LIFE

18 Desember 2023

Luna Maya Bergerak Penuh Keyakinan Merangkul Masa Depan


PHOTOGRAPHY BY Narya Abhimata

Luna Maya Bergerak Penuh Keyakinan Merangkul Masa Depan

styling Ismelya Muntu; jewellery Bulgari High Jewelry; gown Mekar Prive; makeup Ryan Ogilvy; hair Rangga Yusuf; nails Paint it Nails

Empat dekade kehidupan telah menghadapkannya pada banyak hal; kesempatan, tantangan, kemenangan, dan kekalahan. Optimismenya tak pernah surut. Sebab di atas segalanya, ada kebahagiaan. Dan untuk itu, Luna Maya terus berencana memaknai hari esok dengan penuh keyakinan.


Luna Maya selalu berpikir perihal angka—dalam konteks usia—bukan sesuatu yang substansial. Kendati ia juga tak memungkiri signifikansinya ketika dikaitkan pada sejumlah aspek dan beberapa bidang tertentu. “Tapi untuk melakukan apa yang ingin kita lakukan; bermimpi, berambisi, exploring  the world, belajar, dan mencoba berbagai hal baru, tidak hanya terpaku pada satu masa usia tertentu,” katanya penuh ketegasan. Ucapannya membawa saya pada pertanyaan: apa mimpi seorang Luna Maya saat ini?

Setengah dekade terakhir merupakan salah satu periode spektakuler dalam kehidupan perempuan berdarah campuran Jawa-Austria kelahiran Bali 40 tahun silam ini. Sejak debutnya di atas panggung seni peran pada tahun 2004, reputasi Luna Maya sebagai aktris yang plastis kian solid. Ia mengukuhkan kredibilitas menebar histeria dengan berbagai narasi horor. Yang paling fenomenal yakni lakonnya membangkitkan karakter ikonis sinema horor Indonesia, Suzzanna. Pertama kali menjelmakan Suzzanna yang legendaris pada 2018, Luna menuai pujian kritis dari berbagai ajang penghargaan atas totalitasnya berperan mengawal jalan cerita remake film Suzzanna: Bernapas Dalam Kubur. Tahun ini, penampilan teranyarnya dalam kisah Suzzanna: Malam Jumat Kliwon pun tak kalah memuaskan, hingga filmnya berhasil meraih jumlah penonton lebih dari dua juta dalam masa penayangan di bioskop dan menjadi tayangan terlaris  ketiga (setidaknya, sampai artikel ini dirilis) sepanjang  tahun 2023. Kendati ahli memekik takut, keterampilan Luna  menghangatkan hati sampai bikin bibir tersenyum juga tak terbantahkan lewat sederet judul drama komedi, seperti Sabar Ini Ujian (2020), Mendarat Darurat (2022) serta serial web Suka Duka Berduka (2022).

fashionBulgari High Jewelry (perhiasan), Digo Design (gaun).

Tanpa bersepatu menjadi orang lain, pergerakan karya Luna Maya senantiasa memukau perhatian. Luna yang telah malang-melintang di industri mode sejak tahun 1999 menjuarai pemilihan model majalah remaja hingga mendominasi runway desainer, kampanye komersial, video musik band populer Tanah Air tahun 2000-an, serta tampil mengemuka selaku host ajang pencarian bakat Indonesia’s Next Top Model. Ia adalah pemengaruh mode inspiratif bagi banyak perempuan, bukan hanya generasi sepantarnya tapi juga kalangan muda, dan tak terkecuali 38 juta pengikutnya di Instagram. Ia bisa menjelma bagai ratu kerajaan dengan perhiasan bertatah berlian menghiasi anting, leher, tangan dan jari-jarinya; atau melangkah dalam sandal jepit, kaus putih dipadu jeans; dan auranya senantiasa memukau. “I love fashion, dan suka mengeksplorasi tren. Namun orientasi saya dalam bergaya sederhana; saya akan memakai apa yang menurut mata saya menarik, sesuai kebutuhan tempat dan kegiatannya, serta yang paling penting harus nyaman karena saya selalu bergerak,” ujar pendiri Luna Habit (sebuah label pakaian sehari-hari yang menawarkan formula seimbang antara kenyamanan dan elegansi gaya edgy bagi perempuan dinamis) itu suatu waktu kami berbincang di Brazil.

Tatkala ia memperkenalkan produk lip cream sebagai debut peluncuran Nama Beauty, merek kecantikan rintisannya bersama Marcel Lukman—yang menjunjung prinsip clean beauty pada 2019; Luna menunjukkan impresi kuat di ranah industri kecantikan. Terbukti, hanya dalam empat tahun berkiprah, Nama Beauty telah menawarkan beragam inovasi bagi kemajuan lini kosmetik dan skincare lokal. Sejujurnya saya belum mencoba sendiri, namun masyarakat tampak menyukainya. Saya kerap mendengar komentar positif orang-orang tentang eyeliner-nya yang dilengkapi aplikator angled-tip mudah digunakan, atau bagaimana Powerbalm+ membantu melembapkan kulit. “Ketika mengembangkan Nama, saya berharap dapat mendorong perempuan Indonesia tampil lebih percaya diri dengan memperhatikan kebutuhan personal mereka melalui cara yang menyenangkan sekaligus efisien. Karena itu, setiap berinovasi menciptakan produk, kami selalu memikirkan unsur kepraktisan sama pentingnya dengan kandungan formula berkualitas,” ujarnya.

Tahun 2021, di mana dunia tumbuh di era digitalisasi teknologi yang semakin maju setiap harinya, Luna dengan cepat beradaptasi. Ia—bersama Marianne Rumantir—membangun bisnis media digital bertajuk TS Media. Sebuah kanal informasi yang memproduksi beragam konten hiburan dari seri travel hingga pop culture. “Semula saya pikir media sosial hanya sebatas galeri kehidupan pribadi. Siapa sangka saat dimanfaatkan secara bijak dapat menjadi sarana informasi yang edukatif,” kisahnya. Lewat TS Media, Luna berharap dapat menyuguhkan alternatif jendela informasi akan dunia yang lebih ‘kaya’ bagi publik. “Kemasannya sengaja dibuat tetap menghibur agar lebih mudah relate. Tapi dalam setiap topik yang kami angkat, kami berharap penonton bisa menemukan sudut pandang segar yang membantu mereka jadi lebih terbuka dalam memahami sesuatu serta menyikapi sesuatu hal yang mungkin berseberangan dengan pandangan mereka,” katanya.

fashion; Bulgari High Jewelry (kalung, anting, dan cincin), Hester Phang (gaun).

Luna seperti sedang mengalami segalanya secara bersamaan sekarang. Pergerakan karier yang produktif bergandengan harmonis dengan kehidupan personalnya. Sekarang, ia tengah menjalin asmara bersama aktor muda Maxime Bouttier (30). “Saya tidak menyangkal kalau kami memiliki perbedaan yang terkadang membuat hubungan ini terasa menantang,” katanya, “Tetapi perbedaan itu pula yang memperkaya rasa di antara kami.” Luna tidak bisa berhenti mengulas senyum dan tertawa saat membicarakan cinta barunya. Ekspresinya begitu menggemaskan; kegembiraan orang yang sedang jatuh cinta!

Kembali pada rasa penasaran saya akan impian Luna Maya sekarang, setelah ia menjalani babak kehidupan yang begitu impresif baik profesional maupun personal. “Beberapa hari sebelum berulang tahun, banyak hal yang saya pikirkan, dan kebanyakan pikiran-pikiran tidak penting. I was like, oh my God, I’m entering the big 4! Tiba-tiba saya merasakan anxious,” akunya. Ia berujar bahwasanya ada momen di mana ia begitu kagum menyaksikan banyak generasi muda yang sudah sangat produktif dan berambisi tinggi sedari usia 20-an. “Kadang ketika mengontemplasi hidup, saya menemukan beberapa hal yang tak bisa saya lakukan semasa usia 20-an; dan baru terwujud setelah melewati usia 35,” ungkapnya. Pernyataan Luna bukanlah suatu bentuk penyesalan. Ia berterima kasih kepada masa mudanya, untuk setiap pengalaman yang telah dilaluinya hingga membentuk pemahaman yang mengantarkan dirinya berdiri kuat di hari ini.

Kekayaan pengalaman menanamkan kebijaksanaan yang kian matang dalam pribadi Luna. Emosinya sudah hampir tidak pernah meledak-ledak ketika menghadapi situasi di luar kendalinya. “Sekarang jika ada masalah, saya cenderung fokus memikirkan solusi and just deal with it,” ujarnya, “Acceptance, adalah pelajaran besar yang saya rengkuh dari kehidupan. Terkadang, manusia sulit sekali menerima apa yang terjadi dalam hidupnya, entah itu hal baik atau hal buruk. Saya telah belajar untuk menerima setiap kenyataan yang dihadapkan hidup. ‘Cause it’s my life.”


fashion; Bulgari High Jewelry (Anting, kalung, dan jam tangan); Mekar Prive (gaun plisket).

Ada satu atau dua hal yang menyemarakkan isi kepala Luna menyoal asa masa depan. Ia berujar sambil menyilangkan kedua jarinya, namun sungkan menjabarkan lebih jauh sebab ia merasa seperti mendahului takdir. “Cita-cita saya adalah menjadi individu yang independen dalam segala aspek kehidupan. Tapi di titik ini, I just go with the flow,” katanya. Meski berkata demikian, Anda salah jika berpikir ia tak merencanakan arahnya.

Dewasa ini, pamor Nama Beauty semakin bergema lantang hingga terdengar sampai mancanegara. Gaungnya telah tiba di Malaysia, dan tengah bersiap menjangkau pasar Asia Tenggara yang lebih luas. Sebuah cetak biru yang menunjukkan keberdayaan Luna Maya memimpin sebuah bisnis. “Saya tidak datang menyandang latar belakang universitas bisnis terkemuka. Pengetahuan dan strategi berbisnis saya dapatkan melalui pengalaman praktik langsung, dan mencari wawasan dari para ahli. Tidak sedikit orang yang kemudian memandang sebelah mata. Mempertanyakan kredibilitas saya; sampai berasumsi ada orang di balik layar yang mengatur setiap langkah saya,” kata Luna, “Well, saya pikir hampir semua bisnis dibangun atas kerja tim. Dalam berbisnis, tentu saja, saya membutuhkan bantuan tangan orang lain. Saya tidak malu mengakuinya, sebab mereka adalah orang-orang yang berjasa menemani dan membantu saya dalam mewujudkan setiap visi. Nobody is that perfect to be able to do it all alone.” Kondisi tersebut dirasakannya tambah sulit dengan status selebritas yang menyelimuti dirinya. Ia tidak membatah jika ketenarannya membekali ia sebuah privilese yang membantu mendorong usahanya mencuat instan. Namun ketika Anda menggenggam suatu “faktor istimewa”, tak jarang pula orang-orang berupaya mendefinisikan Anda berdasarkan hal-hal tersebut. “Saya tidak bisa membendung apalagi menghentikan asumsi orang terhadap saya. Tapi saya percaya persepsi mereka dengan sendirinya akan berganti menjadi buah bibir baik ketika apa yang saya kerjakan terbukti menghasilkan sesuatu yang baik,” ujarnya.

Gigih membesarkan reputasi bisnis tak membuat Luna lupa pada akar. Akhir bulan November, sosoknya kembali ke layar sinema dalam film Panggonan Wingit. “Saya tumbuh besar di panggung seni peran. Menjadi aktor adalah impian saya. Karenanya keinginan untuk menjadi bagian dari dunianya senantiasa kuat. Tetapi hidup adalah tentang pilihan menentukan prioritas. Yang pasti saya tidak akan berpaling bila ada tawaran yang menggugah naluri dan sesuai dengan waktu berbagai kegiatan lainnya,” katanya. Contoh tawaran yang menggugah nalurinya yakni film Seribu Payung Hitam dan Sisanya Rindu. Dalam karya besutan Erwin Arnada itu, ia bakal mengisahkan perjuangan seorang aktivis lingkungan menjaga ekosistem daerah tempat tinggalnya. Sebuah narasi yang cukup dekat dengan minat Luna.

Baru-baru ini, Luna mencurahkan keprihatinannya terhadap persoalan lingkungan lewat Waste4Change. Sebuah perusahaan pengelolaan limbah sampah—yang telah lama ia gunakan jasanya. Keterlibatan Luna semakin sensibel dengan memberi dukungan langsung yang menggerakkan kinerja programnya dari balik layar. “Saya telah sampai di titik di mana saya merasa bertanggung jawab untuk melakukan kontribusi konkret yang lebih dalam bersikap melindungi Bumi. Setiap orang punya caranya masing-masing. Aktif mengikuti kegiatan bersihbersih sampah, sadar memilah sampah, diet plastik, dan lain-lain; semua itu sama besar pengaruh dampaknya bagi keberlangsungan Bumi sebagai rumah yang lebih bagi seluruh manusia,” ujar Luna. Ia sadar bahwa langkahnya tidak serta-merta menuntaskan seluruh permasalahan lingkungan. Namun lebih baik ketimbang diam tak melakukan apa-apa. Optimismenya urung patah, sebagaimana rencananya untuk terus memaknai hari esok dengan penuh keyakinan.