19 November 2024
Mikha Tambayong Berevolusi Menaklukkan Karier Seimbang Kehidupan Personal
PHOTOGRAPHY BY Hendra Kusuma
Mikha Tambayong for ELLE Indonesia Oktober 2024; styling Ismelya Muntu; fashion Lanvin; makeup Aditya Wardana; hair Ichanna
Perempuan kelahiran 1994 ini merupakan anak satu-satunya dari pasangan orangtua Michael Tambayong dan Deva Tambayong. Ayah dan ibunya berasal dari Minahasa dan Ambon. Mikha sekaligus merupakan keponakan dari penyanyi terkenal Indonesia, Harvey Malaiholo. Dibesarkan dalam lingkungan keluarga seniman, maka sejak kecil Mikha sudah hobi bermusik dan gemar bernyanyi. Ia pun mengambil langkah serius dengan mengikuti kelas menyanyi, belajar memainkan alat musik, dan sempat menekuni pendidikan di sekolah musik.
Tahun 2008, saat berusia 13 tahun, Mikha punya pengalaman baru dari keterlibatannya sebagai salah satu finalis Gadis Sampul, sebuah ajang pemilihan model remaja yang diselenggarakan oleh majalah Gadis. Mikha tidak menang dan belum berhasil menjadi juara, namun sejak malam penobatan ia langsung dibanjiri gegap gempita beragam tawaran bermain sinetron. Debutnya dalam berakting adalah sebagai Tasya yang merupakan tokoh utama di sinetron Kepompong. Setahun setelahnya, Mikha terjun ke dunia musik. Karya pertama yang dirilisnya adalah lagu berjudul Cinta Pertama yang merupakan soundtrack serial Kepompong. Karyanya di bidang musik bersinambung seiring peluncuran album studio pertamanya yang bertajuk Bekas Pacar dengan judul lagu yang sama seperti judul albumnya, serta menjadi lagu tema untuk untuk serial Kapten Kompleks. Kemudian tahun 2011, Mikha memerankan tokoh utama dalam serial televisi Nada Cinta yang melambungkan namanya di jagat dunia hiburan. Kiprahnya di pertelevisian dan blantika musik terus bergulir dan berkepanjangan hingga tercatat belasan judul sinetron memasang Mikha Tambayong sebagai pemainnya dan beberapa karya lagu yang menegaskan kecintaan Mikha pada dunia tarik suara.
fashion YCH - Masari Shop.
Usai saling menanyakan kabar, ia pun menceritakan kesibukannya belakangan ini. Saya menemui Mikha saat ia sedang break sejenak dari kegiatan syuting. Beberapa minggu sebelum pertemuan kami, ia baru saja menyelesaikan produksi film thriller yang berjudul Abadi Nan Jaya. Film garapan sutradara Kimo Stamboel ini akan dibintangi oleh sejumlah aktor kenamaan Indonesia. Mikha Tambayong akan berperan dalam film ini bersama Eva Celia, Marthino Lio, Donny Damara, Dimas Anggara, dan Kiki Narendra. Saya sendiri sebagai salah satu penikmat karya sinema Indonesia, cukup terkesima dengan berbagai penampilan Mikha di sejumlah judul film dan serial. Serial Teluh Darah dan Induk Gajah, salah duanya. Di Teluh Darah yang bergenre thriller, Mikha jadi pemeran utama bersama Lukman Sardi. Sedangkan perannya sebagai supporting role di serial Induk Gajah boleh dibilang cukup memukau dengan lawan main Marshanda dan Tika Panggabean sebagai pemeran utamanya. “Beruntung sekali saya punya kesempatan untuk berkontribusi di dunia sinema dengan sineas-sineas andal dan para aktor senior yang sangat mumpuni dalam berakting. Saya belajar banyak dari mereka dan sejujurnya semakin lama saya berkecimpung di dunia seni peran, rasa cinta itu semakin nyata adanya. Sebab begini, saya tidak pernah punya pengalaman akting. Saya bahkan tidak pernah bercita-cita jadi pemain film apalagi punya bakat dalam seni peran. Lain hal dengan musik yang sudah lama saya gemari dan saya tekuni dengan mengikuti kelas-kelas musik. Saya berlatih menyanyi sejak kecil karena memang ingin jadi penyanyi. Sehabis ikut ajang Gadis Sampul, saya tadinya ingin masuk dunia musik, tapi tawaran yang datang justru sebagai pemain sinetron. Namun ternyata arah yang tiba- tiba berbelok itu kadang justru membawa keberkahan. Saya tidak menyesal dulu pernah nekad mencoba masuk seni peran karena ketika saya sibuk kuliah dan sama sekali tidak main film, rasa rindu itu terasa luar biasa. Saya pun akhirnya menyadari keaktoran sejatinya bukan sekadar lahan pekerjaan untuk mencari nafkah, tapi sebuah bidang eksplorasi yang memungkinkan kita menyelami kehidupan dan karakter manusia lainnya. Benar-benar sebuah profesi yang sangat saya nikmati prosesnya,” cerita Mikha.
Jejak popularitas dan sumbangsih Mikha Tambayong dalam sinema ada pada karier keaktorannya. Empat tahun malang melintang di dunia sinetron, tahun 2012 Mikha menoreh jejak pertama dalam kancah sinema dengan berperan sebagai Larasati dalam film berjudul Fallin’In Love, dengan album soundtrack yang dinyanyikan sendiri olehnya. Dari situ, portofolionya kian panjang. Namanya tercatat sebagai pemain dalam berbagai judul film di antaranya adalah Slank Nggak Ada Matinya (2013), Promise (2016), Critical Eleven (2017), Buffalo Boys (2018), Belok Kanan Barcelona (2018), mengisi suara dalam Bahasa Indonesia dalam film Raya and the Last Dragon (2021), Sewu Dino (2023), serial Teluh Darah dan Induk Gajah, serta Kawin Tangan (2024), sebuah serial yang menempatkan Mikha dan aktor kenamaan Reza Rahadian sebagai pemeran utamanya. Dalam kurun waktu karier yang mungkin belum terlalu lama, Mikha telah meraih sejumlah penghargaan bergengsi yang menegaskan pengakuan atas kapabilitasnya berakting. Ia pernah masuk sebagai nominasi dalam ajang SCTV Awards 2009 kategori Aktris Pendamping Paling Ngetop untuk kiprahnya di sinetron Kepompong serta tercatat dua kali menjadi nominasi dalam perhelatan Festival Film Bandung tahun 2013 dan tahun 2017 untuk perannya dalam serial televisi Kinara dan film layar lebar Promise yang bergenre drama komedi romantis.
fashion Tory Burch.
“Saya berusaha menyeimbangkan antara kegemaran bermain peran dan kesenangan pada dunia musik karena keduanya membuat saya merasa ‘hidup’. Ketika bermusik, saya dapat mengekspresikan apa yang ada di hati dan pikiran saya. Sebuah dunia penuh kebebasan untuk bersuara dan berpendapat. Sedangkan seni peran menambah lapisan-lapisan ke dalam diri saya sebagai manusia. Saya belajar banyak dari beragam karakter yang dimainkan dan senang sekali bisa berkesempatan mencoba banyak peran. Boleh dibilang saya bertumbuh dalam perjalanan panjang. Kalau dulu saya berpikir seni peran itu hanya sebatas menghapal naskah dan semata-mata cuma mengikuti kemauan sutradara, kini saya menyadari ada proses panjang yang dilewati seorang aktor untuk memerankan karakter. Menggunakan perasaan dengan lebih ekspresif dan mengeluarkan emosi dengan tepat sasaran salah duanya. Ini menjadi menarik buat saya sebab seni peran telah berhasil membuat saya lebih peka. Selama ini pendekatan saya selalu berdasarkan analisis dan mengutamakan hal-hal teoritis ketimbang cara-cara emosional. Sejak kecil saya tumbuh jadi seseorang yang banyak berpikir, apa-apa diperhitungkan pertimbangan resikonya, segala sesuatu dicari dasar teorinya. Tapi begitu masuk dunia keaktoran, saya menemukan dunia berbeda. Sebuah wilayah yang memungkinkan saya untuk melakukan pembacaan terhadap karakter manusia dan kehidupan semesta. Bahwa ternyata tidak semua hal bisa dihitung dengan matematis. Ada faktor rasa yang berperan besar ketika saya belajar mengolah karakter. Kendati saya sebenarnya tidak pernah bercita-cita jadi pemain film, tapi saya kini jatuh cinta dengan pekerjaan yang mengajari saya banyak hal, termasuk soal emosi dan kehidupan itu sendiri,” ujarnya.
fashion Lanvin.
Mikha Tambayong boleh saja dikenal masyarakat luas sebagai seorang pemain film, namun ruang geraknya tak sebatas di lingkaran industri hiburan. Dunia tarik suara dan profesi keaktoran baru sebagian dari seluruh aktivitas kerja Mikha yang bisa kita bicarakan. Ketahuilah hari-hari Mikha Tambayong nyaris tak ada celah untuk bengong tak berbuat apa-apa. Kalaupun sedang tidak bekerja, ia memilih untuk bersosialisasi dan melakukan olahraga. Perempuan lulusan Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan serta peraih gelar pascasarjana Manajemen di Universitas Pelita Harapan dan Harvard Business School ini menjalankan bisnis kosultasi hukum dan pendampingan hukum bersama rekan-rekannya. Sebuah perusahaan biro hukum dengan nama Sisters & Co. Advocacy ini didirikan pada 2020 dan dijalankan oleh para perempuan dengan latar belakang ilmu hukum. Mikha juga terlibat sebagai salah satu aktivis muda di Yayasan Jantung Indonesia yang bertugas menyuarakan pentingnya edukasi perihal kesehatan jantung kepada generasi muda. Tak hanya itu, perempuan ini turut menjadi salah satu tenaga ahli di Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) yang membuat Mikha banyak berinteraksi dengan kaum muda di berbagai daerah di Indonesia, menyimak permasalahan dan mengikuti diskusi-diskusi terkait isu penting dalam ranah kepemudaan dan olahraga.
“Sejak pertama saya berkarier di industri hiburan, kedua orangtua selalu mengingatkan agar saya tidak melupakan pendidikan akademis. Terutama ibu, beliau beranggapan bahwa perempuan itu mutlak harus punya bekal kecerdasan. Tidak sebatas soal pendidikan formal, tapi sebagai anak perempuan saya diajarkan agar selalu haus ilmu pengetahuan dan senang belajar banyak hal. Saya harus selalu merasa ‘kurang pintar’ agar bisa menunduk dan mendengarkan untuk belajar. Dari percakapan sehari-hari dengan banyak orang, sampai pergumulan dengan buku- buku dan kelas-kelas perkuliahan. Ibu bilang, kemauan untuk belajar itu penting karena akan membentuk kita para perempuan jadi punya kemandirian. Dan tentu saya setuju, terlebih saya merasakan sendiri betapa pendidikan telah menciptakan dunia yang sama sekali berbeda. Ketika kuliah program sarjana, saya benar-benar merasakan keseruan hidup menjadi seorang mahasiswa. Sebuah fase di mana saya menjalankan kehidupan ‘manusia normal’, bukan seorang selebriti yang kerap diperhatikan gerak- geriknya. Sewaktu jadi mahasiswa pascasarjana lalu memiliki kesempatan kuliah di Harvard University, saya bertemu dengan banyak sosok profesional dari berbagai latar belakang. Tidak mungkin semua pengalaman akademis ini tidak memengaruhi diri saya. Dan pada akhirnya, saya punya pendekatan berbeda dengan jalan karier saya di mana saya tidak ingin hanya dikenal sebatas seorang entertainer atau pemain film. Saya ingin menggunakan popularitas ini sebagai platform atau medium untuk saya menyuarakan hal-hal penting, termasuk isu perempuan dan pendidikan. Dengan bekal pendidikan akademis serta pengalaman di luar keaktoran, saya jadi bertumbuh dengan cara berpikir yang lebih komprehensif yang dapat menopang perjalanan panjang saya sebagai pelaku di industri hiburan,” ujar Mikha.
fashion Lanvin.
Dalam hidup dan karier, Mikha Tambayong diberkahi oleh berbagai peluang dan potensi yang memungkinkan Mikha mengeksplorasi beragam kemampuan untuk kemudian menjadikan ruang-ruang itu sebagai tempatnya bertumbuh. Ketika bermain film, Mikha harus belajar menjadi orang lain. Sedangkan dengan bermusik, Mikha menjadi dirinya sendiri. Dan saat menjalani pekerjaan di bidang legal maupun aktivitasnya di kementerian, Mikha sesungguhnya sedang mengamalkan ilmu dan membuat pengetahuannya jadi berguna bagi kepentingan banyak orang. Dalam beberapa kalimat sederhana, ia menyimpulkan bagaimana pekerjaan di industri hiburan dan karier profesional masing-masing punya peran dan karakteristik yang ia butuhkan untuk menata jalan hidup dan masa depan. “Sebagai aktor, saya punya kebebasan untuk masuk ke dalam dunia yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya. Sedangkan musik selalu berhasil mengingatkan saya agar selalu menapak tanah dan merendahkan hati. Bermain musik rasanya seperti pulang ke rumah, tidak ada ekspektasi orang lain dan saya bisa menjadi diri sendiri ketika sedang bermusik. Soal pendidikan, saya sangat sadar bahwa pendidikan di negeri ini adalah sebuah privilese dan saya bersyukur bisa punya akses untuk menjalaninya. Menempuh pendidikan membuat saya punya bekal untuk menjalani masa depan karena apa yang saya miliki hari ini tidak akan bertahan selamanya. Kelak ketika saya tidak lagi punya ketenaran dan kesuksesan, maka apa yang tersisa dan berarti buat saya adalah pendidikan dan pengetahuan. Lebih jauh lagi, saya ingin berdampak untuk banyak orang. Mimpi dan ambisi bisa berubah seiring perjalanan waktu. Cita-cita bisa saja berganti di tengah-tengah rencana. Namun pada dasarnya, saya ingin kehadiran saya bukan semata-mata dipandang sebagai selebritas, melainkan seseorang yang punya pengaruh baik terhadap hidup orang lain. Ada satu kutipan menarik yang sampai hari ini saya pegang sebagai panduan, ‘If there’s only one life that you can touch, you’re successful’. Saya ingin melakukan banyak hal dalam karier dengan tujuan utama saya ingin berdampak positif pada kehidupan yang luas ini,” pungkasnya.