BEAUTY

1 September 2022

Ketidaknyamanan Proses Penuaan Sebagai Dampak dari Industri Kecantikan


Ketidaknyamanan Proses Penuaan Sebagai Dampak dari Industri Kecantikan

Photo by Getty Images

Teks oleh Deece Dewayani


Salah satu sumber insecurity terbesar yang dapat membuat rasa percaya diri seketika turun ke tingkat paling bawah adalah ketika melihat dan merasakan tekstur kulit dan bentuk tubuh yang rasanya tak lagi sekencang beberapa tahun yang lalu; atau saat tanda-tanda penuaan mulai muncul perlahan—namun pasti—seperti tampilan keriput, kerutan, garis halus, kulit kusam, kering dan kasar. Intinya, hampir semua hal yang terkait dengan tampilan fisik dan berkonotasi dengan kata “penuaan” mampu membikin hati gelisah dan khawatir. Karena bagi kebanyakan orang, urusan kulit wajah dan tubuh dapat terbilang sensitif. Jujur saja, memiliki tampilan yang awet muda adalah idaman hampir semua orang. Terutama bila usia sudah di atas 40 tahun, kulit dan tubuh yang kencang, glowing, bebas kerut dan halus bak artis Korea menjadi sebentuk cita-cita yang dikejar dengan gigih demi dapat menua dengan elegan (“aging gracefully”). 

Manusia sendiri memang tidak pernah ada puasnya. Yang muda ingin terlihat mature, sementara kian menua justru ingin tampak muda belia. Produk kecantikan yang memiliki kandungan anti-aging menjadi solusi utama yang hampir selalu dicari. Produk kecantikan yang mengandung formula anti-aging semakin gencar memenuhi etalase drugstore dengan rentang harga yang relatif terjangkau hingga butik perawatan dan kecantikan internasional yang dibanderol jutaan rupiah, mulai dari produk lokal hingga label gobal kenamaan; semua lengkap tersedia dengan segala macam ingridients yang menjanjikan. Belum lagi bertebaran iklan produk kecantikan maupun kemajuan teknik kedokteran yang mengaggungkan konsep anti-aging; seakan menjadi tua itu tabu. Apakah over-exploitation dalam ranah beauty industry masa kini ini lah yang sebetulnya mendorong persepsi banyak orang hingga takut menua? Ada apa dengan stereotip di indiustri kecantikan saat ini?


The power of advertising

Seiring berkembangnya industri media periklanan, iklan-iklan produk kecantikan kebanyakan menampilkan wacana kecantikan yang cenderung bias terhadap gender dan usia yang menjurus kearah ageism—jika mengiginkan tampilan cantik setiap saat maka harus selalu tampil muda; secara general yaitu bertubuh langsing dan berkulit mulus. Apalagi di masa sekarang ini yang segalanya serba visual, di mana mayoritas iklan produk kecantikan kerap menyorot konsep anti-aging dengan menggunakan tampilan perempuan muda yang notabene belum terlalu perlu menggunakan produk itu sendiri. Tentu hal ini terkait dengan pesan yang ingin disampaikan: agar di usia sedini mungkin sudah dapat melakukan perawatan wajah dan tubuh demi mencegah penuaan dini, seakan penuaan merupakan hal yang sebisa mungkin dihindari. 

Dilain pihak, semua pengiklan menginginkan agar iklannya sukses dilirik oleh pangsa pasar sehingga wajar ketika marketing campaign dibuat sedemikan menarik untuk mengambil hati para potential buyer dengan cara se-mainstream mungkin. 


Beauty is not age-driven concept

Ketakutan menjadi tua memiliki dampak besar pada gaya hidup seseorang, apapun sumber penyebab ketakutannya. Tak jarang segala cara diupayakan supaya bisa dianggap menarik dan awet muda. Mulai dari bentuk penanggulangan yang umum dengan pergi ke dokter untuk melakukan segala jenis modifikasi perawatan, ataupun mengambil jalan pintas dengan operasi plastik, atau yang coba-coba menggunakan beragam krim atau serum anti penuaan dini yang kini banyak tersedia. Banyak juga yang memilih untuk merubah gaya hidup jadi lebih sehat dengan mengatur pola makan dan olahraga. Apapun caranya, sumber utamanya karena ingin menjaga penampilan supaya tampil selalu awet muda. Dan apapun penyebabnya, belum tentu mutlak disebabkan oleh over-exposure produk anti-aging di masyarakat. 

Pada kenyataannya, manusia yang bisa dibilang aging gracefully bisa dihitung dengan jari. Itupun mungkin tetap dengan sentuhan good genes ataupun beauty secret recipes yang entah apa formulanya bisa sukses membuat mereka menjadi awet muda.  Too bad life is not always a fairy tale, walaupun bisa disulap supaya bisa tampil awet muda, tapi pada kenyataannya hukum alam tetap berjalan dan proses menua itu sendiri tidak bisa dihindari. Namun semua kembali lagi ke pilihan hidup. Tidak ada yang salah sama sekali dengan keinginan untuk dapat selalu tampak awet muda, apapun yang menjadi solusinya. Wrinkles should be celebrated as ‘beautiful’ in their own rightenjoy aging!