LIFE

10 April 2019

Mien Uno: Menginspirasi dengan Integritas


Mien Uno: Menginspirasi dengan Integritas

Kami berbincang dengan Mien Uno, sosok inspiratif yang menekankan pentingnya kekuatan dan kelembutan seorang perempuan.

Sosok perempuan modis, elegan, serta dikenal pula sebagai perempuan tangkas dan cerdas. Perempuan kelahiran Indramayu, 23 Mei 1941 ini tak bisa dilepaskan dari Sekolah Pengembangan Pribadi John Robert Powers di mana ia sempat menjadi pemimpin sekolah tersebut. Mien lantas mendedikasikan dirinya untuk menyebarkan pengetahuan perihal etiket dan pengembangan diri. Nilai-nilai integritas yang lantas ia wariskan kepada anak didiknya di Mien R. Uno Foundation, yayasan yang mengedepankan prinsip integritas dan semangat kewirausahaan. Seturut bidang yang digelutinya, dalam kehidupan sehari - hari, ia senantiasa menggenggam kesadaran akan pentingnya perilaku (behaviour), kecerdasan (brain), dan kecantikan (beauty). Ketiga hal yang terus ia jaga dan pelihara. Lahir dengan nama Rachmini Rachman, Mien menyelesaikan studi Administrasi Pendidikan di IKIP Negeri, Bandung. Tahun 1973, Mien pindah ke Jakarta dan sempat belajar di Martha Tilaar Beauty Gallery. Ia kemudian dipercaya untuk menangani acara Dunia Wanita di stasiun televisi TVRI. Seiring kesenangannya pada busana kebaya, Mien aktif memperkenalkan kain tradisional Nusantara dan bergabung dalam Himpunan Pencinta Kain Tenun dan Batik pada 1975. Ia lantas bergelut dalam dunia usaha dan diangkat menjadi Sekretaris Jenderal Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) pada 1978, ia satu dari sekian banyak perempuan yang memosisikan dirinya dalam peran ganda. Mien Uno mengejar kesempatan dan menerima tantangan di lingkup profesi, namun juga tak ingin terjebak dalam status ‘superwoman’. Ibu dari dua orang anak laki-laki ini menilai bahwa keseimbangan nyaris selalu diperlukan, termasuk dalam menjalani hidup sebagai perempuan. Kesuksesan setinggi apapun, harus diimbangi dengan terpeliharanya kodrat perempuan sebagai pembentuk nilai-nilai moral dalam keluarga. Menurutnya, perempuan Indonesia tak lagi hanya dibatasi dalam urusan domestik atau sekadar berada di garis belakang. Perempuan pantas menjadi ujung tombak dan mampu berkiprah nyaris di segala bidang kehidupan dan profesi. mien uno Melalui Mien R. Uno Foundation, Anda memiliki fokus pada peningkatan kualitas generasi muda melalui  pendidikan dan kewirausahaan. Bagaimana upayanya? “Tahun 2000, yayasan Mien R. Uno Foundation (MRUF) didirikan suami saya, Razif Halik Uno, atas dasar kesadaran tentang betapa pentingnya pendidikan sebagai senjata untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Kami memfokuskan diri pada upaya peningkatan kualitas melalui pendidikan dan kewirausahaan. Harapannya agar lahir para pengusaha-pengusaha muda yang produktif dan mandiri, serta mampu membawa perubahan nyata bagi masyarakat sekitarnya. Ini kami wujudkan melalui program Entrepreneur Development Scholarship for Youth (ENVOY) yang ditujukan bagi generasi muda yang berasal dari keluarga berpendapatan rendah. Melalui pelatihan dan bimbingan, mereka dapat membuka lapangan pekerjaan sekaligus memperkuat ekonomi masyarakat. Kami ingin menciptakan pengusaha muda khususnya dari kalangan mahasiswa melalui kemandirian dan kemajuan usaha mikro di Indonesia. Saya selalu percaya, jika kita memberi ikan pada seseorang, maka mereka akan hidup sehari. Kalau kita kasih kail, mereka mampu hidup lebih lama. Namun jika kita berikan ilmu membuat kail, seseorang akan mampu menghidupi lebih banyak orang lagi.” Apa sebab Anda menekuni persoalan pengembangan diri? “Saya lahir dari orangtua seorang pendidik. Ayah sempat menjadi kepala sekolah di Hollands Inlandsche School (HIS), di seberang Kali Cimanuk, Jawa Barat. Saya selalu diingatkan untuk bersikap santun, hormat kepada orang lain, dan selalu jujur. Didikan soal integritas ini begitu membekas dalam benak saya. Sesuatu yang mungkin terdengar tidak penting, tapi sesungguhnya persoalan ‘attitude’ ini bisa mengubah arah hidup seseorang. Bahkan pembangunan suatu bangsa tak bisa dilepaskan dari keseriusan untuk menangangi sumber daya manusianya.” Bagaimana Anda memosisikan diri sebagai perempuan di kerasnya dunia bisnis? “Menjadi sangat mustahil bagi perempuan untuk pergi ke luar rumah tanpa meninggalkan sisa-sisa tanggung jawab di rumah. Saya tidak akan sanggup melewati berbagai peran tanpa dibantu dan didukung orang-orang sekitar saya. Sebagai perempuan, tentu kita harus berdaya dan kuat. Kemandirian perempuan itu sangat luar biasa. Namun perempuan harus bisa berkarya dan menunjukkan kapabilitas dalam kesantunan. Saya tidak ingin karena kita berjenis kelamin perempuan, maka kita merasa superior dibanding yang lain. Perempuan pun tetap harus mendengarkan orang lain dan menghargai perbedaan pendapat. Jangan keliru memahami kekuatan dengan kekasaran dan tak tahu aturan. Kekuatan itu juga bisa hadir dari kelembutan tutur kata dan keanggunan tingkah laku.” Ada ungkapan, ‘Knowledge is power’. Bagaimana Anda melihat peran kecerdasan dalam diri perempuan? “Kecerdasan itu penting, tapi karakter ikut menentukan siapa diri Anda sebenarnya. Apa artinya menjadi pintar jika perangai Anda buruk dan menyakitkan hati orang lain? Apa yang bisa kita pahami dari seseorang yang pintar tapi gemar berkata kasar dan tidak santun pada orang-orang sekitarnya? Menurut saya, kecerdasan harus diiringi oleh karakter-karakter baik. Kita memerlukan kecerdasan sebagai senjata pamungkas untuk mengubah dunia. Namun ia tak bisa berdiri sendiri. Ia harus bersama kerendahan hati, empati, kejujuran, dan kepekaan untuk selalu sigap membantu orang lain. Perpaduan aspek-aspek tersebut yang menghasilkan kecerdasan paripurna seorang perempuan.”   (Photo: DOC. ELLE Indonesia, photography MICHAEL TIMOTHY, styling GISELA GABRIELLA)