & rok dengan aksen manik, keseluruhan koleksi Fendi.
Tahun depan tahun yang menarik bagi Alyssa Daguisé. Sejumlah kegiatan syuting film dan serial sudah masuk agenda. Jadwal travelling pun sudah dipersiapkan termasuk rencana menghabiskan libur akhir tahun di New York dan Los Angeles. Belum lagi cita-cita untuk mengembangkan bisnis ke lini skincare dan makeup sambil menata karier di dunia mode. “Keluar dari dunia kedokteran, saya merasa jadi banyak pintu terbuka. Saya menjadi makin berambisi untuk mengejar banyak hal. Dan buat saya, tidak ada sukses tanpa kerja keras. Maka dengan menganggap kesuksesan saya diakibatkan oleh hubungan saya dengan pasangan, rasanya itu
tidak adil. Ada kerja keras yang tidak diperlihatkan tapi jadi penentu keberhasilan saya, alih-alih sekadar meminjam ketenaran kekasih. Sebaliknya, saya justru tidak merasa populer. Pasangan saya sangat terkenal, maka saya jadi ikut masuk dalam percakapan publik. Kendati sebenarnya saya hanya orang biasa yang sangat menyukai fashion dan gemar membuat konten. Tapi saya yakin pada akhirnya orang-orang bisa melihat bahwa pencapaian dan keberhasilan yang saya raih bukan sebatas disebabkan oleh hal-hal lain di luar kerja keras dan dedikasi saya,” tutup Alyssa Daguisé.