5 Desember 2024
Konser Iskandar Widjaja di Jakarta Concert Hall Memikat Penonton dengan Harmoni Musik Eksperimentalnya
PHOTOGRAPHY BY Instagram @iskandar.widjaja
Vanessa Luthfi
TEXT: Vanessa Luthfi
Sosok Iskandar Widjaja melampaui profesi semata musisi. Ia adalah seorang seniman visioner yang mendefinisikan ulang batas-batas musik lewat gesekan busurnya. Barisan karya musik yang “hidup” dan sarat gairah, seolah menjalin keanggunan komposisi klasik bersama energi suara modern. Penguasaannya atas biola tak lebih dari sekadar teknik, namun juga menciptakan harmoni inovatif yang memadukan tradisi dengan bakat kontemporer.
Pakar parfum lokal, Alchemist, sekali lagi bekerja sama dengan pemain biola ternama, Iskandar Widjaja untuk menciptakan simfoni wewangian yang menawan. Menyusul kesuksesan kolaborasi mereka sebelumnya yang memadukan seni musik dengan dunia wewangian dan mengangkat filosofi Scent for All Senses, mereka dengan senang hati memperkenalkan inovasi terbaru. Iskandar dengan hati-hati memilih Alchemist sebagai mitranya karena hubungan mendalam yang dirasakan antara visi artistiknya dan parfum khas yang menggugah yang terkenal dari Alchemist. Kolaborasi ini merupakan sebuah eksplorasi mendalam mengenai berbagai bentuk seni dapat saling melengkapi dan menyempurnakan satu sama lain.
Pertujukan prestisius yang telah diselenggarakan di Jakarta Concert Hall ini menjanjikan sesuatu yang lebih dari sekadar pertunjukan musik. Konser ini membawa filosofi bahwa Music is Not Only Kind to Your Ears But to All of Your Senses dirancang sebagai pengalaman multisensorik, mengundang para penonton untuk melibatkan indera mereka dan membenamkan diri dalam suasana di mana melodi biola Iskandar yang mempesona berpadu dengan aroma yang kaya dan berlapis-lapis yang dimiliki oleh Alchemist. Saat penonton mendengarkan musik yang sangat indah, mereka juga memiliki kesempatan untuk merasakan wewangian indah milik Alchemist sehingga terjadinya interaksi yang unik antara suara dan aroma. Pengalaman imersif ini bertujuan untuk memperdalam apresiasi terhadap kedua bentuk seni dan kemampuannya untuk membangkitkan emosi dan kenangan. Melalui kolaborasi inovatif ini, Alchemist menegaskan kembali dedikasinya untuk mendorong batas-batas kreativitas dalam industri parfum, sementara Iskandar terus mengeksplorasi dimensi baru dalam perjalanan musiknya. Bersama-sama, mereka mengajak para pengunjung untuk masuk ke dalam dunia di mana wewangian dan musik hidup berdampingan, menciptakan sebuah perayaan yang harmonis antara kreativitas dan kesenian.
Konser Iskandar Widjaja: The Show Live in Jakarta yang diselenggarakan pada tanggal 16 November 2024 silam, di Jakarta Concert Hall, menampilkan bakatnya sebagai alkemis musik, mengubah melodi klasik menjadi komposisi yang segar dan kontemporer. Berkolaborasi dengan musisi berbakat seperti Stephanie Onggowinoto, Jakarta Strings, dan AE Move Dancers yang semakin menyempurnakan palet musiknya. Sepanjang pertunjukan yang mencakup 20 lagu, Iskandar membawa penonton dalam perjalanan musik yang tak terlupakan, mulai dari balada klasik yang menyentuh hingga irama musik elektronik yang energik.
Salah satu kejutan menarik dalam konser Iskandar Widjaja adalah pembukaan yang memberikan kesan nostalgik. Paduan suara anak-anak yang menyanyikan lagu tradisional seperti Potong Bebek Angsa dan Bungong Jeumpa sambil menari tarian Aceh, menciptakan suasana yang meriah dan penuh kehangatan. Kontras dengan ekspektasi awal penonton akan konser klasik, Iskandar kemudian membawa penonton dalam perjalanan musikal yang kaya dengan variasi. Bagian pertama pertunjukan, yang didominasi oleh karya-karya klasik seperti Nocturne Op. 9 No. 2 dan Für Elise yang berhasil menciptakan suasana yang intim dan elegan. Namun, kejutan terbesar datang ketika Iskandar membawakan aransemen unik dari lagu-lagu anime, yang ia pilih berdasarkan koneksi pribadi dan emosi yang mendalam. Dengan gaya bermain biola yang khas, Iskandar berhasil menyatukan berbagai genre musik dan menciptakan pengalaman konser yang tak terlupakan.
Pada pertunjukan Iskandar Widjaja tidak hanya memainkan biola, namun ia hidup dalam setiap notanya. Gerakan tubuhnya yang penuh ekspresi seakan menjadi perpanjangan dari musik yang ia ciptakan. Pada bagian kedua konser, kita disuguhi karya-karya originalnya yang kaya akan eksperimen. Dengan mahir, ia memadukan elemen musik klasik dan modern, seperti dalam aransemennya untuk lagu-lagu anime karya Studio Ghibli, seperti Princess Mononoke dan Spirited Away. Tidak hanya itu, Iskandar juga mengajak penonton berdendang bersama dalam lagu Never Enough dan bahkan ikut menari bersama penari dalam aransemen karya lagunya sendiri berjudul Hip Hop Symphony dan Liberdanza. Pertunjukannya yang dinamis membuktikan bahwa musik tidak hanya didengar, tetapi juga dirasakan dengan seluruh jiwa.
Dalam wawancara eksklusif dengan Elle Indonesia, Iskandar Widjaja berbagi kisahnya.
Iskandar, mengingat jadwal Anda yang padat, sudah berapa banyak konser yang sudah Anda selenggarakan sepanjang tahun 2024?
"Dalam sebulan, saya bisa tampil dua hingga tiga kali.”
Dalam salah satu interview, Anda pernah menyebutkan bahwa alasan memilih biola sebagai alat musik utama karena biola memiliki banyak nuansa. Bisa Anda jelaskan lebih detail?
"Biola memiliki nuansa yang sangat kaya, hampir seperti suara manusia. Saya merasa terhubung secara emosional dengan instrumen ini. Selain itu, saya tumbuh dalam keluarga yang dekat dengan musik, salah satunya kakek saya merupakan seorang musisi Indonesia. Jadi, kecintaannya saya pada musik sudah tertanam sejak kecil, berkat pengaruh keluarga yang sangat mendukung saya. Saya juga menyukai alat musik biola karena bagi saya adalah kanvas yang sangat luas. Saya bisa mengekspresikan berbagai emosi, dari yang paling lembut hingga yang paling liar”
Dalam industri musik yang terus berubah, bagaimana cara Anda menjaga agar musik Anda tetap original dan mencerminkan identitas diri Anda?
“Saya suka bereksperimen dengan banyak hal. Ada penelitian mengenai orang yang suka memainkan biola, memiliki kecenderungan untuk banyak berimajinasi. Maka dari itu, saya suka berimajinasi dan bereksperimen dengan karya-karya saya. Sebelum saya membuat karya, saya juga selalu melibatkan pencarian pertanyaan pemantik untuk membangkitkan ide-ide.”
Anda dikenal karena kemampuan menghadirkan nuansa baru pada permainan biola. Anda tidak hanya mahir dalam musik klasik, tetapi juga berani bereksperimen dengan berbagai genre. Melihat penampilan Anda, apa inspirasi di balik pemilihan lagu-lagu yang begitu beragam?
“Saya terinspirasi oleh cerita-cerita dalam anime yang penuh emosi dan imajinasi. Saya ingin menghadirkan nuansa tersebut dalam musik saya. Untuk pemilihan lagu-lagu anime, soundtrack film The Greatest Show, hingga lagu tradisional, semuanya didasarkan pada perasaan dan koneksi pribadi saya sendiri yang saya rasakan di setiap lagu.”
Apakah ada momen khusus selama persiapan maupun pertunjukan hari ini yang meninggalkan kesan mendalam bagi Anda?
“Ada banyak sekali momen yang menarik, tapi ada salah satu kejadian lucu sebelum konser hari ini, saya yang terlalu fokus dengan penampilan, saya melupakan satu hal krusial pada penampilan hari ini, yaitu mikrofon saya tertinggal di rumah. Saya sempat panik karena bagaimana saya melangsungkan konser tanpa mikrofon? Namun, dengan bantuan tim-tim saya masalah itu bisa cepat teratasi dan bisa melanjutkan pertunjukan. Itu adalah momen yang cukup menegangkan, tapi juga lucu jika diingat.”