19 Desember 2018
Chicco Jerikho: Semesta Hembuskan Semangat Baru
PHOTOGRAPHY BY Torik Danumaya

styling Ismelya Muntu; styling assistant Sharona; grooming Tannya Mahardika; location Raffles Hotel Jakarta
Semesta. Dalam perbincangan siang itu, Chicco Jerikho kerap mengucap kata tersebut hingga berulang kali di tiap topik berbeda. Namun penekanan nadanya terdengar paling tegas kala ia berbicara tentang Suri dan Putri. Kedua ratunya. Dua perempuan yang berhasil merebut dan mengisi singgasana hati yang selama ini kosong dan disiapkannya untuk kelak berkeluarga. Mengingat tahun ini cukup epik untuk sang aktor, 2018 memberi begitu banyak berkat bagi eksistensinya sebagai laki-laki.
Ia ‘menemukan’ Putri Marino di Bali, di lokasi salah satu episode serial YouTube AXElerate yang digagasnya beberapa masa silam bersama rekannya di Visinema Pictures, Angga Dwimas Sasongko. Namun, perkenalannya saat itu tak kian berlanjut. Hingga akhir tahun lalu perkenalan antar mereka berdua terjadi lagi di Jakarta dan disambut hangat oleh beberapa kali temu janji. “Lucu deh, waktu Putri masih SD, dia pernah nonton sinetron saya dan bilang ke Ibunya kalau pengen banget kenalan sama saya. Eh, kejadian,” ia tergelak saat berkisah tentang sang istri. Suatu kebetulan yang cantik. Tak butuh waktu lama untuk Chicco merasa yakin dengan perasaannya. Dalam tiga kali pertemuan, ia menyatakan cinta. Dan tiga bulan kemudian, mereka menikah, saat itu tanggal 3 Maret 2018.
Busana: Alexander McQueen (Jaket), Top Man (Celana motif plaid).
“Saya suka angka tiga,” ucap Ayah yang bercitacita memiliki tiga anak ini tersenyum. Aktor kelahiran 3 Juli 1984 pecinta band The Doors ini juga mengatakan, “Tahu enggak, Jim Morrison itu meninggalnya 3 Juli lho, tanggal saya lahir. Tapi beda tahun.” Kembali ia tergelak, berharap reinkarnasi. Tetapi Surinala Carolina Jarumilind tidak lahir di tanggal tiga. Anak perempuannya lahir tanggal 24 September silam dan telah merubah hidupnya bahkan sebelum ia menjeritkan tangisan pertama.
“Selama Putri hamil, saya jadi sensitif. Jadi gampang kepikiran. Waktu itu Putri hamil sembilan bulan dan saya sedang syuting selama 1,5 bulan lamanya ke sebelas kota. Kalau pas ada break satu hari saja, saya sudah pasti langsung bolak-balik Jakarta. Lalu saya juga ikut kelas ‘Nujuh Bulan’ bareng Putri. Apa saja yang harus dilakukan saat menjelang persalinan,” laki-laki pecinta motor ini mengingat kembali. Ia juga bercerita selama Suri masih di dalam perut, tak henti-henti ia mengajaknya ngobrol atau mengiringi kehamilan Putri dengan musik-musik dari The Doors.
Malam itu sekitar jam 7, ketuban Putri pecah di kamar mandi. Dalam kepanikan yang berusaha ditutupi, Chicco menghubungi dokter dan mengonfirmasi prediksi waktu kelahiran (terbukti kelas Nujuh Bulan cukup mumpuni untuknya) yang diperkirakan akan terjadi sekitar siang hari keesokan harinya. Namun, nyatanya baby Suri menghempaskan tangis pertamanya di jam 5 pagi.
“Saya lihat semua proses persalinan. Magical. Saya enggak bisa jelasin dengan kata-kata. Dan momen itu, emosi campur aduk. Ada saat di mana Putri sedang berjuang, bayinya sudah keluar bagian kepala, dan seketika dokter menyuruh Putri untuk berhenti ‘dorong’. Leher bayi saya terlilit tali pusar, seluruh kepalanya membiru. Rasa panik yang enggak bisa dilupain saat itu, tapi saya juga harus tenang di saat yang sama, untuk Putri. Benar-benar campur aduk. Berantakan. Tapi saya bersyukur banget semuanya selamat,” kenangnya.
“Paling suka, tiap memandangi Suri, saya seperti dibukain mata bahwa Suri itu adalah sosok yang benar-benar bagian dari diri saya. Hal itu mendorong saya untuk harus memberi yang terbaik, harus jadi orangtua yang baik untuk memperkenalkan dia ke semesta ini.” Namun, kesibukannya memerankan figur Ayah bagi Suri, tak juga menghentikan langkahnya dalam dunia hiburan dan F&B.
Busana: Valentino (Sweter dan jaket bomber). Givenchy (Sepatu bot).
Awal tahun depan, film terbarunya yang menjadi debut film aksi, Foxtrot Six, akan rilis. Diperankan oleh rekan-rekannya dari dunia perfilman seperti Rio Dewanto, Arifin Putra, dan Oka Antara, film ini diproduseri oleh Mario Kassar yang dikenal sebagai produser dari filmfilm laga besar seperti Terminator, First Blood, dan Total Recall. Selain menjadi aktor, Chicco pun aktif sebagai produser, yang kini tengah menggarap film adaptasi dari web-toon berjudul Terlalu Tampan dan sebuah film daur ulang, Keluarga Cemara, yang akan rilis 3 Januari mendatang.
Melalui Visinema Pictures, Chicco menumpahkan segala inspirasi dan ledakan ide segar di dunia sinema tanpa henti. “Saya beruntung sekali bisa punya teman seperti Angga sebagai partner karena dia orang yang sangat visioner,” ia menjelaskan bagaimana Visinema menjadi sarana kreativitas baginya.
Tak hanya di ranah sinema, pengusaha yang mengaku santai ini sangat suka disebut sebagai ‘tukang kopi’. Kedai kopi, Filosofi Kopi, yang dilahirkan bersama dengan rekannya yang juga bermain di film bertajuk serupa, Rio Dewanto, kini telah menancapkan bendera di tiga kota (Jakarta, Yogyakarta, dan Semarang) serta di Makassar bulan Desember mendatang. “Targetnya tahun 2019 bisa buka delapan cabang,” cetusnya tersenyum. Bertemu dengan Rahung Nasution saat menggarap film Cinta Itu Bangsat beberapa waktu lalu, Chicco menggagas idenya untuk bekerjasama dan membuka restoran lepau (lapo) halal (kuliner khas Batak).
Tanggal 13 Oktober silam, Bonga Bonga hadir di area Cipete dengan menghidangkan panganan khas Batak yang mampu dinikmati secara halal. Di selang kesibukannya, kini ia tengah menyelipkan tugas sebagai seorang elephant warrior untuk WWF yang mengkampanyekan konsep berbagi ruang untuk gajah dan manusia. Karena kecintaannya pada binatang gajah sedari kecil, peran ini menjadi sebuah blessing baginya.
“Saya menyuarakan kepentingan gajah dalam ekosistem, karena manusia itu tidak sadar kalau tanpa kehadiran gajah, hutan kita bisa rusak. Gajah itu yang bikin ekosistem kita balanced. Dan WWF paham kalau populasi gajah Sumatera itu kini makin turun dan itu berbahaya. Mereka ajak saya untuk ikut campaign ini dan saya senang sekali bisa jadi bagian dari ini semua.”
Busana; Top Man (Kemeja), Alexander McQueen (Blazer dan Celana).“Kerjaan saya semua tidak ada yang jadi paksaan. Karena semua dilakukan dengan happy, saya memang suka. Hidup cuma sekali dan saya enggak mau wasting any time untuk melakukan hal yang enggak disukai.” Namun, menjadi suami dan ayah yang siaga tetap utama.
Entah sesibuk apa pun hari itu, film atau restoran, produser atau kedai kopi, motor atau gajah, keluarganya bersama Putri dan Suri adalah rumah yang menjadi tempat ia pulang at the end of the day. Perannya sebagai Ayah menciptakan sebuah keluarga kecil hangat yang berperan sebagai rumah dan kerap ia sebut sebagai the most comfortable place on earth.