LIFE

18 Agustus 2024

Keuletan Refal Hady Mengikuti Segala Peluang demi Memperkaya Kreativitas


PHOTOGRAPHY BY IFAN HARTANTO

Keuletan Refal Hady Mengikuti Segala Peluang demi Memperkaya Kreativitas

styling ISMELYA MUNTU grooming NOVIA DIAH TRISELA hair COSMELYNN photographer assistant GERALDY JASSON styling assistant AYASHA SOPHIA location KANA Furniture, Kemang.

Takdir telah membawanya menjadi salah satu aktor berbakat pada usianya yang relatif muda. Jika tidak, seperti yang dikatakannya, mungkin ia akan menjadi pekerja kantoran atau profesi lain yang tidak ada hubungannya dengan seni peran. Refal Hady memang terbilang baru di jagad perfilman Indonesia, namun di kalangan perfilman boleh dibilang ia cukup menonjol. Dunia sinema seolah mendapat energi kebaruan dari Refal Hady. Kemunculannya yang tiba-tiba seolah seperti mata air yang memberi kesegaran. Namanya terus menanjak, popularitasnya meledak dengan cepat. Memenuhi pembicaraan di setiap sudut ruang sinema hingga perbincangan tak formal di wilayah pencinta film Indonesia. Berbeda dengan figur selebritas lain yang glamornya lebih terasa dibanding prestasinya, ia banyak memberi harapan. Terhitung sejak 2016 silam, Refal konsisten menoreh kontribusi di berbagai tayangan film dan serial. Kali pertama memulai debut di dunia seni peran dengan beradegan di tayangan sitcom berjudul Drama Queen pada 2016. Kariernya di layar lebar diawali dengan memerankan Galih dalam film Galih & Ratna (2017) yang diikuti sederet judul film lainnya, yakni Critical Eleven, Susah Sinyal, Orang Kaya Baru, Perempuan Bergaun Merah, Ketika Berhenti di Sini, dan The Architecture of Love. Refal Hady sejatinya mereguk popularitas semenjak jadi pemeran utama di serial Wedding Agreement (2022). Yang tadinya bermain peran hanya karena iseng-iseng mencari pengalaman, Refal Hady kini menemukan cintanya pada dunia perfilman yang kemudian beberapa kali menobatkan namanya dalam sederet ajang penghargaan bergengsi bagi insan perfilman; meraih piala pemenang kategori Pemeran Utama Pria Terpuji Serial Web di ajang Festival Film Bandung 2022 untuk perannya di serial Wedding Agreement dan memenangkan penghargaan A. N. Alcaff Festival Film Indonesia 2023 kategori Aktor Pilihan Penonton dalam film Ketika Berhenti di Sini.


    Kemampuannya memang tidak instan. Pengalaman hidup menyatakan demikian. Tak pernah menyerah. Kalimat itu ditandaskan oleh Refal Hady untuk menggambarkan dirinya sendiri ketika ditanya perihal konsistensinya untuk terus berada di seni peran. “Setiap karakter dan peran meningglkan kesan dan pelajaran buat saya pribadi. Kadang saya jadi belajar logat baru, mungkin juga sebuah peran mengubah cara berpikir saya, dan sebuah peran sering kali membuat saya bisa merasakan emosi yang belum pernah saya rasakan sebelumnya. Semakin ditekan dan semakin sulit, maka semakin tertantang buat saya untuk menaklukkan segala kesulitan. Saya ingat benar waktu pertama kali casting, rasanya gugup banget dan cemas luar biasa. Habis bagaimana, saya tidak pernah bersinggungan dengan dunia panggung. Belum pernah tahu konsep berakting seperti apa. Apalagi saya bukan orang yang bisa dengan cepat ‘cair’ di tengah situasi asing dan orang-orang yang ramai. Tiba-tiba diminta melakukan sebuah adegan berdasarkan suatu naskah. Namun itulah titik pembelajaran hidup. Kadang kita memang mesti dipaksa keluar dari zona aman yang selama ini kita huni untuk mencari pengalaman berbeda. Saya pokoknya selalu bertahan pada satu pepatah. Orang diajarin jalan, sering kali jatuh. Tapi masalahnya bukan seberapa sering dia jatuh, melainkan seberapa cepat dia bisa bangkit kembali,” ujar Refal.


Refal Hady memang nama baru dalam jagat perfilman. Kiprah dalam seni peran yang dijejakkan relatif masih muda sekali. Namun keberadaannya meramaikan dunia sinema Indonesia. Penampilannya ternyata cukup menarik perhatian khalayak. Jejak popularitas dan sumbangsih Refal dalam sinema ada pada karier keaktorannya. Dia sebenarnya tidak punya rencana masuk industri hiburan. Sewaktu menyelesaikan kuliah di Universitas Bina Nusantara, Refal diharuskan ikut program magang di sebuah perusahaan televisi swasta agar dapat memenuhi tugas kuliah. Ia pun diterima jadi karyawan magang dan bekerja sebagai presenter sebuah program di salah satu stasiun televisi swasta. Istilah terjun dalam dunia seni peran mungkin paling tepat. Dunia memang tak bisa dengan mudah ditebak. Satu langkah terlampaui ternyata ada ribuan langkah yang harus dijejaki. Itulah yang terasakan oleh Refal Hady. 


“Semesta memang bekerja dengan cara yang sungguh indah. Siapa sangka, pengalaman magang malah menjadi pintu masuk menuju gerbang karier yang selama ini tak pernah ada dalam rencana hidup saya. Tantangan itu jelas nyata adanya, apalagi buat orang seperti saya yang tidak pernah menempuh pendidikan film termasuk memahami apa itu seni peran. Rasanya tidak mungkin saya bisa berakting seperti aktor-aktor hebat lainnya, tapi saya nekat. Saya benar-benar masuk ke industri dengan modal niat dan keberanian. Dan karena itu saya jadi sangat menghargai proses reading dan latihan bersama acting coach. Memang setiap orang punya cara belajar yang beda-beda, masing-masing seniman punya gaya tersendiri dalam memperoleh inspirasi. Ada yang harus diikat kakinya dan diseret kuda untuk mendapatkan perih rasa yang ditimbulkan, ada yang butuh cinta untuk membantu mencairkan pikirannya, mungkin pula menunggu wangsit dari langit. Kalau saya murni pemikiran yang normal dan rasional. Saya melihat sekeliling, membaca situasi, memerhatikan lingkungan, dan banyak diskusi dengan teman-teman di perfilman. Lalu memberi ruang terbaru dalam pikiran saya dan menuangkannya dalam bentuk gaya seni peran. Saya sendiri selalu berusaha menghindari jadi diri sendiri dan ingin menjadi sosok yang berbeda ketika sedang memerankan suatu karakter. Perjalanan saya masih terlalu singkat untuk dianggap sebagai aktor hebat tapi saya pastikan saya tidak akan merasa cepat puas. Karena saya rasa perasaan cukup dan nyaman itu bahaya buat perkembangan diri, termasuk aktor yang harus terus berproses,” kata Refal.


Sebagai kaum muda, Refal Hady diberkahi oleh berbagai peluang dan potensi yang memungkinkan Refal mengeksplorasi kemampuan seni peran untuk kemudian menjadikan ruang-ruang itu sebagai tempatnya bertumbuh. Laki-laki kelahiran 1993 silam ini bercerita, dia sangat bangga menjadi aktor, sama bangganya seperti kalau dia sedang bermain film lalu mengetahui para penonton tergerak hati dan pikirannya karena akting yang dilakoninya. Refal Hady memang terhitung baru di industri, tapi kecintaannya pada dunia seni peran begitu besar. Tidak ingin setengah-setengah bak orang tak punya tujuan.


“Bermain seni peran barangkali menjadi salah satu keputusan terbaik yang tidak pernah saya sesali. Tentu ada kesenangan tersendiri ketika mengetahui kita bisa mandiri dengan penghasilan sendiri. Namun di luar itu, menjadi aktor adalah sebuah kebahagiaan manakala saya tahu bahwa saya dapat menyenangkan hati orang lain lewat kemampuan seni peran. Dan pada akhirnya, profesi ini juga sangat membanggakan karena kita para pekerjanya bekerja dan berkarya dengan sepenuh hati. Bukan hanya untuk mencari uang dan bersenang-senang, tapi juga berkontribusi terhadap dunia perfilman sekaligus ikut menggerakkan perekonomian kreatif Indonesia dengan cara yang sungguh mengasyikkan. Mudah-mudahan saya bisa terus berkontribusi di dunia sinema. Ada banyak mimpi dan mungkin seiring waktu bisa bertambah atau berubah, tapi salah satu yang pasti saya sangat ingin mengeksplor beragam peran dan genre. Saya harus terus belajar tentang apa yang disebut sebagai berkesenian dan bermain peran. Karena saya paham benar bahwa jalan untuk menjadi hebat hanya bisa ditempuh lewat pengalaman dan pembelajaran. Delapan tahun menekuni seni peran, perjalanan masih sangat panjang dan saya tak sabar menanti kemungkinan apa yang akan datang,” tutupnya. Hidupnya dipenuhi dengan impian. Impian itu menjadi tantangan. Refal Hady tak lagi sabar menaklukkannya.