CULTURE

5 Juni 2023

Menyoroti Pengaruh Budaya K-pop dan Sosok ‘Idol’ Lewat Ekshibisi ‘BAKBAK! NANA! JJAJJA!’


Menyoroti Pengaruh Budaya K-pop dan Sosok ‘Idol’ Lewat Ekshibisi ‘BAKBAK! NANA! JJAJJA!’

photography Ayu Novalia

Korean pop music atau yang lebih akrab kita sebut K-pop, pada titik ini, telah menjadi bagian tak terpisahkan dalam playlist musik segenap masyarakat di berbagai belahan dunia. Mari akui, kita semua setidaknya punya satu lagu BTS, Blackpink, EXO, NewJeans—you named it—yang terus-menerus terngiang di kepala. Adalah fakta bahwasanya K-pop memang memiliki celah karisma yang sulit untuk ditampik. Perkara bahasa yang membuat liriknya mendorong kita berusaha lebih dalam memahaminya pun tak jadi kendala. Malah barangkali, buat para penggemarnya, Bahasa Korea selayaknya ‘kode komunikasi’ nan romantis antara mereka dengan sang idola. Saya hanya berasumsi mencoba memahami, tapi coba tanyakan pada teman Anda pencinta K-pop.

Terlepas dari itu, bukankah musik adalah bahasa universal? Kombinasi musik R n B, hip hop, elektronik, dan pop racikan musisi Korea Selatan berhasil menciptakan irama yang khas, yang pada kenyataannya mampu memikat telinga setiap pendengarnya. Dikemas dengan iringan koreografi tari superenergik sebagai bahasa tubuhnya. Tak heran bilamana dunia larut dalam ‘buaian’ K-pop.


Ketika merancang pameran kolektif BAKBAK! NANA! JJAJJA!, Baik Art Gallery sadar betul akan besarnya impak yang dihasilkan oleh K-pop. Judul pameran diadaptasi dari gabungan bahasa slang Korea, Bakbak! Nana! Jjjajja!. Terjemahannya mengekspresikan “kesuksesan”, “penekanan nilai”, dan “keyakinan sarat optimis”. Tiga substansi yang melatari narasi pameran ini. Alur pameran dibuka dengan rangkaian poster grafis kartunis representatif karya dalam pameran yang ditempel memenuhi dinding area foyer galeri. Menciptakan atmosfer street art yang kerap menyelimuti kafe-kafe tersembunyi hingga sederet jalanan distrik seni di Seoul. Di tengahnya, patung kelinci putih tampak tengah memeluk granat warna ungu yang terbakar sumbunya. Buwon Seo, seniman di baliknya, seolah-olah berkata bahwa dominasi K-pop saat ini belum mencapai titik ledakan yang sesungguhnya (tampaknya demikian dalam pandangan saya). Menyimak semakin banyak idola baru Korea Selatan yang bermunculan meramaikan jagat hiburan; perspektif tersebut rasanya tidak mengejutkan.

Patung karya Buwon Seo - BAKBAK! NANA! JJAJJA di Baik Art Gallery.

Musik pop Korea Selatan sebenarnya tidak tiba-tiba meledak dan ‘menjarah’ perhatian dunia. Di Asia, gelombang budaya populer Korea Selatan telah menegaskan eksitensi sejak akhir 1990-an. Kala itu, kita menyebutnya Hallyu (istilah yang dalam bahasa Tiongkok berarti Korean wave). Skala cakupannya mereferensikan segala sesuatu terkait budaya Korea Selatan, termasuk K-pop. Impaknya pun kian signifikan dalam dekade terakhir, dengan sejumlah boyband dan girlband yang berhasil menembus pasar global; unjuk gigi menduduki tangga lagu hit prestisius hingga tampil sebagai headline berbagai festival musik besar seperti Coachella. Menempatkan sederet figurnya di antara Rihanna, Beyoncé, Selena Gomez, Lady Gaga, Taylor Swift, Ariana Grande, Justin Bieber, The Weeknd, Nicki Minaj, Olivia Rodrigo, Billie Eilish, dan nama-nama lain yang mendominasi jajaran musisi populer era ini.

Satu hal yang berkonotasi erat dengan K-pop selain musik dan koreografi energik, ialah persona sang idolnya sendiri yang begitu dicintai oleh penggemar. Untuk alasan tersebut, Korean Idol menjelma sebagai subjek dalam pameran ini. Seorang musisi solo dan empat grup K-pop menginspirasi rangkaian karya lima perupa kontemporer—yang juga asal Korea Selatan—yang terlibat dalam diskusi ini selain Buwon Seo.

Guess who? L by Yerin

Patung BeauBeau karya Yerin

Bertajuk Guess who? L; Yerin melukis BeauBeau—karakter kucing yang senantiasa menjadi tokoh utama seninya—berbalut rona merah muda dalam lima gestur ceria. “L yang menjadi pusat inspirasi Yerin untuk mendasari nyawa BeauBeau dalam karya ini adalah grup vokal perempuan Le Sserafim,” dijelaskan oleh Renjana Widyakirana, kurator Baik Art Gallery. Le Sserafim bukan satu-satunya girlband yang menginspirasi seniman dalam membentuk narasinya di pameran ini. Mawz merengkuh inspirasinya dari girlband Aespa. Lewat lukisan pesawat (sebagaimana bentuk yang melambangkan sang idola) di atas awan, Mawz menyoroti kontrasnya perbedaan karakter Korean Idol ketika berada di atas panggung dan saat turun panggung.

BAKBAK! NANA! JJAJJA! di Baik Art Gallery

Lukisan karya Buwon Seo (kiri); Joy (kanan)

Berdampingan dengan seri lukisan Buwon Seo yang menerjemahkan salah satu lagu milik musisi Code Kuntz; NewJeans dan relasinya bersama Bunnies (julukan penggemar NewJeans) digambarkan oleh Joy dalam paras futuristis. Ia menggunakan cat minyak kombinasi warna yang digurat secara cermat hingga menciptakan visual serupa kolase. Hubungan antara Korean Idol dengan penggemarnya turut dibicarakan Jinwoo Kim. Seniman yang dikenal lewat karya-karya lanskap itu menuturkan bagaimana sang idola mendamba dan berharap untuk dapat menyapa para penggemar tidak melalui layar media elektronik kala masa pandemi. Sang idola dimanifestasi lewat wujud 7 kupu-kupu biru yang terbang di atas lautan. “Tujuh kupu-kupu biru itu diilhami oleh boyband BTS,” ungkap Renjana. 

Lukisan karya Mawz (kiri); dan karya Jinwoo Kim (kanan).


BAKBAK! NANA! JJAJJA! terbuka untuk publik mulai 25 Mei – 25 Juni 2023.