CULTURE

7 November 2023

Ajang Indonesian Contemporary Art & Design Hadirkan Manifesto Sarat Nilai Positif Sekaligus Emosional


PHOTOGRAPHY BY doc. Indonesian Contemporary Art & Design

Ajang Indonesian Contemporary Art & Design Hadirkan Manifesto Sarat Nilai Positif Sekaligus Emosional

Pameran Indonesia Contemporary Art & Design (ICAD) kembali menghadirkan pameran besar tahunan yang ke-13. Berlangsung dari 13 Oktober hingga 26 November 2023, pameran megah ini hadir dengan tajuk “FGL” atau Feel-Good Lab. Manifesto tema ini berfokus pada perasaan-perasaan positif yang dapat dirasakan seorang individu saat bereksperimen, bermain serta mengutak-atik; sebuah tindakan yang berasal dari rasa ingin tahu atau haus akan sesuatu yang baru.  Berlokasi di grandkemang Hotel Jakarta, aktivasi utama pameran ini dapat ditemukan di venue utama dan berbagai venue partner serta tempat publik lainnya di area Kemang melalui program Kemang 12730.



Tim Kuratorial ICAD 13, Amanda Ariawan sebagai Lead Curator dan Prananda L. Malasan sebagai Guest Curator menjelaskan bahwa manifesto “FGL” meyakini keyakinan bahwa sebagai manusia kita memiliki keselarasan dengan apa yang kita lakukan sehari-hari, sembari mengenali hak kita untuk mencapai perasaan sejahtera secara emosional di dalam hati. Lebih dalam Amanda Ariawan menambahkan, “berangkat dari manifesto tersebut, pameran ICAD 13 nantinya akan diperlakukan sebagai laboratorium eksperimental, untuk mencapai atau mengungkapkan pemikiran kritis seputar keadaan ini; ruang dimana seniman, desainer, dan publik dapat mengeksplorasi, mengaktifkan, dan mengolah perasaan mereka kembali.” Feel-Good Lab atau “FGL” diangkat sebagai sebuah kontemplasi sekaligus perayaan bagi para pencipta dan penikmat karya atas kekuatan transformatif emosi untuk menghasilkan serta mengeksplorasi kreativitas dan imajinasi.



Pameran ini menampilkan karya dengan berbagai skala dan ukuran yang menawarkan sudut pandang mendetail mengenai gagasan terkait kepedulian, humor, feel-good, serta emosi-emosi kontras di sekitarnya. Kontributor dalam pameran ini berjumlah 54 seniman dan desainer yang terdiri dari pelaku kreatif multidisipliner, kolektif dan komunitas yang bergerak di bidang seni, musik, desain, budaya dan juga material baru. Karya yang dipamerkan dibagi ke dalam 5 kategori yaitu Special Appearance, In Focus, Featured, Open Submission, dan Collaboration. Tahun ini, jumlah submission dari individu dan kolektif bertalenta meningkat dua kali lebih banyak daripada tahun lalu serta datang dari lingkup yang lebih luas yaitu, 18 kota dan 7 negara.



ICAD 13 tidak hanya menampilkan karya berupa instalasi, melainkan juga dalam bentuk pertunjukan. Selain itu, para pengunjung juga dapat mengikuti aktivasi lainnya seperti talkshow dan berbagai workshop seni. Walaupun secara umum karya pada pameran ini menganut manifesto “FGL”, terdapat subtema pokok yang tidak dibatasi sebagai berikut: perempuan dan kepedulian, alam dan kesejahteraan emosional, perjuangan hidup dan humor, yang nyata dan imajiner, kenangan pribadi dan kolektif. Persembahan ini menawarkan eksplorasi yang lebih mendalam mengenai hubungan antara satu aspek dengan aspek yang lainnya.


Membawa pembahasan mengenai perempuan dan kepedulian, salah satu seniman yang berkontribusi dalam pameran ini adalah Arahmaiani yang termasuk dalam kategori In Focus, seniman kontemporer Indonesia yang dikenal vokal dalam mengangkat isu sosial, kultural serta politikal. Dalam kesempatan kali ini, Arahmaiani secara kritis mengangkat aktivisme artistik mengenai kesuburan perempuan. Karya ini mengingatkan bagaimana perempuan merupakan subjek yang sering diposisikan berada di bawah kendali institutional. Selain Arahmaiani, Naufal Abshar yang termasuk dalam kategori Featured juga memamerkan hasil karyanya dengan membahas perjuangan hidup dan humor. Dalam karyanya, Naufal Abshar menggunakan humor sebagai alat untuk menunjukan ketidakacuhan kita dalam kehidupan sehari-hari dan dampaknya terhadap masyarakat. Instalasi ini dihadirkan dengan sentuhan kesan playful yang humoris.



Dalam kategori Special Appearance, ICAD 13 mempersembahkan sebuah tribute kepada Benyamin Suaeb, seorang ikon legendaris yang dikenal sebagai pemeran, pelawak, sutradara sekaligus penyanyi Indonesia. Pengaruh yang dibawa beliau tetap mengalir dalam budaya pop Indonesia hingga saat ini. Tribute ini diwujudkan dengan kolaborasi bersama Yayasan Benyamin Suaeb, Studio Woork, La Munai Records serta Cut & Rescue dalam menghadirkan karya anak muda kreatif yang mengangkat kehidupan sang ikon yang digambarkan secara dinamis dengan kata-katanya yang humoris namun kritis, tidak lupa dibalut dengan pendekatan multisegi dalam kreasi seni.