22 Juni 2024
Maudy Koesnaedy: Salam Sayang Untuk Kota Jakarta Tercinta
opinion by Maudy Koesnaedy; photography by Ryan Tandya for ELLE Indonesia June-July 2024; styling Alia Husin
Cinta datang tepat pada waktunya. “Ya benar, tapi Anda tahu bagaimana macetnya Jakarta kan? Makanya sampai sekarang gue masih jomblo!” Kira-kira seperti itulah salah satu bahan candaan, yang menyalahkan Jakarta. Jakarta juga disalahkan atas kualitas udara yang buruk sehingga membuat warga yang tinggal rentan terhadap penyakit. Jakarta masih juga menerima protes urusan banjir, pemukiman padat, dan lain sebagainya.
Teringat kenangan ketika diminta bertugas sebagai pembawa acara di Balaikota. Acara sempat terhenti karena serombongan warga datang melakukan aksi protes keras di halaman Balaikota kepada Gubernur yang meminta warga untuk pindah tempat tinggal. Aksi protes tersebut sempat menimbulkan situasi yang menegangkan. Saya hanya dapat duduk di barisan belakang sambil mencoba memahami situasi.
Ternyata permintaan pindah tersebut berkaitan dengan program pemerintah untuk membersihkan sekaligus menata ulang daerah sepanjang kali agar tidak meluap saat musim banjir. Yang mana sesungguhnya program itu bertujuan agar warga mendapatkan lingkungan tempat tinggal yang nyaman.
Saya sempat bertugas mendampingi Gubernur dan membantu kegiatan promosi pariwisata DKI Jakarta saat menjadi None Jakarta tahun 1993, sebuah pengalaman yang memberi saya begitu banyak pengalaman dan membuka mata dari berbagai sudut pandang tentang perkembangan kota Jakarta ini. Barangkali itu juga yang menyebabkan setiap Dirgahayu Jakarta, ada saja yang menanyakan apa harapan untuk Jakarta.
Biasanya saya menyampaikan harapan agar Jakarta berkembang menjadi kota yang memberi ruang bagi warganya agar dapat berekspresi melalui kegiatan sosial budaya dan juga ruang terbuka yang menyediakan fasilitas kepada warganya agar dapat beraktivitas olahraga, healing bersama keluarga dalam situasi yang nyaman.
Hmm, berat juga ya harapan ini untuk kota Jakarta.
Tahun 2024, terdengar kabar bahwa Jakarta akan berulang tahun ke-497, perayaan ulang tahunnya yang terakhir sebagai Ibu Kota Republik Indonesia. Lalu saya terpikir apa yang akan berubah dengan Jakarta ketika dia tidak lagi menjadi Ibu Kota negara? Apakah kemacetan akan berkurang dengan pindahnya kegiatan protes atau demo warga kepada pemerintah? Apakah langit Jakarta akan kembali biru, awan kembali putih dan burung-burung kembali berkicau di dahan pepohonan rindang yang semakin jarang? Apakah warga Jakarta jadi punya kesadaran lebih tinggi untuk ikut menjaga kenyamanan kota tempat tinggalnya ?
Apakah bahan bercandanya ikut berubah menjadi, “Hai, jalanan lancar nih. Jalan bareng yuk?” atau memopulerkan candaan baru dengan tagar Instagram #Jakartalancar #cepatdapatpacar.
Namun bagaimanapun perkembangan dan perubahan kota Jakarta, kota ini akan selalu menjadi bagian dari perjalanan hidup warga Jakarta dan penduduk Indonesia.
Karena kalau sudah cinta, maka bagaimanapun pun keadaannya, kita terima apa adanya. Selamat Ulang Tahun Kota Jakarta tercinta. (Salam kangen dari saya yang sudah jadi warga Bali).
Yayasan Bakti Untuk Bangsa Bekerja Sama dengan Happy Hearts Indonesia Merevitalisasi Infrastruktur PAUD Ar Rafa Bogor
Melihat Lebih Dekat Upaya Rolex Melindungi Ekosistem Kelautan di Teluk Exmouth dan Wilayah Warisan Dunia Pantai Ningaloo